Perjalanan internasional punya dampak paling besar pada tingkat kematian akibat Covid-19 di negara-negara yang terkena gelombang pertama pandemi, menurut hasil sebuah penelitian.
Para peneliti di Universitas Aberdeen, Skotlandia, berfokus pada 37 negara yang mengalami dampak terparah dari pandemi.
Mereka meneliti sejumlah faktor, termasuk kedatangan warga di wilayah mereka, kepadatan penduduk, dan persentase penduduk yang tinggal di perkotaan, usia, dan masalah-masalah kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Lebih dari 40 negara larang penerbangan dari Inggris karena khawatir varian baru Covid-19
- Terlalu takut akan Covid-19, seorang pria tinggal di bandara selama tiga bulan
- Tak cuma di Eropa, kasus 'varian baru' virus corona ditemukan di Kanada dan Jepang
- Jumlah kasus Covid-19 di Inggris turun 30% selama 'lockdown' kedua, menurut penelitian
Tim peneliti mengatakan pemberlakuan pembatasan pada perjalanan internasional bisa membuat perbedaan dalam penyebaran virus corona.
Studi tersebut mengamati sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Spanyol, Prancis, Italia dan Brasil, dan berfokus pada tahap awal pandemi.
Mereka menemukan penambahan satu juta kedatangan orang dari penerbangan internasional berkontribusi pada kenaikan 3,4% dalam penambahan rata-rata harian kematian akibat Covid-19.
Para peneliti menggunakan data perjalanan internasional pada 2018 - sebelum pembatasan penerbangan diberlakukan - sebagai perbandingan data pada 2020, untuk menyesuaikan tren perjalanan dengan pola penyebaran virus.
Inggris membatasi kedatangan warga dari negara-negara berisiko tinggi. (EPA)
Gelombang pandemi di masa depan
Salah satu peneliti, Tiberiu Pana, berkata: "Kami menemukan bahwa perjalanan internasional adalah penyebab terkuat dari peningkatan kematian.
"Penilaian kami terhadap data yang tersedia menunjukkan bahwa pembatasan yang sangat dini pada perjalanan internasional mungkin telah membuat perbedaan dalam penyebaran pandemi di Eropa Barat, termasuk Inggris.
"Temuan ini sangat penting karena dunia berupaya mengendalikan gelombang pandemi Covid-19 dan varian baru virus corona di masa depan dan mencegah kematian yang disebabkan olehnya."
Mahasiswa kedokteran tersebut mengatakan tingkat cakupan vaksinasi BCG suatu negara juga tampaknya memiliki peran penting.
Pembatasan pada penerbangan internasional bisa menekan penyebaran virus corona, menurut penelitian. (Getty Images)
Sementara itu, peneliti utama Prof Phyo Myint, selaku direktur Aberdeen Clinical Academic Training Scheme, mengatakan: "Ini adalah penelitian penting, yang dipimpin oleh mahasiswa kedokteran, yang telah menunjukkan pemanfaatan data yang tersedia untuk umum untuk menginformasikan kebijakan masa depan dalam mencegah penyebaran Covid-19."
Studi ini dilakukan ketika penemuan varian baru virus corona di Afrika Selatan telah mendorong perpanjangan pembatasan yang lebih ketat untuk semua pelancong yang datang langsung ke Skotlandia.
Pada hari Rabu (03/02), Menteri Pertama Skotlandia, Nicola Sturgeon memandang rencana pemerintah Inggris untuk memasukkan orang-orang yang datang dari negara-negara berisiko tinggi dalam "daftar merah" dan meminta mereka untuk karantina di hotel adalah upaya yang "tidak cukup".
Pemerintah Skotlandia kini berencana untuk memperkenalkan apa yang disebut sebagai pendekatan "yang jauh lebih komprehensif" untuk "karantina terkelola".
Tonton Video: Perjalanan Corona di Indonesia hingga Tembus 1 Juta Kasus