3 Jam Usai Melahirkan, Ibu-Bayi Ngungsi ke Tenda gegara Gempa Maroko

3 Jam Usai Melahirkan, Ibu-Bayi Ngungsi ke Tenda gegara Gempa Maroko

BBC Indonesia - detikNews
Senin, 11 Sep 2023 16:30 WIB
Bayi Khadijah lahir beberapa menit sebelum gempa hebat mengguncang Maroko yang mengakibatkan ribuan orang meninggal. (BBC)
Jakarta -

Bayi Khadijah belum punya nama, tapi dia kini harus tinggal di sebuah tenda di pinggir jalan.

Ia dilahirkan hanya beberapa menit sebelum gempa mematikan di Maroko terjadi pada Jumat malam.

Meskipun ibu dan putrinya itu tidak terluka, rumah sakit di Marrakesh - tempat mereka dirawat - telah dievakuasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah pemeriksaan singkat, Khadijah dan bayinya diminta keluar hanya tiga jam setelah persalinan.

"Mereka mengatakan pada kami bahwa kami harus pergi karena khawatir akan terjadi gempa susulan," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Bersama bayi yang baru lahir, Khadijah dan suaminya menaiki taksi pada Sabtu pagi ke rumah mereka di Taddart, Pegunungan Atlas, atau sekitar 65 kilometer dari Marrakesh.

Akan tetapi dalam perjalanan ke sana, mereka menemukan jalan ditutup akibat tanah longsor.

Perjalanan mereka pun hanya sampai Desa Asni.

Sejak saat itu keluarga tersebut tinggal di tenda di pinggir jalan utama.

"Saya belum menerima pertolongan atau bantuan apapun dari pihak berwenang," kata Khadijah kepada kami sambil menggendong bayinya yang sedang berlindung dari terik matahari di bawah terpal tipis.

"Kami minta selimut kepada beberapa orang di desa ini, jadi kami punya sesuatu untuk melindungi dan menghangatkan diri."

Dari situ, mereka membangun tenda sederhana. Khadijah memberi tahu kami bahwa dia hanya memiliki satu set pakaian untuk bayinya.

"Kami hanya punya Tuhan," imbuhnya.

Teman dari kampung halaman mereka memberi tahu keluarga tersebut bahwa rumah mereka rusak parah, dan mereka tak tahu kapan bisa mendapatkan rumah yang layak untuk ditinggali.

Melampiaskan amarah

Tidak jauh dari tenda Khadijah ada tanda-tanda rasa frustrasi yang semakin besar, karena sedikitnya bantuan yang menjangkau kota atau desa-desa di daerah pegunungan di bagian selatan Marrakesh.

Desa Asni hanya berjarak 50 kilometer dari Marrakesh, tapi masyarakat sekitar berkata mereka sangat membutuhkan pertolongan.

Sekelompok orang yang marah lantas mengepung seorang wartawan lokal -melontarkan rasa frustrasi mereka padanya.

Sekelompok yang marah menunggu bantuan.BBCSekelompok yang marah menunggu bantuan.

"Kami tidak punya makanan, kami tidak punya roti atau sayur-sayuran. Kami tidak punya apa-apa," kata seorang pria di antara massa yang tak mau disebutkan namanya.

"Tidak ada yang datang ke sini. Kami tidak punya apa-apa. Kami hanya punya Tuhan dan raja."

Sejak gempa mengguncang, pria tersebut tinggal di pinggir jalan utama desa bersama empat anaknya.

Rumahnya masih berdiri tapi semua dindingnya retak parah sehingga mereka khawatir tinggal di sana kalau-kalau bangunan itu runtuh.

Mereka harus kembali mengambil beberapa selimut - sekarang hanya itu yang mereka pakai untuk tidur.

Ketika sebuah truk melaju melewati kerumunan, beberapa orang mencoba menghentikan - sambil berharap truk itu membawa perbekalan.

Namun truk itu terus melaju, diikuti cemoohan warga.

Wartawan yang berada di tengah kerumunan itu kemudian digiring polisi. Warga sekitar membuntuti mereka dan siap melampiaskan amarah.

Tenda-tenda

Beberapa orang mengatakan bahwa mereka telah menerima tenda dari pihak berwenang, tapi jumlahnya tidak cukup untuk seluruh warga yang sangat membutuhkan.

Di dekat situ ada Mbarka, warga lain yang tinggal di sebuah tenda.

Dia membawa kami melewati beberapa jalan kecil menuju rumahnya yang tak lagi bisa dihuni.

Rumah Mbarka hancur akibat gempa.

Rumah Mbarka hancur akibat gempa. (BBC)

"Saya tidak punya perlengkapan untuk membangun kembali rumah ini, saya tak tahu apa yang akan terjadi," ujar Mbarka.

"Saat ini hanya warga lokal yang membantu kami."

Dia tinggal bersama dua putrinya, menantu laki-laki dan tiga cucu.

Saat rumahnya bergetar kencang, mereka berlarian keluar karena rumah tersebut hampir tertimpa oleh bangunan yang jauh lebih besar.

"Kami kira pemerintah akan membantu," kata Abdelhadi menantu laki-laki Mbarka.

"Tetapi ada 120 desa di wilayah ini," sambungnya.

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads