Seorang pejabat kesehatan senior di Beijing meminta pemerintah daerah China mencari cara untuk mendorong tingkat kelahiran negara itu.
Yang Wenzhuang berkata, semua pejabat negara harus mengambil langkah aktif untuk menghindari efek negatif dari kebijakan anti perkembangan populasi yang pernah lama berlaku di China.
Dia juga mendorong para pejabat lokal untuk "membuat inovasi-inovasi berani" untuk mengatasi masalah biaya perawatan dan pendidikan anak yang tinggi.
Pada Januari, China melaporkan populasinya turun untuk pertama kalinya dalam 60 tahun.
Di 2022, hanya ada 6,77 kelahiran per 1.000 orang di China, tingkat kelahiran terendah dalam sejarah, dan turun dari 7,52 kelahiran dari tahun sebelumnya.
Kebijakan satu anak yang ketat negara ini - yang diterapkan sejak 1980 hingga 2015 untuk mengatasi pertumbuhan populasi yang sangat cepat - telah dikambinghitamkan sebagai penyebab penurunan ini.
Keluarga yang ketahuan melanggar aturan one-child policy dikenai denda, dan dalam beberapa kasus, bahkan kehilangan pekerjaan.
Batasan anak dinaikkan secara nasional untuk pasangan yang menikah menjadi dua anak pada 2016, dan dinaikkan lagi menjadi tiga anak pada 2021. Namun satu provinsi - Sichuan - telah menerapkan aturan yang bahkan lebih longgar.
Yang - yang mengepalai Departemen Pemantauan Kependudukan dan Pengembangan Keluarga China - berkata para pejabat harus "memahami dengan kuat periode jendela penting dari perkembangan populasi".
Berbicara kepada majalah kesehatan milik negara, Yang mengaku khawatir akan biaya merawat anak yang tinggi telah mengakibatkan efek merugikan untuk perkembangan populasi.
Dia juga mengatakan sejumlah tantangan seputar keuangan dan karier sebagai penyebab menurunnya angka kelahiran.
"Pemerintah daerah harus secara aktif mengeksplorasi dan membuat inovasi-inivasi berani untuk mengurangi biaya kelahiran, perawatan anak, dan pendidikan" untuk mendorong pertumbuhan populasi yang seimbang dalam jangka waktu panjang, kata Yang.
Beberapa provinsi telah mulai menerapkan cara-cara baru untuk mencoba mendorong angka kelahiran, termasuk memberikan uang untuk donor sperma.
Di Sichuan, otoritas kesehatan berkata mereka akan memperbolehkan pasangan yang tidak menikah untuk memiliki anak dan menikmati keuntungan-keuntungan yang diberikan kepada pasangan menikah.
Sebelumnya, ada larangan bagi perempuan lajang untuk mendaftarkan kelahiran.
Otoritas di wilayah itu juga mengumumkan bahwa pasangan diperbolehkan memiliki sebanyak apapun anak yang mereka mau - kebijakan yang sama sekali berbeda dengan one-child policy.
Populasi yang menurun, jatuhnya angka kelahiran, dan prospek populasi yang menua dengan cepat, negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia ini menghadapi tantangan jangka panjang yang nyata.
Pada 2022, populasi China turun 850.000 orang menjadi 1,41174 miliar, menurut Biro Statistik Nasional. Ini adalah penurunan populasi pertama sejak 1961, tahun terakhir Bencana Kelaparan Besar China.
Ekonomi India yang mulai melonjak juga mengancam China dan memaksanya turun ke urutan ketiga.
(ita/ita)