Kadal, kacamata, dan kata "kakek" ramai bertebaran di media sosial China seiring mereka mengenang mendiang mantan pemimpin China Jiang Zemin sambil berusaha mengakali sensor.
Mantan presiden China dari tahun 1993 hingga 2003 itu meninggal dunia di usia 96 tahun pada Rabu (30/11).
Anggota jajaran pimpinan teratas China tidak pernah punya akun individu di platform media sosial lokal, dan unggahan-unggahan tentang mereka biasanya difilter dengan ketat, untuk mencegah orang-orang meninggalkan pesan yang kritis terhadap pemerintahan Partai Komunis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibatnya, ada penyensoran ketat terhadap Jiang Zemin di dunia maya.
Kematiannya bertepatan dengan gelombang protes menentang kebijakan "nol-Covid" pemerintah luapan rasa frustasi akan lockdown yang sering, dan beberapa demonstran telah meneriakkan slogan anti pemerintah.
Baca juga:
- Cina blokir berita tentang isu kematian Jiang Zemin
- HUT Partai Komunis ke-100: Xi Jinping bertekad melawan siapapun yang akan 'menindas China'
- China hadapi 'infeksi Covid paling parah', buruh pabrik iPhone raksasa di Zhengzhou gelar unjuk rasa
Kiriman media tentang kematian Jiang menunjukkan jutaan pengguna media sosial telah meninggalkan komentar sebagian besarnya positif.
Namun, hanya sedikit yang dapat dilihat, dan pencarian di Sina Weibo untuk "Jiang Zemin" hanya menunjukkan sekitar 250 kiriman, semuanya dari akun media pemerintah.
Partai Komunis tampaknya ingin masyarakat melihat komentar-komentar dari pengguna yang mengharapkan Jiang "perjalanan yang baik" ke akhirat. Mayoritas kiriman yang terlihat menyertakan emoji lilin, cara biasa untuk mengenang orang yang meninggal dunia.
Supaya para warganet bisa berbicara di level yang lebih personal tentang arti Jiang bagi mereka, mereka harus menggunakan julukan.
'Pemujaan kadal'
Selama ini, julukan-julukan yang berkaitan dengan kadal telah menjadi cara populer untuk merujuknya dalam pembicaraan, misalnya "Paman Kadal".
Meskipun awalnya ini adalah cara untuk meledek atau mengkritik sang pemimpin - sebagaimana ada orang-orang yang membandingkan Presiden Xi Jinping dengan Winnie the Pooh - dalam beberapa tahun terakhir ada fenomena "pemujaan kadal" dari para penggemar Jiang. Banyak warganet mengunggah gambar makhluk-makhluk amfibi untuk berbicara tentangnya dengan nada nostalgia.
Weibo
Selama bertahun-tahun, platform media sosial telah berusaha untuk menyensor pesan-pesan terkait kadal dan kodok. Sedikit sekali pesan seperti itu yang bisa ditemukan di media sosial China hari ini.
Namun hari ini, beberapa warganet mengakali sensor dengan menirukan suara kodok dalam pesan tentang sang mantan pemimpin.
"Kwok-kwok. Istirahatlah dengan tenang," kata seorang warganet, misalnya.
'Pria yang mengubah China'
Paham bahwa kata-kata yang merujuk ke Jiang kemungkinan besar akan disensor, beberapa warganet membiarkan gambar berbicara untuk menandai legasinya.
Di Kota Yangzhou, China selatan, tempat kelahiran Jiang, para pengguna media sosial mengunggah foto karangan bunga yang ditinggalkan di luar bangunan-bangunan bersejarah, tampaknya bentuk penghormatan untuk Jiang.
WeiboBanyak orang meninggalkan karangan bunga di kota kelahiran Jiang Zemin, Yangzhou.
Beberapa orang telah mengunggah sampul buku yang memuat fotonya, berjudul: "Pria yang mengubah China".
Ada juga gambar-gambar kacamata besar khas Jiang Zemin serta frasa: "Tetap muda, tetap sederhana". Beberapa orang menggunakan emoji kacamata untuk merujuknya.
Karena kiriman yang mengandung aksara Latin alih-alih aksara China kemungkinan besar akan disensor, banyak yang hanya mengunggah pesan sederhana seperti "RIP" atau "rest in peace" (istirahatlah dengan tenang).
Bagaimanapun, tema yang umum dalam pesan-pesan seperti itu ialah berduka cita, tidak hanya untuk akhir hidup sang mantan pemimpin, tetapi juga akhir sebuah zaman yang telah lewat.
"RIP, bila diingat itu adalah zaman terbaik; zaman yang penuh harapan," kata seorang pengguna.
"RIP, untuk Anda, dan untuk zaman," kata yang lain.
Satu pengguna melangkah lebih jauh, dengan berkata: "Aku akan merindukanmu, karena keadaan begitu buruk sekarang. RIP."
"Tes asam nukleat dan kabin karantina seharusnya tidak menjadi latar belakang negeri ini, tetapi kepercayaan diri dan keterbukaan. RIP," kata seorang warganet, beserta foto Jiang tersenyum bersama sejumlah mantan pemimpin Barat.
AFPBanyak yang menganggap Jiang mewakili masa ketika hubungan China dan Barat lebih dekat.
Rasa kegembiraan
Beberapa orang mengakui bahwa Jiang yang ekspresif berarti ia kadang-kadang menjadi sosok yang melambangkan kegembiraan.
"Di masa SMA, saya suka mengirim meme [tentang Jiang] kepada teman-teman saya," kata seorang pengguna Weibo. "Baru sekarang saya paham dan merindukan zaman ketika hal-hal perlahan-lahan menjadi terbuka, dan mata semua orang bersinar."
Lainnya mengakui bahwa mereka merasakan "tidak bahagia maupun sedih" ketika mendengar kabar kematian Jiang. "Sebagai politikus, ia sosok yang rumit, punya banyak sisi, dan kontradiktif. Biarlah sejarah yang menilai kebaikan dan keburukannya."
WeiboPesan eror yang muncul di Weibo ketika orang-orang mencari "Kakek Jiang".
Dengan kehadiran sang pemimpin negara yang begitu kuat dalam kehidupan masyarakat, nama panggilan yang sangat populer untuk Jiang ketika kabar kematiannya tersebar adalah "Kakek Jiang". Tetapi pencarian dengan frasa tersebut hari ini memunculkan pesan "Menurut undang-undang, peraturan, dan kebijakan yang relevan, hasil untuk 'Kakek Jiang' tidak dapat ditampilkan."
Kata "Kakek", bagaimanapun, tidak disensor, sehingga luapan komentar para pengguna media sosial tentang "Kakek Jiang" bisa dilihat.
Sementara banyak yang menulis bahwa mereka merasa sedih ketika mendengar tentang kabar kematian "kakek" mereka, beberapa orang tampaknya menggunakan kata "kakek" - yang juga berarti pria yang lebih tua dalam bahasa China - sebagai metafora untuk "presiden".
Para warganet sepertinya melakukan ini untuk membuat komentar kritis terhadap pemimpin negara saat ini, Presiden Xi Jinping.
"Ada kakek baik yang terbuka pada dunia luar, dan ada kakek jahat yang menutup negara."
"Semua orang sangat merindukan beliau, apakah 'kakek' yang lain akan cemburu?" seseorang bertanya.
Lihat juga video 'Momen Warga China Dorong-dorongan dengan Nakes Berhazmat di Shanghai':