Dibangun pada abad ke-18, mansion Ottoman di Safranbolu adalah contoh desain arsitektur berkelanjutan yang luar biasa dan indah.
Pada suatu pagi yang cerah di bulan Juni, saya tiba di kota bersejarah Safranbolu di Turki utara. Kota bekas wilayah Ottoman ini terasa sangat hidup sebuah karavan tua menyambut tamu-tamu baru, butik yang menarik dan menjual sabun buatan tangan hingga lokum (pencuci mulut khas Turki) rasa saffron.
Namun, yang menarik perhatian saya adalah ratusan rumah besar berlapis kayu yang tersebar di gang-gang kuno di kota ini. Dengan fasad batu putih berkilau, atap runcing merah, dan jendela bertingkap cokelat, rumah-rumah itu tampak seperti berasal dari negeri dongeng.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Safranbolu, yang berlokasi di Provinsi Karabuk, di wilayah Laut Hitam Turki, adalah perhentian karavan yang penting di sepanjang Jalur Sutra, jalur perdagangan kuno antara China dan Barat.
Kota ini dikenal dengan perdagangan saffronnya yang berkembang pesat dan menjadi kota Utsmaniyah terkemuka di abad ke-18. Jalan-jalannya berbatu dan terdapat banyak masjid, hammam (pemandian air panas), serta rumah-rumah tradisional Turki yang disebut konaklar (tunggalnya disebut konak).
Saat ini, ada lebih dari 2.000 konaklar era Ottoman di Safranbolu. Banyak yang merupakan rumah bagi penduduk setempat, sementara yang lainnya telah diubah menjadi hotel butik, restoran, kafe, dan museum.
Konaklar tidak hanya indah untuk dilihat, tapi juga menjadi contoh luar biasa dari arsitektur berkelanjutan dengan desainnya yang bertanggung jawab secara sosial.
Namun, meskipun kehadiran Konaklar membuat kota ini masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO pada 1994, banyak orang di luar Turki masih tidak menyadari keberadaannya.
Baca juga:
- Tempat pemandian bergaya arsitektur Islam dari abad ke-12 tak sengaja ditemukan di dalam bar yang direnovasi
- Ziggurat Ur, pusat peradaban yang terlupakan di tengah gurun pasir Irak
- Menyulap dan menghidupkan lagi gedung-gedung terlantar, inilah '10 proyek paling inovatif' di dunia
Rumah-rumah di Safranbolu dirancang agar tetap sejuk di musim panas dan hangat di musim dingin (Getty Images)
Saya pun menemukan kota ini secara kebetukan, ketika melihat-lihat brosur perjalanan lokal di Istanbul.
Rumah-rumah indah itu menarik saya sampai akhirnya saya memutuskan berangkat ke sana, naik kereta api, bus, dan taksi untuk sampai ke Safranbolu yang berjarak 400 kilometer dari Istanbul.
Saya tiba ketika sudah lewat tengah hari dan cuacanya mulai panas. Namun, begitu saya masuk ke amlca Kona, sebuah hotel butik konak berusia 300 tahun yang telah menerima tamu sejak enam tahun terakhir, saya merasakan udara sejuk mengalir. Seolah-olah ada AC yang dinyalakan, padahal saya tidak melihat ada AC di dinding batu mereka yang polos di sepanjang lorong.
"Rumah Safranbolu dirancang agar tetap sejuk di musim panas dan hangat di musim dingin, kata pemiliknya, zlem zen, ketika menyambut saya dengan senyumnya.
Safranbolu memiliki topografi dan iklim yang unik. Kota tua ini terletak di lereng dari jurang yang dalam. Musim panas di kota ini biasanya sejuk dan cerah, sedangkan musim dinginnya terasa dingin dan bersalju.
amlca Kona, seperti ratusan konaklar Safranbolu lainnya, dirancang dengan sempurna untuk beradaptasi dengan variasi suhu ini.
"Rumah kami dibuat dengan kayu dan bebatuan dari sumber-sumber lokal, yang memberikan insulasi termal yang sangat bagus sepanjang musim, tanpa merusak lingkungan, kata Fatih Dkmeci, seorang arsitek lokal yang telah merestorasi lebih dari 100 konaklar di Safranbolu, termasuk amlca Kona, selama 20 tahun terakhir.
Saat saya berjalan melalui lorong batu yang lebar di amlca Kona dan menaiki tangga kayu menuju kamar saya yang luas di lantai satu, saya terkejut dengan betapa baiknya ventilasi di seluruh areanya, bahkan di musim panas yang terik.
Ruang tengahnya, yang menghubungkan semua ruangan lain di lantai satu juga sangat lapang dan nyaman.
"Ruang sofa dari semua rumah-rumah ini di Safranbolu biasanya menggunakan arsitektur cumba, desain tradisional Ottoman dengan banyak ventilasi dan pencahayaan alami, jelas Dkmeci.
Getty Images
Cumba adalah ruang tambahan di lantai atas yang dilengkapi dengan jendela di sisi-sisinya. Struktur ini memungkinkan udara mengalir dari segala arah, sehingga membuat ruang tengahnya lebih sejuk dibandingkan bagian lain di rumah.
"Pada musim panas, Anda pasti akan menemukan kami semua di ruang tengah ini, kata zen sambil tersenyum.
Saya menemukan sesuatu yang lebih menarik lagi ketika saya mengelilingi mansion ini: langit-langit kamar tamu di lantai pertama ternyata jauh lebih rendah dibandingkan ruang resepsi dan ruang sarapan di lantai dasar.
zen menjelaskan bahwa desain ini disengaja agar energi yang digunakan untuk memanaskan kamar-kamar ini pada musim dingin menjadi lebih sedikit, sehingga rumah-rumah semacam ini menjadi sangat hemat energi.
Pada masa lampau, masyarakat Safranbolu memiliki dapur di lantai pertama sehingga panas yang dihasilkan dari kompor dapat digunakan kembali untuk menghangatkan ruangan.
"Dapur-dapurnya sudah lama dipindahkan ke lantai bawah, tapi keluarga-keluarga Safranbolu masih menghabiskan musim dingin yang hangat dan nyaman di lantai pertama konaklar mereka yang beratap rendah ini, jelasnya.
Ketika saya mengintip melalui tingkap kecil di kamar saya, saya bisa melihat dinding batu dan bata tinggi mengelilingi mansion ini, sehingga memberi perlindungan tambahan dari angin musim dingin yang berhembus kuat dari Laut Hitam.
Selama dua hari berikutnya, saya berjalan-jalan melewati jalur Safranbolu yang berbukit dan berbatu, menemukan beberapa rumah besar peninggalan Ottoman lagi.
Beberapa di antaranya memiliki dinding yang mulai runtuh dan cat yang mengelupas. Sedangkan yang lainnya telah direnovasi dengan indah. Namun semuanya, dirancang dengan ramah lingkungan.
Getty Images
Kaymakamlar Evi House Museum adalah konak tua yang kini berubah menjadi museum dan dulunya dimiliki oleh Haci Mehmet Efendi, seorang komandan senior di barak militer Safranbolu.
Dengan dinding batu yang tinggi, penggunaan kayu lokal dan ruang sofa yang luas, bangunan ini merupakan representasi sempurna dari desain ekologi Ottoman.
Museum ini juga memberi contoh yang bagus dari teknik konstruksi tradisional "hm", di mana dindingnya dibangun dengan mengisi adobe di antara rangka kayu. Teknik ini tidak hanya meningkatkan insulasi tetapi juga membuat rumah tahan gempa.
Salah satu mansion Ottoman terindah yang pernah saya lihat adalah Havuzlu Asmazlar Konagi, sebuah rumah sempurna yang juga merupakan hotel butik pertama di Safranbolu.
Meskipun awalnya dibangun untuk keluarga kaya Hseyin Aga, prinsip berkelanjutan selalu dipatuhi dalam mendesain kamar, ruang tengah, dan taman.
Penambahan kolam berornamen di dalam rumah tidak hanya menambah keindahan konak, tetapi juga membuatnya tetap sejuk pada musim panas.
Saya lalu berjalan santai ke pusat prasejarah dan mendaki sejumlah jalur berbatu yang sempit yang membuat saya menyadari bahwa kota ini, secara keseluruhan, juga memiliki pengaturan perumahan khusus untuk musim panas dan musim dingin.
Banyak penduduk Safranbolu yang memiliki dua rumah dan berpindah-pindah antara ehir bagian bawah kota yang lebih hangat dan menjadi tempat tinggal musim dingin dan Balar, bagian atas kota yang lebih sejuk sehingga berfungsi sebagai tempat tinggal musim panas.
Dengan cara ini, penduduk setempat membentuk gaya hidup mereka mengikuti topografi kota ini, bukan sebaliknya.
"Rumah tradisional Turki dibangun dengan pendekatan yang ramah lingkungan dan wilayah sekitarnya, kata Dr Glsu Ulukavak Harputlugil, kepala arsitektur di Universitas ankaya di Ankara, Turki.
"Kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat setempat secara otomatis membuat konaklar di Safranbolu ramah lingkungan, tambahnya.
Penduduk Safranbolu tinggal di ehir, bagian bawah kota yang lebih hangat dan menjadi tempat tinggal musim dingin. (Getty Images)
Sangat menarik melihat bagaimana penduduk Safranbolu menerapkan prinsip lingkungan yang baik ketika membangun rumah-rumah mereka.
Di salah satu jalan, fasad belakang semua konaklar dibangun di lereng bukit sehingga tidak ada rumah yang menghalangi sinar matahari, angin, atau pandangan orang lain.
Sudah umum bagi rumah-rumah di jalanan yang sempit dan padat ini memiliki sudut-sudut yang dihaluskan, sehingga hewan dan kereta dapat melewatinya dengan mudah.
zen memberi tahu saya bahwa dalam budaya mereka, penting untuk menghormati kebutuhan pihak lain yang mendiami wilayah yang sama.
Itu sebabnya, mereka akhirnya membangun rumah mereka selaras dengan lingkungan, dan bukan hanya sebagai struktur yang berdiri sendiri.
"Membangun rumah saya sendiri seperti itu mengurangi keegoisan saya dan juga menjadi lebih manusiawi, kata zen.
zen, yang selalu tinggal di rumah tradisional Turki, bangga akan warisan budayanya.
"Hidup di konak membuat saya merasakan kehangatan masyarakat, juga merasa lebih dekat dengan alam, ujar dia.
"Saya ingin berbagi kehangatan itu dengan tamu-tamu saya, agar mereka merasakan juga perhatian dan cinta yang saya rasakan di sini.
"Dengan memulihkan amlca Kona, saya bukan hanya ingin menyelamatkan warisan budaya kami, tapi juga mengajarkan kepada generasi selanjutnya soal pentingnya berlaku baik pada alam dan orang lain.
Artikel versi Bahasa Inggris berjudul Turkey's 300-year-old 'eco-mansions' dapat Anda baca di BBC Travel.
Lihat juga Video: Momen Erdogan Gunakan Hak Suara di Pilpres Turki 2023