Penuturan Warga Gaza Terpaksa Minum Air Kotor karena Tak Ada Pilihan Lain

Penuturan Warga Gaza Terpaksa Minum Air Kotor karena Tak Ada Pilihan Lain

BBC Indonesia - detikNews
Kamis, 19 Okt 2023 08:32 WIB
Jalur Gaza berada dalam krisis sejak Israel memutus pasokan air dan listrik (Getty Images)
Gaza City -

Jalur Gaza kini berada dalam krisis kemanusiaan sejak Israel memutus pasokan air dan listrik. Lalu bagaimana masyarakat di sana mendapatkan air?

Mahmoud Abdel Hakim menunggu giliran untuk mengambil air dari sebuah tangki di Kota Gaza. Dia terlihat kelelahan, tetapi dia terus menunggu karena air itu penting untuk menghidupi istri, orang tua, dan dua anaknya.

Pria berusia 32 tahun itu mengantre bersama puluhan orang lainnya untuk mengisi wadah air besar maupun berukuran kecil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka tidak punya banyak pilihan -- airnya tercemar -- tapi hanya itu yang tersedia.

Mahmoud mengatakan rasa airnya begitu asin, hampir seperti air laut.

ADVERTISEMENT

"Saya meminum air yang tercemar karena saya tidak punya pilihan lain. Saya sekarang membeli satu barel air seharga 50 shekel Israel [hampir Rp200.000]."

"Sebelumnya, dan dalam kondisi-kondisi terburuk, kami biasanya membayar paling banyak 20 shekel {Rp78.000]," katanya.

Sejak Israel memutus aliran air dan listrik sebagai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober lalu yang menewaskan lebih dari 1.400 orang, Jalur Gaza kini berada dalam krisis kemanusiaan.

Air yang kotor dan tercemar kini bahkan dijual dengan "harga meroket".

"Jika saya beruntung, saya akan dapat mengisi satu barel untuk tiga hari ke depan, yang kemudian akan saya bagikan kepada keluarga saya, orang tua saya, dan 35 pengungsi Palestina lainnya."

Keluarga Mahmoud telah memutuskan tetap tinggal di Kota Gaza, meskipun ada perintah Israel untuk segera pergi di tengah serangan udara besar-besaran dan kekhawatiran militer Israel melancarkan serangan darat.

Pengulangan jawaban yang umum terdengar di jalanan ketika orang-orang ditanya mengapa mereka tidak pindah ke selatan -- 'Ke mana kami akan pergi dan apa yang akan kami makan?'.

Keluarga-keluarga di wilayah tersebut mengatakan mereka berusaha mendapatkan beberapa liter air untuk bertahan selama beberapa hari.

Keluarga-keluarga di wilayah tersebut mengatakan mereka berusaha mendapatkan beberapa liter air untuk bertahan selama beberapa hari (Getty Images)

Lebih dari 3.500 orang telah tewas dan 12.500 lainnya terluka di Jalur Gaza sejak dimulainya serangan udara Israel, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

"Sekarang tentara Israel telah memperingatkan bahwa mereka juga akan mengebom lingkungan ini," kata Mahmoud, suaranya penuh emosi.

Sekitar 500 liter air yang telah dibeli Mahmoud akan dibagikan kepada 38 orang. Ini akan dijatah dalam jumlah besar, disimpan dalam panci dan wajan.

Dia lalu membagikan sebuah video ke BBC yang menampilkan keran dapur di rumah keluarganya - tidak ada setetes air pun yang tersedia.

Keluarganya hanya minum pada waktu-waktu tertentu dalam sehari dan mandi secara bergiliran. Hampir tidak ada air tersisa untuk memasak.

Baca juga:

Menurut penduduk setempat di Jalur Gaza, warga Palestina terpaksa mengambil air dari sumur, yang kemudian dipompa ke truk-truk besar. Truk-truk tersebut melakukan perjalanan ke berbagai lingkungan dan menjual air.

Kelangkaan air telah mempersulit keluarga yang memiliki anak.

"Anak-anak kelaparan jadi saya terpaksa membuatkan mereka popcorn, karena hanya itu yang tersisa," kata Nahed Abu Harbied, yang tinggal bersama saudari perempuannya dan tujuh keponakannya di Tal-al-Hawa, lingkungan lain di wilayah barat dari Kota Gaza.

Rumahnya diselimuti kegelapan sejak Israel memutus aliran listrik.

Nahed menunjukkan satu wadah plastik berisi air dan mengatakan hanya ini yang tersisa. Mereka tidak tahu dari mana sumber air selanjutnya akan diperoleh.

pasokan listrik gaza

BBC

Lantaran minimnya ketersediaan air, PBB mewanti-wanti agar masyarakat waspada terhadap penyebaran penyakit.

"Orang-orang akan mulai sekarat tanpa air," kata Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dalam sebuah pernyataan.

Masyarakat menghadapi ancaman penyakit karena air minum yang kotor, serta infrastruktur yang rusak.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan tingkat kontaminasi air di Gaza "sangat tinggi dan memperingatkan akan terjadinya "epidemi serius.

Dalam satu minggu tanpa air bersih, terjadi banyak kasus diare pada anak-anak, kata Dr Ramy Al-Abadla, direktur departemen kesehatan primer di Kementerian Kesehatan Gaza.

Ia menambahkan, minimnya kebersihan tubuh telah menyebabkan penyakit kulit di kalangan pengungsi, termasuk cacar air.

Israel baru-baru ini mengatakan akan kembali melanjutkan pasokan air ke bagian selatan Jalur Gaza.

Sebuah lokasi pembagian air disebut telah dibuka di sebelah timur Khan Younis, di depan kamp pengungsi Bnei-Sahilah. Namun beberapa penduduk setempat mengaku belum menerima apa pun.

Mouna Zaki, seorang ibu Palestina yang melarikan diri bersama keluarganya ke kota Rafah di selatan, mengatakan tidak ada air yang mencapai mereka selama 10 hari.

"Kami membeli air yang tercemar seharga 200 shekel [Rp782.000] per barel," katanya.

Warga Palestina menunggu untuk membeli roti setelah Israel membatasi area layanan dasar seperti air, listrik, dan makanan di Khan Younis.

Ratusan ribu orang dari utara Gaza telah melarikan diri ke Khan Younis (Getty Images)

Meski pasokan air mungkin akan dibuka kembali, warga mengatakan itu tidak akan cukup jika tidak ada aliran listrik yang memompa air ke bangunan tempat tinggal.

UNRWA mengatakan bahwa hanya satu pipa air yang dibuka selama tiga jam di Jalur Gaza selatan, "mengalirkan air yang terbatas hanya untuk setengah penduduk Khan Younis.

PBB mengatakan hanya 14% dari populasi 308.000 orang di Jalur Gaza yang mendapat manfaat dari program ini.

Namun, seorang pejabat Israel, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada BBC bahwa pasokan air telah kembali normal di wilayah selatan.

Mereka mengatakan Israel hanya menyuplai 8-10% pasokan air di Jalur Gaza.

"Sebagian besar air di Jalur Gaza berasal dari pompa air lokal," kata pejabat Israel tersebut.

"Ada generator untuk memompa air tetapi Hamas tidak memasok bahan bakar, melainkan menggunakannya dalam kegiatan teroris mereka."

Lihat Video: Dokter di Palestina: 40% Korban Ledakan di RS Gaza Anak-anak

[Gambas:Video 20detik]




(nvc/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads