Dukungan Apa yang Diberikan China kepada Rusia?

ADVERTISEMENT

Dukungan Apa yang Diberikan China kepada Rusia?

BBC Indonesia - detikNews
Kamis, 23 Feb 2023 13:15 WIB
Presiden Putin dan Xi bertemu pada bulan Februari dan membicarakan penguatan hubungan. (Reuters)
Jakarta -

China telah membantah tuduhan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Anthony Blinken, bahwa Beijing sedang mempertimbangkan untuk memasok senjata dan amunisi ke Rusia.

Namun, China mungkin sudah menyediakan intelijen militer bagi pasukan Rusia di Ukraina, dan telah menjadi mitra dagang yang semakin penting bagi Rusia.

Apakah China memberikan senjata kepada Rusia?

China telah memperluas kemampuan produksi militernya dan sekarang menjadi pengekspor senjata terbesar keempat di dunia.

"Senjata China semakin maju sekarang," kata Siemon Wezeman dari Stockholm International Peace Research Institute.

"Drone, misalnya, adalah salah satu area yang akan sangat diminati Rusia."

AS mengatakan perusahaan-perusahaan China telah memberikan "dukungan non-letal" kepada Rusia, dan bahwa mereka punya informasi baru yang menunjukkan bahwa Beijing dapat memberikan "dukungan letal".

Washington telah memperingatkan bahwa eskalasi semacam itu akan mengakibatkan "konsekuensi serius" bagi China.

Maria Shagina, pakar sanksi ekonomi di International Institute of Strategic Studies, mengatakan China belum secara terang-terangan memasok senjata kepada Rusia tetapi mungkin diam-diam menjual produk berteknologi tinggi yang dapat digunakan untuk keperluan militer.

"Ada ... bukti bahwa China adalah pengekspor semikonduktor terbesar - seringkali melalui perusahaan cangkang di Hong Kong dan UEA - ke Rusia," katanya.

"Beberapa perusahaan China juga memasok dron sipil, memanfaatkan ruang abu-abu antara kegunaan militer dan sipil."

Center for Advanced Defense Studies yang berbasis di AS mengatakan perusahaan-perusahaan China mungkin mengirimkan suku cadang elektronik kepada Rusia untuk radar rudal anti-pesawat udara.

AS juga telah menjatuhkan sanksi pada satu perusahaan China yang menurut Washington telah memberikan citra satelit untuk mendukung pasukan tentara bayaran Rusia yang bertempur di Ukraina.

Bagaimana China membantu Rusia secara ekonomi?

Setelah Rusia menginvasi Ukraina setahun yang lalu, negara-negara Barat menjatuhkan sanksi ketat pada Rusia - melarang impor minyak dan ekspor produk berteknologi tinggi.

Banyak perusahaan Barat memutuskan hubungan mereka dengan Rusia sama sekali, dan perdagangannya dengan AS, Inggris, dan negara-negara Uni Eropa merosot selama tahun 2022.

Namun, perdagangan China secara keseluruhan dengan Rusia mencapai rekor level tertinggi yakni $190 miliar (Rp2.886 triliun) pada tahun 2022 - meningkat 30% dari tahun sebelumnya.

Pertumbuhan perdagangan Rusia dengan ChinaBBC

Impor Rusia dari China meningkat 13% menjadi $76 miliar (Rp1.154 triliun) dan ekspornya ke China meningkat 43% menjadi $114 miliar (Rp1.732 triliun).

Seiring perdagangan Rusia dengan negara-negara Barat anjlok pada tahun 2022, China menjadi salah satu mitra dagang terpentingnya.

Tujuan ekspor terbesar RusiaBBC

Berapa banyak minyak dan gas yang dibeli China dari Rusia?

Rusia mengekspor gas minyak cair (LPG) dua kali lebih banyak ke China pada 2022 daripada tahun sebelumnya.

Mereka mengirimkan 50% lebih banyak gas alam ke China pada tahun 2022, melalui pipa Power of Siberia.

China juga mengimpor 10% lebih banyak minyak mentah dari Rusia daripada pada tahun 2021.

Ini sebagian menebus jumlah penjualan minyak dan gas ke UE yang hilang dari Rusia tahun lalu.

Baca juga:

Rusia memasok 40% dari impor gas UE pada tahun 2021 tetapi hanya 15% pada tahun 2022.

Rusia juga memasok 14% impor minyak UE pada tahun 2022, turun dari 26% pada tahun 2021.

Hampir setengah dari seluruh pendapatan tahunan pemerintah Rusia berasal dari penjualan minyak dan gas.

Kelompok negara-negara ekonomi maju G7, bersama Uni Eropa dan Australia, menerapkan batas di seluruh dunia pada harga minyak Rusia yang diangkut melalui laut, dalam upaya mengurangi uang yang dapat dihabiskan Kremlin untuk perang.

Namun, China telah menolak untuk mematuhi batas tersebut dan membeli minyak mentah Rusia dengan harga pasar.

Terminal LNG dalam konstruksi fase kedua

Terminal China di Tianjin menerima gas alam dalam bentuk cair (LNG) dari Rusia. (Getty Images)

Rusia sekarang ingin menambah ekspor energinya ke China.

Kedua negara telah sepakat untuk membangun pipa gas baru (Power of Siberia 2). Pipa eksisting mulai beroperasi pada tahun 2019, di bawah kontrak 30 tahun senilai lebih dari $400 miliar (Rp4.540 triliun).

Namun, tidak jelas kapan pipa gas baru dari Siberia akan mulai berfungsi.

Lihat Video: Tangguhkan Perjanjian Nuklir, Rusia Kini Produksi Massal Rudal Hipersonik

[Gambas:Video 20detik]



(ita/ita)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT