Geger Tentara AS Nyelonong Masuk Perbatasan, Ini Kata Korut

Geger Tentara AS Nyelonong Masuk Perbatasan, Ini Kata Korut

BBC Indonesia - detikNews
Jumat, 04 Agu 2023 09:25 WIB
Tentara Korea Utara (berseragam coklat) di kawasan Zona Demiliterisasi (DMZ). (Getty Images)
Jakarta -

Korea Utara telah mengonfirmasi bahwa mereka menahan prajurit bernama Travis King, kata Komando PBB.

Prajurit berpangkat private (setara Prajurit Dua) berusia 23 tahun itu berlari melintasi perbatasan dari Korea Selatan pada tanggal 18 Juli saat sedang mengikuti tur berpemandu.

Komando PBB mengatakan mereka tidak akan memberikan rincian lebih lanjut tentang tanggapan Pyongyang untuk saat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikatakan bahwa mereka tidak mau "mengganggu upaya untuk membawanya pulang".

Namun, jawaban itu menunjukkan bahwa Pyongyang bisa jadi siap untuk mulai bernegosiasi.

ADVERTISEMENT

Komando PBB, yang mengawasi Zona Demiliterisasi (DMZ), telah meminta informasi tentang Prada King menggunakan saluran telepon langsung ke Angkatan Darat Korea Utara [KPA] di Daerah Keamanan Bersama.

"KPA telah menjawab Komando PBB sehubungan dengan Prada King. Supaya tidak mengganggu upaya kami untuk membawanya pulang, kami tidak akan membahas detailnya saat ini," kata Komando PBB dalam sebuah pernyataan.

Baca juga:

Korea Utara telah mengakui permintaan itu, tetapi ini pertama kalinya mereka menanggapi dan membenarkan bahwa tentara AS itu berada dalam tahanan mereka.

Korea Utara belum secara terbuka mengakui penahanan Prada King.

Sebelum dia melintasi perbatasan, Prada King pernah ditahan dua bulan di Korea Selatan atas dakwaan penyerangan. Dia dibebaskan pada 10 Juli.

Dia seharusnya terbang kembali ke AS untuk menghadapi proses disipliner, tetapi berhasil meninggalkan bandara dan bergabung dengan tur DMZ.

King adalah spesialis pengintaian yang telah bergabung dengan tentara sejak Januari 2021 dan berada di Korea Selatan sebagai bagian dari rotasinya.

Zona Demiliterisasi (DMZ) memisahkan kedua Korea dan merupakan salah satu daerah yang paling dijaga ketat di dunia.

Daerah itu dipenuhi dengan ranjau darat, dikelilingi oleh pagar kawat listrik dan berduri, dan kamera pengintai. Para penjaga bersenjata diharuskan siaga 24 jam sehari.

DMZ telah memisahkan kedua negara sejak Perang Korea pada tahun 1950-an. Waktu itu, AS mendukung Korea Selatan.

Perang berakhir dengan gencatan senjata, yang berarti bahwa kedua belah pihak secara teknis masih berperang. Puluhan ribu tentara AS masih berada di Korea Selatan.

Travis KingReutersTravis King, mengenakan kaus dan topi warna hitam, sedang mengikuti tur sebelum melintasi perbatasan.

Karena AS dan Korea Utara tidak memiliki hubungan diplomatik, Kedutaan Swedia di Pyongyang biasanya bernegosiasi atas nama AS. Saat ini staf diplomatiknya tidak berada di negara itu, karena penutupan perbatasan yang berlangsung sejak pandemi.

Baik Komando PBB, yang mengawasi daerah perbatasan, maupun militer Korea Selatan memiliki saluran telepon langsung ke militer Korea Utara, yang mereka hubungi setiap hari untuk meminta kabar, meskipun Korea Utara tidak selalu mengangkatnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah warga Amerika yang secara ilegal memasuki Korea Utara - tidak termasuk mereka yang dihukum karena kegiatan kriminal di sana - dibebaskan dalam waktu enam bulan.

Penahanan tentara ini menjadi masalah kebijakan luar negeri yang menyusahkan Presiden AS Joe Biden. Prada King diyakini merupakan satu-satunya warga negara Amerika yang saat ini berada dalam tahanan Korea Utara. Enam warga Korea Selatan masih ditahan di sana.

Korea Utara adalah salah satu negara paling terisolasi di dunia. AS telah memberi tahu warganya agar tidak pergi ke negara itu.

Berikut hal-hal yang sudah kita ketahui sejauh ini tentang insiden tersebut:

South Korean soldiers on guard at the Military Demarcation Line (file pic)EPAIlustrasi: Tentara Korea Selatan berjaga-jaga di Garis Demarkasi Militer.

Apa yang terjadi di perbatasan?

Prajurit AS bernama Travis King, 23 tahun, menyeberang dari wilayah Korea Selatan ke Korea Utara Utara setelah mengikuti tur di area Zona Demiliterisasi (DMZ) di dekat perbatasan.

Pada saat dia dikawal kembali ke AS karena diduga melanggar aturan disiplin, dia agaknya berhasil mengecoh penjagaan di Bandar Udara Incheon.

Dia kemudian kabur dari bandar udara itu dan menuju perbatasan yang berjarak sekitar 54km.

