Apakah Anda rindu memeluk orang yang Anda cintai? Atau berjabat tangan dengan rekan kerja?
Bagi banyak orang di seluruh dunia, 2020 telah menjadi tahun "jarak sosial" dan karantina wilayah (lockdown).
Saat ini kita menjalani hari-hari tanpa sentuhan dan interaksi seperti yang sebelumya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi apakah Anda pernah memikirkan apa dampak dari hal ini terhadap Anda?
- Apakah Covid-19 akan membuat kebiasaan jabat tangan punah?
- Resepsi pernikahan diperbolehkan kembali, berikut syarat penyelenggaraannya di tengah wabah Covid-19
- Sempat jadi pusat pandemi, Wuhan sekarang jadi tujuan turis
Getty Images
'Sentuhan itu penting'
Sentuhan adalah indra pertama yang kita pelajari sebagai bayi.
Begitulah cara kita berkomunikasi di usia dini dan sentuhan itu penting untuk perkembangan awal.
"Sentuhan antarmanusia sangat penting, ini adalah perekat sosial," kata David Linden, penulis Unique: The New Science of Human Individuality.
"Sentuhan sangat kurang diteliti. Mungkin ada 100 makalah tentang penglihatan, namun terkait sentuhan ... kita cenderung meremehkannya," jelasnya.
Getty Images
Apa yang sebenarnya terjadi ketika kita menyentuh orang lain?
Dalam studi yang ada, penelitian menunjukkan sentuhan bisa membuat seseorang merasa lebih baik dan dapat bertindak sebagai obat penghilang rasa sakit.
Ketika menyentuh bayi, detak jantung mereka "dapat menjadi stabil" dan "berat badan mereka bisa meningkat", menurut guru besar ilmu saraf anak, Rebeccah Slater.
"Beberapa penelitian untuk bayi yang lahir dengan berat badan rendah menunjukkan bahwa waktu mereka dirawat di rumah sakit dapat dikurangi jika mereka menerima banyak stimulasi sentuhan," katanya.
Getty Images
Sentuhan juga penting dalam menjalin hubungan
Psikolog evolusi Robin Dunbar berpendapat bahwa manusia sangat mirip dengan binatang dalam hal pentingnya sentuhan.
Primata menghabiskan 10 hingga 20% dari kehidupan mereka untuk merawat dan menyentuh satu sama lain, yang menurutnya, adalah bagian utama dari persahabatan mereka.
"Sentuhan tangan yang di bulu-bulu hewan mengirimkan sinyal ini ke otak yang mengatakan, 'Anda berada dalam kontak fisik yang dekat dengan sahabat Anda.' Hal itu memicu sistem endorfin di otak."
"Kita merasa sangat santai dan, yang paling penting, mempercayai orang yang melakukan aktivitas itu bersama Anda. Ini menciptakan rasa persahabatan."
Getty Images
Jadi, apa dampak tidak menyentuh?
Jika sentuhan dapat meredakan rasa sakit, menenangkan kita, membuat kita merasa lebih dekat satu sama lain, dan merupakan bagian penting dalam menjalin persahabatan, apa dampak jaga jarak terhadap kehidupan kita?
"Tak berarti kehidupan kita langsung hancur," kata Linden.
"Tapi perasaan saling memiliki, empati dan kepercayaan perlahan akan berkurang," katanya.
"Jika Anda tidak menyentuh hewan piaraan, hewan-hewan itu benar-benar menjadi sakit, juga dalam pikiran mereka. Mereka jadi tak bersemangat dan menjadi mudah sakit dalam jangka panjang," kata Katerina Fotopoulou, seorang profesor psikodinamik ilmu saraf.
Pada awal pandemi, sebelum banyak negara menerapkan aturan jaga jarak sosial, lebih dari separuh dari kita mengatakan bahwa kita tidak mendapatkan cukup kontak dalam hidup kita, jadi bayangkan seperti apa proporsinya sekarang.
Temuan tersebut adalah hasil dari studi terhadap 40.000 orang di lebih dari 110 negara dari 21 Januari hingga 30 Maret 2020, yang dilakukan oleh Goldsmiths University, Inggris, yang berkolaborasi dengan BBC Radio 4 dan Wellcome Collection.
Getty Images
Apa yang bisa kita lakukan?
Bagi kita yang tinggal sendiri atau mengisolasi diri mungkin tidak ada pilihan lain untuk saat ini dan efeknya bahkan mungkin terbawa ke masa depan.
Profesor Slater lebih jauh mengatakan: "Saya rasa Anda tidak akan melihat orang-orang berinteraksi dengan cara yang sama seperti yang kita lakukan sebelum pandemi."
Tapi psikolog evolusi Robin Dunbar tidak begitu yakin, dia percaya sentuhan akan selalu menjadi bagian dari hubungan dan persahabatan, "kecuali ada cara lain yang lebih efektif dan efisien", katanya.
Dia berpendapat bahwa hal itu tidak mungkin terjadi kecuali kita "melepaskan semua gagasan untuk memiliki hubungan asmara".
Jika kita berasumsi bahwa kita tidak akan melakukannya, maka jenis sentuhan apa yang paling dinikmati manusia, menurut psikolog evolusioner?
Ia mengatakan bagian luar lengan manusia memang diciptakan untuk dibelai dan paling efektif pada kecepatan tertentu, "gerakan ringan dan lambat, tepatnya 2,5 cm per detik".
Ini adalah belaian yang seharusnya kita "sukai".
Jadi mungkin ketika Anda bisa dan Anda merasa nyaman (jujur saja, menyentuh bukanlah hal favorit semua orang) untuk menyentuh orang yang dicintai, itu mungkin merupakan ide yang baik untuk kesehatan mental dan fisik Anda.
Ketika Anda melakukan kontak fisik dengan seseorang yang sudah lama tidak Anda temui, Dunbar mengatakan itu dapat mengungkapkan banyak hal.
"Jika Anda benar-benar ingin tahu bagaimana perasaan seseorang terhadap Anda jangan dengarkan apa yang mereka katakan, rasakan saja bagaimana mereka menyentuh Anda."
Artikel ini diadaptasi dari BBC Ideas.
(nvc/nvc)