Sudah dua tahun Taliban berkuasa di Afghanistan, sejak mengambil alih negara itu dari pemerintahan sah pada 15 Agustus 2021 lalu.
Mulai dari saat itu, pemerintah Taliban terus memberlakukan rangkaian peraturan ketat. Bahkan, jumlahnya semakin bertambah dan semuanya sesuai dengan tafsir garis keras mereka terhadap hukum syariah.
Panglima tertinggi Taliban, Hebatullah Akhundzada, adalah satu-satunya orang yang berperan sebagai pengambil keputusan dalam pembuatan regulasi-regulasi yang mengatur kehidupan sekitar 40 juta warga di negara itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia adalah pria misterius, tidak hanya bagi dunia, tetapi juga orang Afghanistan. Usianya diyakini sekitar 70-an tahun.
Ketika Anda mencari fotonya di internet, Anda hanya akan menemukan dua gambar. Yang paling terkenal, foto berukuran paspor dari tahun 1990-an.
Sejak penarikan pasukan internasional secara keseluruhan dua tahun lalu, dia hampir tidak pernah muncul di depan umum. Dia tidak pernah diwawancarai oleh wartawan.
Dia juga tidak pernah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, misalnya tentang keputusannya melarang anak-anak perempuan bersekolah dan wanita bekerja di ruang publik.
Untuk lebih memahami panglima tertinggi ini, yang telah memilih untuk menyembunyikan dirinya dari pandangan publik, kami menganalisis semua pidatonya yang dapat kami temukan.
Baca juga:
- Siapakah Taliban? Sejarah kelompok yang kini menguasai kembali Afghanistan
- Bagaimana Taliban bisa merebut wilayah-wilayah Afghanistan begitu cepat?
- Apa perbedaan Taliban, al-Qaeda, dan ISIS?
Ini adalah word cloud (representasi visual dari sekelompok kata) yang sering digunakan Hebatullah dalam pidatonya. (BBC)
Ada 65 dekrit yang dirilis, semuanya sejak dia diangkat sebagai pemimpin Taliban pada 2016. Ditambah lima pesan Idul Fitri sejak 2018, tiga di antaranya muncul setelah Taliban mengambil alih Afghanistan untuk kedua kalinya pada Agustus 2021.
Kami juga menyelisik semua pidatonya yang telah ditranskrip dan diterbitkan oleh pemerintah Taliban sejak dia mengambil alih sebagai panglima tertinggi mereka.
Semua transkrip dianalisis menggunakan perangkat Natural Language Processing, sejenis kecerdasan buatan, yang menghitung frekuensi penggunaan setiap kata.
Keislaman Hebatullah
Kata-kata yang paling sering digunakan pemimpin Taliban itu ketika berbicara di depan umum adalah kata 'Islam', dengan penyebutan sebanyak 170 kali.
Di word cloud representasi visual dari sekelompok kata kata Islam muncul sebagai kata dengan ukuran terbesar. Dia berulang kali berkhotbah bahwa Afghanistan harus diperintah menurut hukum Islam saja.
Bagi Hebatullah Akhundzada, tidak ada pemisahan antara Tuhan dan negara. Baginya, negara dikelola pemerintahan Islam yang diatur oleh hukum syariah.
Dia meminta warga Afghanistan untuk membentuk kehidupan berdasarkan prinsip-prinsip fundamentalisme Islam dan mematuhi prinsip tersebut.
Para pengkritiknya mengatakan interpretasi Islam yang ekstrem seperti itu berbeda jauh dengan 50 negara berpenduduk mayoritas Muslim lainnya di dunia.
Bahkan PBB sekarang berbicara tentang "apartheid gender" karena pemerintah Taliban terus memperketat cengkeramannya atas kebebasan perempuan, dengan melarang perempuan berada di taman-taman publik hingga salon kecantikan.
Melihat ke negara-negara Barat
Hanya sekali dia menggunakan kata 'pemilihan', itu pun bukan dengan cara yang baik. Selama pertemuan besar para cendekiawan Islam di Kabul pada Juni 2022, dia mengumumkan: 'Saya bukan presiden, bukan juga seseorang yang dipilih oleh rakyat, atau politisi curang'.
Pandangan Hebatullah Akhundzada terhadap segala bentuk demokrasi ala Barat terus menjadi salah satu hinaan.
Sebelum Kabul jatuh ke tangan Taliban dua tahun lalu, dia menggunakan kata 'Amerika' dalam pidatonya lebih dari 55 kali, hampir selalu dengan nada permusuhan.
Namun, sejak berkuasa, kata 'Amerika' jarang muncul. Ketika digunakan pun, itu hanya dalam konteks mencari pengakuan dari masyarakat internasional, termasuk AS, terhadap ambisinya sebagai penguasa resmi Afghanistan.
Ketika kemiskinan di Afghanistan meningkat, lebih banyak keluarga terpaksa menunggu di Kabul untuk mendapatkan sumbangan roti. (BBC/Nava Jamshidi)
'Perempuan' - sebagai orang ketiga
Kata 'Perempuan' hanya disebut oleh Hebatullah sebanyak 13 kali, sejak dia naik ke tampuk kekuasaan pada 2018.
Dalam dua tahun terakhir, dia hanya menyebut 'perempuan' sebagai orang ketiga. Perempuan adalah subjek, bukan audiens yang dituju.
Terlepas dari perintahnya mencabut hak perempuan untuk bekerja dan belajar secara sistematis, Hebatullah Akhundzada jarang membahas kebutuhan perempuan, yang jumlahnya lebih dari setengah populasi Afghanistan.
Perang suci
Kata 'Jihad' dan 'Mujahidin' sama-sama disebutkan sebanyak 160 kali.
Bagi banyak umat Muslim, kata 'Jihad' berarti berjuang melawan dosa dan menuju kebaikan. Namun, dalam konteks word cloud pemimpin tertinggi Taliban, kata tersebut digunakan untuk merujuk pada perjuangan melawan musuh-musuh Islam dan untuk mempromosikan perang suci.
'Mujahidin' mengacu pada mereka yang melakukan perjalanan Jihad.
Seruan lanjutan pemimpin tertinggi untuk Jihad tampaknya diperdebatkan, di tengah generasi petempur Taliban, yang meskipun dibesarkan selama perang, kini tinggal di negara yang relatif damai.
Sejumlah pemuda diketahui baru-baru ini menyeberang secara ilegal dari Afghanistan ke Pakistan untuk bergabung dengan kelompok militan yang dikenal sebagai Tehrik-i-Taliban Pakistan, atau TTP, yang berupaya menerapkan aturan Islam yang ketat.
Kepemimpinan Taliban secara terbuka mengutuk keluarnya para petempur dari Afghanistan, tetapi banyak pemuda mengatakan mereka bertekad untuk terus mengobarkan jihad.
(nvc/nvc)