Sejumlah negara, seperti Korea Selatan dan Pakistan hingga Amerika Serikat tengah menghadapi gelombang baru virus corona yang mengancam kapasitas sistem kesehatan masing-masing.
Korea Selatan melakukan sejumlah upaya pembatasan aktivitas warga, menyusul kenaikan jumlah positif Covid-19 di negara itu.
Pertemuan lebih dari 50 orang akan dilarang di ibu kota Seoul dan sekitarnya mulai Selasa (08/12), sementara pusat kebugaran dan bar karaoke akan ditutup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada hari Minggu (06/12), sebanyak 631 infeksi baru dilaporkan dalam satu hari, jumlah tertinggi dalam sembilan bulan terakhir.
- Apakah mungkin akan ada lebih dari satu vaksin virus corona?
- Penanganan virus corona ala Korea Selatan layak jadi panutan?
- Korea Selatan 'di ambang wabah nasional' gelombang baru virus corona
Negara itu dipuji secara luas atas responsnya dalam menghadapi virus awal tahun ini, dengan pengujian agresif dan pelacakan kontak.
Namun, petugas kesehatan cukup kewalahan belakangan ini dengan jumlah kasus aktif di Korea Selatan yang mencapai 7.873. Ada kekhawatiran juga bahwa jumlah pasien di rumah sakit akan melonjak.
Sekarang total kasus terkonfirmasi di negara itu mencapai 37.546 kasus, dengan 545 kematian.
Menteri Kesehatan Park Neung-hoo mengatakan ada risiko penyebaran virus yang meluas jika tidak ada upaya yang dilakukan.
"Kami menyimpulkan bahwa ini adalah situasi berbahaya yang bisa berkembang menjadi pandemi nasional," katanya kepada kantor berita Reuters.
Pembatasan juga akan diperketat di bagian lain negara itu, kata Park, tetapi pada tingkat yang lebih longgar.
Aturan itu akan diterapkan setidaknya tiga minggu.
Pada hari Sabtu, pemerintah kota Seoul memberlakukan jam malam, dengan sebagian besar bisnis termasuk restoran, bar dan kafe diwajibkan tutup pada jam 9 malam.
Meninggal karena ketiadaan oksigen
Kondisi rumah sakit yang kewalahan akibat virus corona juga terjadi di Pakistan.
Setidaknya enam orang - termasuk lima pasien virus corona - meninggal di sebuah rumah sakit di Pakistan karena persediaan oksigen yang terlalu rendah.
Kerabat pasien menggambarkan bagaimana mereka memohon bantuan saat kepanikan melanda rumah sakit yang dikelola pemerintah di kota utara Peshawar.
Stok oksigen yang terhambat menyebabkan lebih dari 200 pasien harus bertahan dengan oksigen yang terbatas.
Pejabat rumah sakit menyalahkan kekurangan itu pada perusahaan pemasok.
Pakistan sedang memerangi gelombang baru kasus virus korona, dengan total lebih dari 400.000 kasus terkonfirmasi dan lebih dari 8.000 kematian sejak dimulainya wabah.
Pakistan hadapi gelombang baru virus corona (EPA)
Mureed Ali, yang ibunya terinfeksi Covid-19, mengatakan kepada BBC Urdu bahwa "kami berlari ke seluruh bagian rumah sakit, memohon pada para staf medis, untuk menyelamatkan pasien-pasien".
Dia menjelaskan bahwa beberapa pasien akhirnya dipindahkan ke ruang gawat darurat, di mana pasokan oksigen masih cukup.
Tetapi setelah persediaan itu juga menipis, beberapa pasien meninggal, sementara banyak lainnya yang kondisinya memburuk hingga kritis.
Keterbatasan oksigen membuat sejumlah pasien meninggal di Pakistan. (EPA)
Pejabat rumah sakit menggambarkan kekurangan oksigen itu sebagai "kelalaian kriminal". Beberapa orang dilaporkan dikenakan saksi setelahnya.
"Insiden menyedihkan itu terjadi karena kurangnya pasokan oksigen sentral di rumah sakit," kata menteri kesehatan provinsi Taimur Saleem Jhagra kepada wartawan pada konferensi pers.
"Kami akan mengadakan penyelidikan terhadap insiden itu."
Lonjakan kasus di AS
Aturan lockdown ketat diterapkan pada sebagian besar negara bagian California AS karena jumlah kasus Covid-19 yang melonjak di seluruh negara bagian dan di AS secara keseluruhan.
Lebih dari setengah dari 40 juta orang di negara bagian itu harus tinggal di rumah, seperti yang diumumkan oleh Gubernur Gavin Newsom pada hari Kamis.
Sejumlah negara bagian di AS menerapkan aturan lockdown menyusul peningkatan kasus Covid-19 di AS. (Getty Images)
Banyak bisnis akan ditutup dan orang akan dilarang bertemu siapa pun di luar rumah mereka.
Perintah tersebut dikeluarkan menyusul semakin berkurangnya kapasitas perawatan intensif di rumah sakit.
San Francisco juga akan melakukan lockdown lokal mulai hari Minggu.
Langkah-langkah itu diambil setelah AS melaporkan sebanyak 230.000 kasus baru pada hari Sabtu, rekor terbaru di negara itu.
Lonjakan kasus itu diperkirakan terjadi karena jutaan orang melakukan perjalanan selama liburan Thanksgiving minggu lalu.
Selama dua minggu terakhir, AS mencatat lebih dari 2.000 kematian setiap hari, mirip dengan hari-hari awal pandemi.
(ita/ita)