Duh! Keguguran Meningkat Selama Cuaca Panas di Pakistan

Duh! Keguguran Meningkat Selama Cuaca Panas di Pakistan

BBC Indonesia - detikNews
Selasa, 05 Jul 2022 17:19 WIB
Zubaida sedih ketika harus kehilangan bayi untuk kedua kalinya karena keguguran (Khurshid Aman)
Jakarta -

"Saya mengalami dua kali keguguran dalam waktu tiga tahun terakhir. Kehilangan anak-anak saya dengan cara seperti ini sangat menyakitkan," tutur Zubaida.

Perempuan berusia 30 tahun ini tinggal di desa yang berjarak 80 kilometer dari salah satu kota terpanas di Bumi: Jacobabad. Kota ini terletak di Provinsi Sindh di Pakistan.

"Dalam dua kejadian itu, dukun beranak membantu persalinan saya," kata Zubaida kepada BBC.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika saya kehilangan anak kedua saya tahun lalu, saya menangis tanpa henti selama berhari-hari."

Suaminya, Abdul Aziz, menceritakan cobaan yang mereka alami.

ADVERTISEMENT

Baca juga:

"Kehamilannya hampir mencapai masa kelahiran, tapi putra saya meninggal ketika masih dalam kandungan ibunya."

"Dia sangat kecewa dan khawatir dia tak akan lagi memiliki anak. Saya menenangkannya dan banyak dari kerabat kami datang dan berbicara dengannya," tambahnya.

Jacobabad adalah salah satu dari tempat tinggal yang paling panas di dunia. Selama musim panas, suhu di kota itu bisa mencapai 50 derajat Celsius.

Temperatur tinggi dan keguguran

Sebuah laporan yang dipublikaskan oleh British Medical Journal mengumpulkan sejumlah riset yang meneliti tentang cuaca panas dan risiko kelahiran prematur, bayi dengan berat badan ringan ketika lahir, dan keguguran.

Laporan itu menemukan bahwa dari sejumlah kasus yang terjadi, tampaknya keguguran banyak terjadi ketika cuaca lebih panas.

Namun para peneliti berkata sangat sulit untuk menentukan bagaimana suhu panas bisa menyebabkan keguguran dan masalah lain, seperti kelahiran prematur.

Zubaida tidak mendapatkan perawatan medis yang layak selama dua kehamilannya. Ini membuat sangat sulit untuk menentukan apa penyebab keguguran yang dia alami.

Dia kini berkonsultasi dengan dokter Khurshid Aman untuk membantunya memperbaiki kans melahirkan bayi yang sehat. Dokter itu berkata bahwa tiap pekan dia bertemu dengan setidaknya tiga pasien yang pernah mengalami keguguran.

Zubaida being examined by Dr Khurshid Aman

Zubaida harus menempuh jarak 80 kilometer untuk mendapatkan bantuan dokter Khurshid Aman. (Khurshid Aman)

"Dalam tempat ini, keguguran dan anak yang lahir dalam kondisi meninggal dunia adalah hal yang biasa. Jumlahnya bertambah selama beberapa bulan ketika musim panas," kata Khurshid Aman.

Dokter perempuan itu berasal dari Jacobabad dan dia telah bertugas di salam selama hampir empat dekade. Dia juga telah membantu persalinan ribuan bayi yang sehat, tapi juga menjadi saksi dari banyak tragedi.

Setelah pensiun dari layanan pemerintah, Khursid kini beroperasi di klinik miliknya.

"Beberapa perempuan sangat kurus. Banyak dari mereka menderita anaemia kronis dan penyakit lain. Layanan sebelum kehamilan tak ada." katanya.

Dia menambahkan seluruh hal ini bisa membawa dampak pada kehamilan dan kesehatan bayi.

Aziz berkata kurangnya akses medis juga menjadi masalah besar.

"Kami biasanya memiliki bidan yang tak sepenuhnya terlatih untuk membantu kelahiran bayi. Anda beruntung jika dia berhasil membantu persalinan bayi yang hidup dan sehat."

Hawa panas dan keguguran

Tahun ini, para peneliti di Universitas California menerbitkan temuan mereka tentang keguguran dan kelahiran prematur di 14 negara miskin dan menengah: Angola, Benin, Burundi, Ethiopia, Haiti, Malawi, Nepal, Nigeria, Filipina, Afrika Selatan, Timor Leste, Uganda, dan Zimbabwe.

Mereka menemukan pola setelah menilik laporan cuaca dan survei terhadap para perempuan.

JacobabadReutersJacobabad juga mengalami kekurangan pasokan air yang kronis.

"Kami menemukan risiko keguguran meningkat bagi perempuan hamil yang mengalami temperatur panas (20-30 derajat Celsius) di akhir kehamilan mereka, dibanding mereka yang tinggal di temperatur 20 derajat. Risiko keguguran meningkat hingga dua kali," ujar Sara McElroy, penulis utama dari laporan itu, kepada BBC.

"Kami juga menemukan bahwa efek dari temperatur yang lebih tinggi (35-45 derajat Celsius) bisa dirasakan setelah cuaca panas berakhir. Risiko dari keguguran bisa terjadi 3-5 hari sesudah paparan suhu panas yang ekstrem," ujarnya.

