Pengadilan Israel memutuskan bahwa Eitan Biran, bocah enam tahun yang menjadi korban selamat satu-satunya dalam kecelakaan kereta gantung, harus dikembalikan ke sanak saudaranya di Italia.
Eitan, kakaknya Tom, kedua orang tuanya, Amit Biran dan Tal Peleg, serta dua buyut menumpangi kereta gantung di Italia pada Mei lalu.
Kereta gantung itu mengalami kecelakaan yang menyebabkan 14 orang meninggal dunia. Dari keluarga Eitan, hanya ia lah yang selamat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesudah bencana itu, Eitan diasuh oleh Aya Biran, yakni bibi Eitan Biran dari pihak ayah. Beberapa bulan kemudian, kakek Eitan dari garis ibunya, Shmulik Peleg, menjemputnya untuk diajak jalan-jalan tetapi ternyata membawanya ke Israel.
Pada Senin (25/10) Pengadilan Tel Aviv, Israel memutuskan bocah tersebut harus dikembalikan ke "tempat yang biasa ditinggali", yakni di Italia sebab ia telah menetap di negara itu sejak berusia satu bulan.
Pengadilan juga memutuskan tindakan kakek Biran melanggar hukum dan ia diharuskan membayar biaya pengadilan sebesar NIS 70.000 atau sekitar Rp309 juta.
Baca juga:
- Ibu AS ditangkap karena membawa anaknya ke dokter 323 kali untuk menjalani 13 operasi besar
- 'Jihad cinta' di India, Mahkamah Agung turun tangan
- Ibu di AS dipenjara karena menolak imunisasi anak
Keputusan ini ditetapkan sembari menunggu keputusan pengadilan lebih rendah dalam sengketa sengit perebutan hak asuh antara keluarga ayah yang berdomisili di Italia dan keluarga ibu yang tinggal di Israel.
Kisah Eitan Biran telah menyita perhatian publik sejak peristiwa naas yang merenggut nyawa keluarganya. Ia sendiri mengalami luka serius dan sempat mendapat perawatan di rumah sakit Turin selama berminggu-minggu.
Keluarga Eitan adalah warga negara Israel yang telah menetap di Italia selama beberapa tahun terakhir.
Sebelum putusan Pengadilan Tel Aviv dikeluarkan pada Senin ini, pengadilan Italia telah memberikan hak asuh Eitan kepada Aya Biran-Nirko, bibi dari keluarga ayah. Sang bibi adalah seorang dokter kelahiran Israel yang menetap di Italia.
Bibi Eitan Biran dari keluarga ibu, Aya Biran (kanan) diberi hak asuh oleh pengadilan Italia pada Juni 2021. (Reuters)
Pada tanggal 13 September, kakek Eitan dari garis ibunya, Shmulik Peleg, menjemputnya untuk diajak jalan-jalan.
Sejak kecelakaan tersebut, Peleg berpindah dari Israel ke Italia dan pengadilan juga memberikan hak untuk mengunjungi cucunya.
Namun pada hari itu, Peleg membawa Eitan ke negara tetangga Italia, Swiss melalui jalur darat dan kemudian membawanya ke Israel dengan penerbangan pesawat pribadi dengan menggunakan paspor Eitan keluaran Israel.
Perkara penculikan
Pihak berwenang Italia langsung melakukan penyelidikan kasus penculikan dan memeriksa Peleg yang bersikukuh bahwa tindakannya sah dan merupakan langkah terbaik bagi cucunya.
Shmuel Peleg bersikukuh tindakannya tak melanggar hukum dan tindakannya dilakukan demi cucunya. (Reuters)
Shmulik Peleg mengatakan Eitan "bahagia dan dikelilingi keluarganya" dan menegaskan ia beserta cucu meninggalkan Italia "dengan cara yang sah", sebagaimana dilaporkan televisi Israel, Channel 12 TV pada September lalu.
"Ia berada di tempat yang semestinya, di rumahnya, di Israel."
Akan tetapi Aya Biran-Nirko menolak klaim Peleg dan mengajukan gugatan ke pengadilan Israel untuk mengembalikan Eitan ke pangkuannya.
Ia menggunakan dalih Konvensi Den Haag tentang Penculikan Internasional Anak, perjanjian yang dapat digunakan untuk mengembalikan anak di bawah usia 16 yang diculik ke negara tempat tinggalnya.
Ketika tiba di pengadilan Israel untuk menghadiri sidang praperadilan pada Kamis (23/09), Aya Biran-Nirko, mengatakan ia menginginkan keponakannya segera kembali.
"Pada tahap ini, saya cemas. Saya menginginkan Eitan pulang secepat mungkin. Saya ingin masuk ke ruang sidang, saya ingin sidang segera digelar. Saya menginginkannya pulang secepat mungkin.
Shmulik Peleg juga menghadiri sidang praperadilan didampingi kuasa hukumnya.
Wartawan BBC di Israel, Yolande Knell, yang meliput sidang, mengatakan baik Israel maupun Italia telah menandatangani Konvensi Den Haag, tetapi kasus ini diwarnai situasi luar biasa sehingga sulit diputuskan.
Kendati demikian, ketika itu tim pengacara dari kedua belah pihak telah mengeluarkan pernyataan
Lihat juga video 'Ribuan Warga Palestina Berebut Izin Kerja di Wilayah Israel':