Australia Ancam Penjara dan Denda Warganya yang Kembali dari India

Australia Ancam Penjara dan Denda Warganya yang Kembali dari India

BBC Indonesia - detikNews
Sabtu, 01 Mei 2021 09:44 WIB
Semua penerbangan dari India, termasuk penerbangan repatriasi, telah dilarang (Getty Images)
Jakarta -

Warga Australia yang pulang dari India bisa menghadapi hukuman lima tahun penjara dan denda, setelah pemerintah melarang sementara perjalanan dari India ke negara itu.

Kementerian kesehatan Australia mengatakan keputusan itu dibuat "berdasarkan proporsi orang di karantina yang tertular infeksi Covid-19 di India".

Awal pekan ini, Australia melarang semua penerbangan dari India.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diperkirakan ada sekitar 9.000 warga Australia di India, dengan 600 di antaranya dikategorikan sebagai kelompok rentan.

Seorang dokter berkata pada Australian TV bahwa langkah pemerintah itu tak sebanding dengan ancaman yang ditimbulkan oleh mereka yang kembali dari India.

ADVERTISEMENT

"Keluarga kami benar-benar sekarat di India sana... sama sekali tidak memiliki cara untuk mengeluarkan mereka - ini pengabaian," kata dokter umum dan komentator kesehatan Dr Vyom Sharmer.

Mulai Senin (03/05) siapa pun yang telah berada di India akan dilarang memasuki negara itu.

Pelanggaran keputusan ini mengakibatkan hukuman penjara lima tahun, atau denda A$66.000 (sekitar Rp735 juta).

Keputusan tersebut akan ditinjau pada 15 Mei, kata kementerian kesehatan.

Australian passengers arriving in Canberra last year after flying from Delhi

Penumpang Australia tiba di Canberra tahun lalu setelah terbang dari Delhi (Getty Images)

"Pemerintah tidak membuat keputusan ini dengan mudah," kata Menteri Kesehatan Greg Hunt dalam pernyataannya.

"Namun, integritas kesehatan publik dan sistem karantina Australia sangat penting dilindungi dan jumlah kasus Covid-19 di fasilitas karantina dikurangi ke tingkat yang dapat dikelola."

Di sisi lain, kementerian mengatakan telah sepakat dengan India untuk mengirim pasokan medis darurat, termasuk ventilator dan alat pelindung diri.

"Hati kami tertuju kepada rakyat India - dan komunitas India-Australia kami," tambah pernyataan itu.

India telah mencatat kasus Covid-19 melonjak menjadi 19 juta dan total kematian 200.000.

Pekan ini, negara itu telah mencatat 300.000 kasus baru dilaporkan setiap hari.

Apa di balik pelarangan itu?

Australia telah menerapkan serangkaian langkah-langkah ketat untuk mencegah virus keluar dari negaranya sejak pandemi dimulai pada Februari 2020.

Sementara negara itu menikmati tingkat infeksi yang mendekati nol dan memiliki kematian yang jauh lebih sedikit daripada kebanyakan negara, kebijakan karantina ketat telah mengakibatkan banyak warga Australia terdampar di luar negeri.

Nurses wave to residents in a Melbourne quarantine hotelGetty ImagesTempat di karantina hotel Australia dibatasi dan ini membatasi jumlah kedatangan internasional yang diizinkan setiap minggunya

Larangan kedatangan dari India pekan ini telah menandai peningkatan langkah pemerintah Australia - ini pertama kalinya negara itu menghentikan evakuasi dan memblokir warga untuk pulang sama sekali.

Namun langkah ini semakin intensif meningkatkan seruan agar lebih banyak yang harus dilakukan untuk membawa pulang warga Australia di luar negeri, lapor wartawan BBC Frances Mao dari Sydney.

'Diabaikan' oleh negara sendiri

Salah satu warga Australia yang merasa diabaikan oleh negaranya sendiri ialah Mandeep Sharma.

Dia adalah salah satu dari 9.000 warga Australia yang terdampar di India, yang harus mengurus diri sendiri setelah Canberra pekan ini melarang semua penerbangan dari negara yang dilanda Covid itu hingga pertengahan Mei.

Sharma tinggal dengan istri dan dua anak perempuannya di Adelaide.