Studi itu mengungkap bahwa ibu hamil yang tinggal di area terpencil, berasal dari rumah tangga yang kurang makmur, dengan level pendidikan yang rendah memiliki risiko yang lebih besar mengalami kelahiran prematur dan keguguran dibanding perempuan lainnya.

Siang dan malam

Penelitian itu juga menemukan bahwa jika perbedaan suhu antara siang dan malam kurang dari 16 derajat Celsius, kemungkinan akan ada lebih banyak perempuan yang mengalami keguguran di negara itu.

Terlepas dari bukti-bukti bahwa cuaca panas menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, Jacobabad tak siap menghadapi panas yang membakar.

"Mereka semestinya membangun rumah sakit yang bagus di sini. Tapi itu tak ada," kata Aziz.

Di rumah, dia telah memasang sistem daya cadangan agar kipas angin tetap berjalan kendati listrik mati.

Zubaida dan AzizKhurshid AmanZubaida dan suaminya ingin menjadi orang tua secepatnya.

"Suhu bisa mencapai 50 derajat Celsius. Itu terasa sangat panas dan para perempuan merasa lebih kepanasan selama hamil," kata Aziz.

Pada 14 Mei silam, suhu di Jacobabad mencapai 51 derajat Celsius, membuat kota ini sebagai tempat dengan suhu paling panas di dunia pada hari itu.

Bagaimana cuaca panas bisa menyebabkan keguguran?

Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) mengatakan bahwa selama cuaca panas, "banyak keguguran terjadi pada bayi-bayi yang sehat, dan alasannya kerap kali tak bisa dijelaskan."

Penyebab keguguran yang selama ini diketahui adalah adanya komplikasi pada plasentaorgan yang menghubungkan pasokan darah bayi dengan sang ibu dan memberi nutrisi pada bayi dalam kandungan.

"Salah satu hipotesis adalah dehidrasi akibat panas dapat menggeser aliran darah dari janin yang sedang berkembang ke kulit ibu, untuk mendinginkan suhu internal tubuh.

perempuan, kesehatanReutersPara ibu sangat kesulitan untuk menghindarkan anak-anak mereka dari cuaca panas.

"Paparan panas juga dapat mengakibatkan hipertermia (suhu tubuh yang tidak normal) dan merusak sel-sel yang terlibat dalam kelahiran yang sehat, " kata Dr Sindana Ilango, rekan penulis makalah dengan McElroy.

"Hipotesis lainnya adalah suhu panas ekstrem dapat merusak sel, mengakibatkan berkurangnya nutrisi pada janin," imbuh Ilango.

Perubahan iklim berarti gelombang panas akan menjadi lebih sering dan lebih parah.

Para peneliti yang berbasis di Amerika Serikat merekomendasikan agar bangunan membangun sistem peringatan suhu panas dan tempat penampungan berpendingin sementara.

petani Waderi, perempuanReutersFarmer Wader, ibu muda berusia 17 tahun mengipasi putranya yang berusia sebulan Amar Kumar selama gelombang panas di rumahnya yang terletak di pinggiran Jacobabad.

Pada tahun 2020, laporan pertama PBB tentang keguguran menemukan ada 1,9 juta kasus keguguran di seluruh dunia pada 2019. Itu berarti satu keguguran terjadi dalam 16 detik.

Di Pakistan, lebih dari 3% kehamilan berakhir dengan kasus keguguran.

Harapan

Kembali ke Jacobabad.

Khurshid mengaku telah melihat perbaikan di rumah sakit pemerintah dan perkembangan di fasilitas kesehatan swasta.

Dia juga melihat banyak perempuan yang tinggal di pedesaan kini mulai mencari perawatan.

Setelah berkonsultasi dengan sang dokter, Zubaida kini menghindari pergi keluar rumah di siang hari.

perempuan, kesehatanKhurshid AmanZubaida tak memiliki kondisi kesehatan yang menghalanginya untuk hamil.

Dia tak yakin apa yang menjadi penyebab kegugurannya, dan sama seperti suaminya, dia sangat ingin memiliki anak.

"Kami sangat berharap dengan pelayanan perawatan yang layak, kami akan menjadi orang tua," katanya.

Zubaida kini memakan lebih banyak buah dan sayur dan tinggal di dalam ruangan sebanyak mungkin.

"Saya berharap Allah memberi istri saya anak dan dia akan kembali bahagia," kata Aziz.

Selama perawatan, Khurshid tidak menemukan kondisi yang bisa menghalangi Zubaida menjalani kehamilan dengan bayi yang sehat.

"Dia sedikit lemah dan saya telah memberinya resep beberapa obat dan suplemen makanan. Saya juga meminta untuk melakukan konsultasi secara reguler.

"Dengan rahmat Tuhan, saya yakin saya akan bisa memiliki anak dan menjadi seorang ibu," ucapnya.

Simak juga 'Cara Unik Warga Pakistan Pelihara Sapi untuk Dikurbankan':

[Gambas:Video 20detik]



(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads