Pilu Gempa Nepal, Mencari Jasad di Reruntuhan dengan Mangkuk-Piring

Pilu Gempa Nepal, Mencari Jasad di Reruntuhan dengan Mangkuk-Piring

BBC Indonesia - detikNews
Rabu, 08 Nov 2023 16:32 WIB
Keluarga berduka ketika pemakaman korban gempa digelar di Chiuri. (Getty Images)
Jakarta -

Lebih dari 150 orang tewas dan 350 lainnya terluka akibat gempa bumi di Nepal barat.

Ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan menghabiskan malam di luar ruangan di tengah cuaca yang sangat dingin.

Puluhan gempa susulan juga mengguncang distrik-distrik yang sebelumnya terkena dampak paling parah di Jajarkot dan Rukum Barat sejak Jumat (03/11).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kremasi massal korban gempa

Sungai Thuli Bheri mengalir seperti biasa di kaki Desa Chiuri, yang berada di wilayah Kotamadya Nalgad di Jajarkot. Lokasi itu terletak sekitar 300 kilometer sebelah barat Kathmandu.

Di antara suara gemericik air, kini terdengar rintihan di pinggir sungai tersebut. Para warga yang berduka berdiri di samping 13 jasad, termasuk perempuan dan anak-anak,

ADVERTISEMENT

Karena begitu sedih, beberapa perempuan sampai tak sadarkan diri. Mereka akhirnya dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans.

Kremasi massal di Nepal.BBCDi Chiuri, total 13 jasad dikremasi massal.

Enam jasad ditempatkan di satu tumpukan kayu, sementara yang lainnya di tumpukan kayu terpisah untuk kemudian dibakar. Semua korban dari desa tersebut kehilangan nyawanya pada Jumat malam.

Baca juga:

Secara keseluruhan, ada 186 rumah di Chiuri. Di kawasan Dsalit, seorang warga bernama Hire Kami meninggal dunia bersama istri dan kedua anaknya.

Tetangga dan kerabat mereka meyakini Hire Kami seharusnya dapat diselamatkan jika ada respons lebih cepat.

"Teriakan dan isak tangis memenuhi seluruh desa di tengah malam. Tak ada dari kami yang dapat berpikir jernih," ujar Hari Bahadur Chunara ketika mengingat malam mengerikan itu.

"Hire Kami masih sempat berbicara ketika kami melihat (ke arah tempat ia ditemukan)."

Warga perempuan harus tidur di ruang terbuka di Nepal.Getty ImagesWarga Nepal yang selamat dari gempa harus bermalam di luar, di tengah cuaca dingin.

Seorang pemuda, Hattiram Mahar, juga sempat berupaya menyelamatkan Hire Kami. Menurutnya, para warga desa saat itu menggali puing-puing rumah dengan mangkuk, piring, dan perkakas rumah tangga lainnya untuk menyelamatkan keluarga yang tertimbun.

"Dia berteriak, 'Saya di sini!' Lalu kami pergi ke sana," kata Mahar sembari menunjuk ke arah jasad saudaranya ditemukan.

"Namun, sekarang kami harus mengucapkan salam perpisahan dengannya seperti ini."

Sama seperti Mahar, Hire Kami juga bekerja di Nepal. Mereka sama-sama datang dari India hanya beberapa hari sebelum gempa menerjang dan berencana pulang setelah perayaan Tihar, salah satu festival terbesar di Nepal.

Salah satu putri Hire Kami sendiri berhasil selamat. Dia pingsan setelah mengetahui seluruh keluarganya meninggal dunia, kecuali saudara perempuannya. Ia akhirnya dibawa dengan ambulans untuk menjalani perawatan.

Ketika pemakaman selesai, para warga menyeberangi jalan dan mendaki ke arah desa mereka yang sudah hancur lebur.

Desa di Nepal hancur lebur akibat gempa.Getty imagesWarga menggunakan perkakas rumah tangga untuk mencari korban gempa.

Para korban selamat gempa Nepal menanti bantuan

Kabupaten Nalgad di Jajarkot merupakan salah satu yang paling terkena dampak gempa. Merujuk pada data Kantor Informasi Kabupaten, Juna Shahi, sebanyak 52 orang tewas di sana.

Meski demikian, kini kekhawatiran mulai bergeser pada cara untuk melindungi korban selamat.

Seorang warga yang sedang menanti bantuan, Hari Bahadur Chunara, mengatakan saat ini tak ada tempat berlindung baginya. Dia juga tak tahu kapan bantuan akan datang, terutama material yang dapat digunakan untuk pembangunan kembali.

Hattiram Mahar mengkhawatirkan khususnya anak kecil yang harus dilindungi di tengah kedinginan.

"Mereka harus menghabiskan malam di luar ruangan. Akan sangat membantu jika punya tenda-tenda," katanya.

Baca juga:

Di sisi lain Sungai Thuli Bheri, tepatnya di Kabupaten Aathbiskot, seorang warga bernama Ganesh Malla terkapar di rumah sakit setelah diselamatkan menggunakan helikopter.

"Dua putri saya meninggal. Istri dan anak saya juga terluka. Saya bahkan tak tahu kapan mereka bisa mendapatkan perawatan," tutur Malla.

Kebanyakan korban terluka tak dapat teridentifikasi ketika dibawa ke rumah sakit di pagi hari setelah gempa mengguncang.

"Di awal, kami memulai perawatan dengan menuliskan nomor-nomor seri seperti 'Kasus-1' atau 'Kasus-2'. Beberapa dari mereka bahkan tak punya pakaian, jadi kami memberikannya," ucap seorang dokter operasi ortopedi di rumah sakit di Aathbiskot, Padam Giri.

Menurutnya, saat ini sekitar 30 orang yang terluka dirawat di rumah sakit tempatnya bekerja.

Seorang dokter memeriksa korban gempa Nepal.BBCKorban luka akibat gempa Nepal dirawat di rumah sakit.

Pusat gempa Nepal

Dampak gempa dilaporkan relatif lebih ringan di Barekot, daerah di mana pusat gempa berada.

Seorang guru, Ganesh GC, mengatakan kepada BBC bahwa hampir di seluruh area terdampak, rumah-rumah yang terbuat dari lumpur dan batu memang hancur.

Kebanyakan rumah hancur berkeping-keping. Beberapa tembok runtuh, sementara yang lainnya retak parah.

Namun, tak ada kerusakan pada rumah-rumah yang terbuat dari bata dan semen.

"Setiap ada banjir atau longsor, kerusakannya hanya dirasakan yang miskin. Gempa ini juga menyerang yang miskin," kata Ganesh GC.

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads