Temuan Gigi 48.000 Tahun Ungkap Kawin Silang Neanderthal dan Homo Sapien

Temuan Gigi 48.000 Tahun Ungkap Kawin Silang Neanderthal dan Homo Sapien

BBC Indonesia - detikNews
Selasa, 02 Feb 2021 12:22 WIB
Spesimen gigi Neanderthal ini memiliki beberapa ciri yang merupakan karakter khas dari gigi manusia modern (Journal of Human Evolution)
Jakarta -

Fosil gigi berusia sekitar 48.000 tahun yang digali di sebuah situs di Jersey, Inggris, mengungkapkan tanda-tanda perkawinan silang dua spesies manusia, yaitu manusia purba Neanderthal dan spesies manusia modern Homo sapien.

Pakar Inggris mempelajari ulang 13 fosil gigi yang ditemukan antara 1910 dan 1911 di La Cotte de St Brelade di barat daya pulau itu.

Sebelumnya, fosil gigi itu telah lama dianggap sebagai spesimen gigi khas Neanderthal, tetapi studi ulang baru-baru ini mengungkap bahwa gigi itu juga memiliki ciri-ciri gigi manusia modern.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fosil gigi ini mungkin mewakili beberapa sisa Neanderthal terakhir yang diketahui.

Dengan demikian, gigi ini bahkan mungkin memberikan petunjuk tentang apa yang menyebabkan lenyapnya sepupu dekat dari evolusi menusia tersebut.

ADVERTISEMENT

Neanderthal berevolusi sekitar 400.000 tahun yang lalu dan mendiami wilayah yang luas dari Eropa Barat hingga Siberia.

Mereka memiliki postur lebih pendek dan gempal daripada manusia modern, dengan tulang tebal di atas mata menjorok ke depan.

Mereka dianggap punah sekitar 40.000 tahun yang lalu, seiring manusia modern menetap di Eropa setelah bermigrasi dari Afrika.

neanderthal, manusia purba, spesies purba, homo sapiens, gibraltarGetty ImagesReproduksi sebuah keluarga Neanderthal dipamerkan di Field Museum of Natural History di Chicago, Illinois, AS

Namun, kedua jenis manusia itu diperkirakan hidup berdampingan setidaknya selama 5.000 tahun.

Gigi tersebut ditemukan di situs yang berlokasi di sebuah gua.

Gigi itu sebelumnya dianggap milik seorang manusia purba Neanderthal. Namun, penelitian baru mengungkap bahwa gigi itu berasal dari setidaknya dua orang dewasa.

Para peneliti menggunakan pemindaian computed tomography (CT) gigi untuk mempelajarinya dengan tingkat detail yang tidak tersedia bagi para peneliti di masa lalu.

neanderthal, manusia purba, spesies purba, homo sapiens, gibraltar

Fosil tengkorak Neanderthal yang ditemukan di Gibraltar dipamerkan di Natural History Museum di London (Getty Images)

'Nenek moyang ganda'

Meskipun spesimen gigi itu memiliki beberapa karakteristik Neanderthal, beberapa aspek dari bentuknya lebih mirip dengan gigi manusia modern.

Ini menunjukkan bahwa ini adalah ciri-ciri yang lazim ditemui dalam populasi mereka.

Pemimpin penelitian, Prof Chris Stringer dari Museum Sejarah Alam London, mengatakan: "Mengingat manusia modern tumpang tindih dengan Neanderthal di beberapa bagian Eropa sekitar 45.000 tahun yang lalu, ciri-ciri yang tidak biasa dari individu La Cotte ini menunjukkan bahwa mereka bisa saja memiliki nenek moyang ganda, Neanderthal dan manusia modern."

Pada saat individu-individu ini masih hidup, iklim di bagian dunia ini lebih dingin daripada sekarang dan permukaan laut puluhan meter lebih rendah.

Neanderthal teeth

Spesimen gigi ini pertama kali digali lebih dari 100 tahun lalu. (Journal of Human Evolution)

Rekan peneliti, Dr Matt Pope dari Institute of Archaeology di University College London (UCL), mengatakan daerah itu adalah tempat "fantastis untuk berburu", karena merupakan "lembah dan jurang buntu".

"Gua dengan skala dan ukuran itu sangat langka di lanskap itu," katanya, menambahkan: "Tampaknya itu tertanam dalam rutinitas mereka, kembali ke tempat itu selama puluhan ribu tahun."

Faktanya, ada catatan bahwa situs La Cotte telah didiami manusia sejak 250.000 tahun lalu.

Fosil gigi ini diperkirakan berusia sekitar 48.000 tahun, mendekati era kepunahan Neanderthal 40.000 tahun yang lalu.

Jadi, mungkinkah spesies manusia purba Neandertal tidak punah dalam pengertian tradisional, namun hanya terserap ke dalam populasi manusia modern?

"Ini sekarang perlu menjadi skenario yang dipertimbangkan secara serius, bersama dengan skenario lain, dan itu akan muncul saat kita mendapatkan lebih banyak pemahaman tentang proses pencampuran genetik," kata Dr Pope kepada BBC News.

"Tapi yang pasti, kata 'punah' sekarang mulai kehilangan artinya di mana Anda dapat melihat beberapa episode pencampuran dan retensi sebagian besar DNA Neanderthal pada manusia di luar Afrika sub-Sahara."

Spesies Neanderthal menyumbangkan 2-3% dari genom orang-orang dengan leluhur dari luar Afrika.

"Ide populasi hibrida ini dapat diuji dengan pemulihan DNA purba dari gigi, sesuatu yang sekarang sedang diselidiki," kata Prof Stringer.

Studi tersebut telah dipublikasikan di Journal of Human Evolution.

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads