Di dalam sebuah bunker tepat di luar perbatasan Kota Bakhmut, Brigade 77 Ukraina mengarahkan tembakan artileri untuk mendukung infanteri mereka garis pertahanan terakhir di tepi barat kota.
Ukraina masih mempertahankan beberapa jalan yang tersisa di sini.
Tetapi video siaran langsung yang disaksikan para penembak artileri dengan saksama, dari sebuah dron yang terbang di atas kota, menunjukkan bahwa meskipun Rusia akhirnya dapat merebut kendali, itu akan menjadi kemenangan yang sangat mahal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hadiahnya adalah kota yang hancur lebur, kosong melompong dengan nyaris tidak ada bangunan yang tanpa kerusakan, dan seluruh populasinya telah pergi.
Pertempuran untuk kota Bakhmut di Ukraina timur adalah yang pertempuran paling panjang dan paling berdarah sejauh ini.
Para pejabat Barat memperkirakan antara 20.000 dan 30.000 tentara Rusia telah tewas atau terluka di sini, sementara militer Ukraina juga membayar harga yang mahal - dan ini masih belum berakhir.
Kabut asap masih menyelimuti kota yang dikepung itu, begitu pula gemuruh tembakan artileri.
Rusia telah berusaha merebut Bakhmut selama berbulan-bulan, dan sejauh ini kota tersebut telah menjadi saksi akan tekad Ukraina untuk tidak menyerah. Tetapi ia juga adalah pengingat bahwa serangan baliknya bisa jadi akan lebih menantang.
BBCVideo yang diambil dron dari atas Bakhmut menunjukkan kerusakan akibat pertempuran terus-menerus untuk memperebutkan kota tersebut.
Di bunker, Brigade 77 Ukraina memerintahkan serangan artileri lagi pada sebuah rumah. Beberapa detik kemudian kabut asap membubung dari reruntuhan. Dua orang muncul dari balik asap, berjalan terhuyung-huyung. Salah satunya tampak terluka.
Saya bertanya apakah mereka prajurit Wagner - pasukan paramiliter Rusia yang memimpin serangan. "Ya," jawab Myroslav, salah seorang tentara Ukraina yang menatap layar.
"Mereka bertarung dengan cukup baik, tapi mereka tidak begitu peduli dengan orang mereka sendiri," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa mereka tampaknya tidak punya banyak dukungan artileri dan mereka hanya menyerang dengan harapan mereka akan "lebih beruntung dari sebelumnya". Rekannya, Mykola, menyela: "Mereka cuma berjalan ke arah kami, mereka pasti dalam pengaruh narkoba."
Melihat kota yang sudah 'tinggal tulang' ini, sulit dipahami mengapa kedua pihak bisa mengorbankan begitu banyak nyawa untuk memperebutkannya.
Mykola mengakui bahwa mempertahankan kota ini sangat mahal bagi Ukraina. Ia berkata banyak prajurit yang telah mengorbankan nyawa, dan sulit untuk bertempur di jalanan yang padat.
Ia mengatakan mereka telah digantikan oleh tentara yang kurang berpengalaman, tetapi menambahkan: "Mereka akan menjadi pejuang seperti yang bertempur sebelum mereka."
Baca juga:
- Warga luar biasa panik' saat Rusia mengevakuasi penduduk kota dekat pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia
- Dokumen rahasia Pentagon bocor: Pasukan khusus di Ukraina dan senjata China
- Mengungkap kegagalan konvoi militer Rusia sepanjang 56 kilometer ke Ukraina
Di selatan kota, Brigade ke-28 Ukraina telah berusaha mencegah Bakhmut dikepung.
Pasukan Wagner yang dahulu mereka hadapi sudah digantikan oleh pasukan terjun payung VDV, atau pasukan lintas udara Rusia. Tapi mereka masih terjebak dalam pertempuran sehari-hari.
Saat pertempuran mereda sejenak, Yevhen, seorang tentara berusia 29 tahun, membawa kami berkeliling di posisi pertahanan mereka di sebuah hutan kecil.
Kedatangan musim semi memberi mereka beberapa daun untuk berlindung, tapi banyak pohon telah hancur karena tembakan artileri terus-menerus.
BBCTentara Ukraina berlindung di balik semak-semak di pinggiran kota Bakhmut.
Saat kami berlari dari sebuah parit, melintasi tanah terbuka yang dipenuhi dengan lubang peluru, Rusia menembakkan mortir mereka. "Itu dekat sekali," kata Yevhen dalam bahasa Inggris yang sempurna setelah kami mencapai tempat berlindung.
Kemudian selagi kami pindah ke posisi lain, dia berkata: "Sekarang kita akan membalas."
Beberapa menit kemudian anak buahnya merespons dengan tembakan senjata ringan dan granat berpeluncur roket (RPG). Tidak ada korban jiwa kali ini. Tetapi beberapa jam setelah kami pergi, salah satu tentara mereka terluka parah.
Presiden Volodymyr Zelensky menyebut Bakhmut sebagai "benteng" moral Ukraina. Yevhen menunjukkan tekad pantang menyerah itu. "Tujuan dari Bakhmut ialah menjaga musuh tetap di sana," katanya.
Bila Ukraina menyerahkan Bakhmut, katanya, mereka hanya akan kehilangan lebih banyak nyawa belakangan. "Kami bisa mundur untuk menyelamatkan beberapa nyawa, tetapi kami kemudian harus melakukan serangan balik dan kami akan kehilangan lebih banyak nyawa lagi."
Harapan Ukraina ialah pertempuran untuk Bakhmut dapat menumpulkan kemampuan Rusia untuk melakukan operasi ofensifnya sendiri, serta menghabiskan tentara dan persediaannya.
Di dalam bunker tepat di luar batas kota, Brigade 77 Ukraina mengarahkan tembakan artileri untuk mendukung infanteri mereka. (BBC)
Tetapi Rusia juga sudah bersiap-siap untuk menghalau serangan Ukraina yang akan datang.
Citra satelit terbaru dari wilayah pendudukan di selatan menunjukkan mereka telah membangun ratusan mil parit dalam serta perangkap tank untuk memperlambat semua upaya untuk maju. Lebih sulit untuk diterobos daripada kawat silet dan ranjau yang kami saksikan di depan posisi Ukraina.
Ukraina Selatan adalah tempat yang diperkirakan akan menjadi fokus serangan Ukraina. Rusia telah memerintahkan evakuasi parsial di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir di Zaporizhzhia.
Ukraina juga telah menjatah peluru artileri dalam rangka mempersiapkan serangan yang akan dipelopori oleh brigade pasukan yang baru dilatih serta sebagian dari 1.300 kendaraan lapis baja dan 230 tank yang disuplai oleh Barat. Meskipun kita juga telah menyaksikan konvoi peralatan militer Barat menuju ke Timur.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov berusaha untuk meredam ekspektasi - mewanti-wanti agar tidak "melebih-lebihkan" hasilnya.
Saya bertanya kepada Yevhen apakah dia juga merasakan tekanan itu. Dia berkata dia tahu itu tidak akan mudah, tapi menambahkan: "Kami telah mengubah pendapat seluruh dunia tentang tentara Ukraina dan kami masih menyimpan banyak kejutan."
Tapi kali ini, mungkin akan lebih sulit untuk menyembunyikan elemen kejutan itu.
Lihat juga Video: Sosok Arman Soldin, Jurnalis AFP yang Tewas Kena Roket di Ukraina