The Demilitarised Zone (DMZ) between North and South Korea is known as one of the most dangerous places in the world.Getty ImagesZona Demiliterisasi (DMZ) antara Korea Utara dan Selatan dikenal sebagai salah satu tempat paling berbahaya di dunia.

Seorang saksi mata yang mengikuti tur perbatasan menjelaskan bahwa dia mendengar prajurit itu mengumbar tawa sebelum kabur.

Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang mengoperasikan DMZ, mengatakan pihaknya meyakini bahwa prajurit itu sekarang berada dalam tahanan Korea Utara.

Seorang komandan senior AS mengatakan tidak ada kontak dengan sang prajurit dan insiden itu tengah diselidiki oleh Pasukan AS di Korea.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin mengatakan perhatian utama Pentagon adalah sepenuhnya untuk keselamatan prajurit tersebut.

Apa yang kita ketahui tentang prajurit itu?

Prajurit Travis King bertugas di Angkatan Darat AS sejak Januari 2021.

Dia adalah anggota pengintai kavaleri - spesialis pengintaian - yang awalnya ditugaskan di bagian Divisi Lapis Baja ke-1 dalam rotasi dengan pasukan militer AS di Korea Selatan.

Dia menghadapi tindakan disipliner setelah ditahan di Korea Selatan atas tuduhan penyerangan, menurut Kantor Berita Associated Press, mengutip pejabat AS.

Peta KoreaBBC

Pekan lalu, dia dikirim ke Camp Humphreys - pangkalan militer di Korea Selatan - untuk mengikuti proses pemeriksaan.

Seorang pejabat pertahanan AS telah mengonfirmasi prajurit King dijadwalkan akan melakukan perjalanan ke Fort Bliss di Texas di mana dia secara administratif dipisahkan dari aktivitas ketentaraan.

Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan prajurit tersebut "sengaja" melintasi perbatasan.

Apakah prajurit itu sudah merencanakan aksinya?

Agaknya tindakannya melintasi perbatasan memang sudah direncanakan sebelumnya.

Pembawa acara podcast tentang Korea Utara, Jacco Zwetsloot, yang bekerja di sebuah perusahaan wisata, pernah membawa tentara AS pada 2012 ke Wilayah Keamanan Bersama, atau JSA.

Dia berujar "tidak mungkin orang ini dapat melarikan diri dari bandara tersebut pada hari itu dan memesan salah satu dari tur ini pada hari berikutnya".

Dia menjelaskan bahwa biasanya diperlukan waktu tiga hari untuk diizinkan melakukan salah satu perjalanan ini.

"Anda harus mengirimkan nomor paspor dan ID militer Anda ke Komando PBB, yang mengoperasikan area tersebut.

"Saat saya memimpin tur, kami harus mengubah waktu penyelesaian dari 48 jam menjadi 72 jam karena terlalu banyak kesalahan," katanya.

Baca juga:

Tourists in South Korea looking north across the Demilitarised Zone that separates the two countriesReutersSejumlah turis di Korea Selatan melihat ke utara melintasi Zona Demiliterisasi yang memisahkan kedua negara.

Juga, sejak pandemi, jauh lebih sulit untuk mengikuti tur ini.

Mereka baru memulainya kembali baru-baru ini, dan sepertinya hanya ada dua perusahaan yang menawarkan tur kepada orang asing.

Untuk ikut tur itu diperlukan penelitian dan perencanaan lebih lanjut.

Mengapa insiden ini amat rumit bagi AS?

Ketegangan yang meningkat baru-baru ini di semenanjung Korea telah menjadi prioritas kebijakan luar negeri Presiden AS Joe Biden.

Insiden itu terjadi saat kapal selam rudal nuklir AS tiba di pelabuhan Busan, Korea Selatan - Unjuk kekuatan militer AS yang membuat murka Korea Utara.

Tentara Korea Utara (berseragam coklat) di kawasan Zona Demiliterisasi (DMZ).

Tentara Korea Utara (berseragam coklat) di kawasan Zona Demiliterisasi (DMZ). (Getty Images)

Aksi itu merupakan tanggapan AS terhadap lebih dari seratus uji coba rudal baru Korea Utara selama beberapa tahun terakhir.

Insiden prajurit AS ini berpotensi menjadi alat tawar-menawar baru untuk digunakan Korea Utara saat berhadapan dengan AS.

Apa yang terjadi pada warga AS yang ditahan Korea Utara di masa lalu?

Warga AS telah ditahan di Korut sudah terjadi beberapa kali sejak 1996. Mereka termasuk turis, akademisi, dan jurnalis.

Pada Juli 2017, pemerintah AS melarang warga AS mengunjungi negara itu - sebuah langkah yang telah diperpanjang hingga setidaknya Agustus tahun ini.

Otto WarmbierReutersPada 2018, Korea Utara membebaskan seorang mahasiswa Amerika, Otto Warmbier, yang dipenjara karena mencuri aksesoris hotel di negara itu.

Tahanan AS biasanya diperlakukan secara brutal di penjara Korea Utara.

Pada 2018, Korea Utara membebaskan seorang mahasiswa Amerika, Otto Warmbier, yang dipenjara karena mencuri aksesoris hotel di negara itu.

Dia kembali ke AS dalam keadaan koma dan kemudian meninggal.

Lihat juga Video 'Tanda Tanya Nasib Tentara AS yang Kabur Masuk Wilayah Korut':

[Gambas:Video 20detik]

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads