Sedikitnya 21 orang - termasuk 10 anak-anak - tewas akibat kebakaran di sebuah gedung di kamp pengungsian yang padat penduduk di Jalur Gaza, kata Dr Salah Abu Laila selaku direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara kepada BBC.
Jumlah kematian di kamp pengungsi Jabalia setelah kebakaran - yang sekarang terkendali - kemungkinan akan meningkat, tambah Dr Abu Laila.
Seorang pejabat keamanan setempat mengatakan kepada BBC bahwa penyelidikan awal menunjukkan ada kebocoran gas dari dapur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jabalia adalah salah satu dari delapan kamp pengungsi di Gaza.
Baca juga:
- 'Anak-anak Gaza sudah terbiasa dengan kematian dan pengeboman'
- Rumah sakit Indonesia di Gaza rawat 250 pasien setiap hari
- Mulai normal, situasi Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang rusak oleh serangan Israel
Menurut Dr Abu Laila, api yang melanda kamp pengungsi Jabalia cukup "besar". Keterangannya dikuatkan rekaman video di media sosial yang menunjukkan seluruh bangunan dilalap api.
Orang-orang terlihat berteriak ketika gedung terbakar, sementara kerabat korban menangis dan berdoa di luar gedung.
Seorang warga setempat yang bergegas ke tempat kejadian mengatakan bahwa bensin disimpan di dalam gedung untuk "mengoperasikan generator".
Seorang saksi mata mengatakan kepada BBC: "Sangat sulit, anak-anak dan perempuan terbakar tanpa kemungkinan untuk menyelamatkan mereka."
Menurut petugas keamanan, keluarga tersebut sedang merayakan kepulangan salah satu kerabat mereka dari luar negeri.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang berada di Tepi Barat menyebut kejadian tersebut sebagai tragedi nasional dan mengumumkan hari berkabung pada Jumat (18/11).
Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, merilis cuitan berisi pernyataan bahwa stafnya akan membantu "evakuasi kemanusiaan korban luka ke rumah sakit (Israel)".
Kebakaran mematikan - kerap disebabkan oleh lilin - telah berulang kali terjadi di Gaza karena kekurangan listrik yang parah.
Ini terkait dengan blokade yang diberlakukan di wilayah itu oleh Israel dan Mesir guna mengantisipasi kelompok milisi di sana serta perselisihan politik internal Palestina.
Gaza adalah rumah bagi 2,3 juta orang, salah satu wilayah dengan kepadatan penduduk tertinggi di dunia. Menurut PBB, hampir 600.000 pengungsi di Gaza tinggal di delapan kamp yang penuh sesak.
Rata-rata, ada lebih dari 5.700 orang per kilometer persegi - sangat mirip dengan kepadatan penduduk di London - tetapi angka itu meningkat menjadi lebih dari 9.000 jiwa di Kota Gaza.
(ita/ita)