Mandeep Sharma and his familyMANDEEP SHARMAMandeep, yang saat ini terjebak di wilayah Punjab di India, sangat terpukul ketika Australia melarang penerbangan pulang ke Adelaide

Dia melakukan perjalanan ke India bulan lalu untuk menghadiri pemakaman ayahnya dan dijadwalkan terbang kembali minggu depan.

Sekarang dia khawatir tertular virus dan dipisahkan dari keluarganya untuk waktu yang tidak terbatas.

Mengapa warga di luar negeri tidak bisa masuk?

Australia adalah salah satu negara pertama yang menutup perbatasannya pada Maret 2020, melarang semua kedatangan kecuali warga negara yang kembali, penduduk, dan orang yang diberikan pengecualian (termasuk selebriti, bintang olahraga, dan pekerja kontrak).

Sejak Oktober 2020, Australia membebaskan pelancong dari Selandia Baru yang sudah terbebas dari virus corona.

Semua kedatangan dipaksa untuk melakukan - dan mendanai sendiri - karantina selama dua minggu di sebuah hotel, biasanya di ibu kota negara bagian.

Melissa McCarthy, Chris Pratt, Tom Hanks, Awkwafina, Idris Elba, Tilda Swinton, Julia Roberts, Zac Efron, Ed Sheeran, Matt Damon, Natalie Portman, Sacha Baron Cohen, Paul Mescal, Mark Wahlberg, Tessa Thompson, Rita OraReuters/Getty Images/EPA/BBCAustralia telah memberikan pengecualian kedatangan kepada puluhan bintang Hollywood sementara warganya berjuang untuk pulang

Saat ini, sekitar 36.000 warga negara terdaftar dalam bantuan pemerintah untuk terbang pulang, tingkat yang tetap konsisten selama setahun terakhir.

Sebelum pandemi, diperkirakan ada sekitar satu juta orang Australia yang tinggal di luar negeri.

Di awal program karantina, muncul masalah.

Jumlah orang yang kembali ke kampung halaman - kebanyakan dari Selandia Baru, AS, dan Inggris - mengancam akan membanjiri sistem karantina.

Maka pemerintah mencari solusi.

Namun, alih-alih memperluas sistem - misalnya, menambahkan pusat karantina yang dibuat khusus - otoritas Australia justru secara drastis mengurangi jumlah kedatangan pesawat yang diizinkan setiap minggunya.

Melissa McCarthy, Chris Pratt, Tom Hanks, Awkwafina, Idris Elba, Tilda Swinton, Julia Roberts, Zac Efron, Ed Sheeran, Matt Damon, Natalie Portman, Sacha Baron Cohen, Paul Mescal, Mark Wahlberg, Tessa Thompson, Rita OraReuters/Getty Images/EPA/BBCAustralia telah memberikan pengecualian kedatangan kepada puluhan bintang Hollywood sementara warganya berjuang untuk pulang

Saat ini sekitar 7.000 orang diperbolehkan masuk setiap pekan. Tapi jumlahnya bisa diturunkan kapan saja - menyebabkan pembatalan penerbangan dan perubahan rute.

Pada bulan Januari, jumlah berkurang setengahnya karena mutasi virus corona.

Banyak warga Australia yang terdampar mengatakan bahwa mereka akan senang jika mereka merasa seperti bergabung dalam antrean yang diperintahkan untuk pulang.

Tetapi sistem tersebut terbukti kacau dan sewenang-wenang, dan tidak memiliki ukuran untuk memprioritaskan mereka yang paling membutuhkan.

Itu berarti siapa yang pulang pada dasarnya tergantung pada maskapai penerbangan komersial.

Batasan kedatangan ke Australia telah menyebabkan harga tiket pesawat meroket, sehingga tidak terjangkau bagi banyak orang.

Pemerintah telah menyelenggarakan sejumlah penerbangan repatrias.

Namun untuk mendapatkan kursi penerbangan, warga Australia harus bersaing dengan yang lain. Tiket pesawatnya juga tidak gratis.

Lihat Video: Cegah Badai Corona, Australia Tutup Penerbangan dari India hingga 15 Mei

[Gambas:Video 20detik]



(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads