Belanda akan mengembalikan ratusan artefak berharga yang dirampas dari Indonesia selama masa kolonial.
Khusus untuk objek budaya Indonesia jumlahnya diperkirakan mencapai 472, termasuk di dalamnya permata dari "harta karun Lombok".
Sebelumnya Belanda didesak agar mengembalikan barang-barang tersebut apabila negara asal artefak itu memintanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di antara koleksi yang akan diserahkan kembali ke Indonesia adalah apa yang disebut "harta karun Lombok" - harta karun berupa batu permata, batu mulia, emas dan perak.
Merujuk pada catatan sejarah, ratusan kilogram, emas, perak dan permata itu dijarah oleh tentara kolonial Belanda dari Istana Tjakranegara dan desa sekitarnya usai berakhirnya Perang Lombok pada 1894.
Selain dari Lombok, benda bersejarah yang akan dikembalikan antara lain empat arca dari Singasari (Kabupaten Malang), satu buah keris dari Klungkung (Bali), dan 132 benda seni modern dari Bali yang dikenal sebagai koleksi Pita Maha.
Pada tahun 2020, Belanda telah mengembalikan keris milik Pangeran Diponegoro dalam kunjungan Raja dan Ratu Belanda.
Di tahun sebelumnya, Belanda juga memulangkan 1.500 benda budaya Indonesia dari Museum Nusantara di Delft yang ditutup akibat keterbatasan dana.
Salah satu artefak yang dikembalikan dari Belanda tahun 2019. (MUSEUM NASIONAL)
Negara-negara lain juga mulai mengembalikan artefak berharga yang dijarah dalam beberapa tahun terakhir.
Seperti yang dilakukan museum Inggris dan Jerman yang menandatangani beberapa dari apa yang disebut Perunggu Benin.
Artefak itu dicuri dari Nigeria selama ekspedisi militer Inggris berskala besar pada 1897.
"[Ini] pertama kalinya kami mengembalikan benda-benda yang seharusnya tidak pernah ada di Belanda," kata Menteri Kebudayaan Gunay Uslu.
"Tapi kami bukan sekadar mengembalikan objek. Kami sebenarnya sedang memulai periode di mana kami lebih intensif bekerja sama dengan Indonesia dan Sri Lanka."
Meriam perunggu, yang dianggap sebagai hadiah dari bangsawan Sri Lanka, juga akan dikembalikan. (Getty Images)
Sementara itu, Sri Lanka akan mengambil kembali meriam perunggu abad ke-18 yang dihias dengan mewah, yang saat ini dipajang di Rijksmuseum Amsterdam, yang dianggap sebagai hadiah dari bangsawan Sri Lanka kepada Raja Kandy pada 1740-an.
Meriam tersebut diyakini telah jatuh ke tangan Belanda pada 1765, ketika pasukan Belanda menyerang dan menaklukkan kerajaan Kandy di Sri Lanka.
Menteri Kebudayaan Uslu, mengatakan pemerintah Belanda bertindak berdasarkan rekomendasi yang tercantum dalam laporan tahun 2020 oleh Komite Belanda yang menyelidiki barang seni yang diambil selama era kolonial.
Komite mendesak pemerintah Belanda untuk "bersedia mengembalikan tanpa syarat" setiap benda budaya yang dijarah di negara bekas jajahan Belanda jika diminta oleh negara asal.
"Belanda harus memikul tanggung jawab atas masa lalu kolonialnya dengan menjadikan pengakuan dan ganti rugi ketidakadilan ini sebagai prinsip utama kebijakan kolonial," menurut laporan tersebut.
Belanda tengah bergulat dengan warisan kolonialnya dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Sabtu (01/07), Raja Willem-Alexander secara resmi meminta maaf atas peran Belanda dalam perdagangan budak, dengan mengatakan dia "secara pribadi dan bersungguh-sungguh" menyesal.
Belanda menjadi negara kolonial yang ditakuti setelah abad ke-17. Negara ini menguasai wilayah di seluruh dunia dan terlibat dalam perdagangan budak yang mencapai 600.000 orang lebih.
Simak juga Video 'Jubir soal Anies Terima Tongkat Pangeran Diponegoro: Tugas Kenegaraan':