Tentara China memulai latihan pengepungan Taiwan selama tiga hari latihan militer.
Beijing - yang memandang Taiwan sebagai provinsi milik China yang memisahkan diri - menyebut operasi tersebut sebagai "peringatan keras" kepada pemerintah pulau itu.
Latihan dimulai beberapa jam setelah Presiden Tsai Ing-wen kembali dari perjalanan ke Amerika Serikat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan 42 pesawat militer China dan delapan kapal telah melintasi garis median Selat Taiwan.
Garis tersebut adalah garis pemisah tidak resmi antara wilayah China dan Taiwan.
Media pemerintah China mengatakan latihan militer akan "secara bersamaan mengatur patroli dan kemajuan [pasukan] di sekitar pulau Taiwan, membentuk postur pengepungan dan pencegahan yang menyeluruh".
Mereka menambahkan bahwa "artileri roket jarak jauh, kapal penghancur, kapal rudal, pesawat tempur angkatan udara, pengebom, pengacak sinyal, dan refueller" semuanya telah dikerahkan oleh militer China.
Taiwan menganggap dirinya sebagai negara berdaulat, dengan konstitusi dan pemimpinnya sendiri.
Namun China memandang pulau tersebut sebagai provinsi yang memisahkan diri, dan pada akhirnya akan dibawa di bawah kendali Beijing dengan paksa bila perlu.
Presiden China Xi Jinping mengatakan "penyatuan kembali" dengan Taiwan "harus diwujudkan".
Meskipun China sering mengadakan latihan militer di sekitar Taiwan, "pengepungan" kali ini dipandang sebagai tanggapan terhadap pertemuan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy pada hari Rabu (05/04).
Presiden Tsai mengatakan pada hari Sabtu (08/04) bahwa pemerintahnya akan terus bekerja dengan AS dan negara-negara demokrasi lainnya saat Taiwan menghadapi "ekspansionisme otoriter yang berkelanjutan" dari China.
Komentar itu ia ucapkan dalam pertemuan dengan delegasi kongres AS di Taipei yang dipimpin oleh ketua komite urusan luar negeri DPR AS Michael McCaul.
McCaul mengatakan Washington sedang mengusahakan untuk memasok senjata ke Taiwan, "bukan untuk perang, tetapi untuk perdamaian".
- Kaum muda di Taiwan persiapkan diri untuk perang melawan China
- Semakin banyak warga Taiwan tidak merasa sebagai 'orang China'
- Apakah AS dan China akan berperang menyangkut Taiwan?
Operasi tiga hari China di sekitar Taiwan - dijuluki "United Sharp Sword" - akan berlangsung sampai hari Senin (10/04), kata Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan pihaknya akan menanggapi latihan China "dengan sikap tenang, rasional, dan serius" berdasarkan prinsip "tidak mengeskalasi konflik, atau menyebabkan perselisihan untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanan nasional kami".
Agustus lalu, Beijing melakukan latihan selama hampir seminggu di sekitar Taiwan setelah pendahulu Kevin McCarthy, Nancy Pelosi, mengunjungi Taipei.
Latihan itu, unjuk kekuatan terbesar China dalam beberapa tahun, meliputi pengerahan jet tempur dan kapal perang, serta penembakan rudal balistik.
Simak juga Video: Putin Tegaskan Rusia Tak Bentuk Aliansi Militer dengan China