Cerita Migran Turki dan Palestina Bantu Selamatkan Warga Saat Serangan Wina

Cerita Migran Turki dan Palestina Bantu Selamatkan Warga Saat Serangan Wina

BBC Indonesia - detikNews
Rabu, 04 Nov 2020 20:20 WIB
Jakarta -

Tiga laki-laki keturunan Turki dan Palestina turun tangan membantu seorang petugas polisi dan seorang perempuan tua dalam serangan di Wina pada hari Senin (02/11).

Recep Gultekin tertembak di kaki saat membantu seorang perempuan bersama temannya, Mikail zen.

Mereka juga membawa seorang petugas polisi yang terluka ke tempat aman setelah seorang pria Palestina, Osama Joda, memberi polisi itu pertolongan pertama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lima orang, termasuk penyerang, tewas dan 22 lainnya luka-luka saat penembakan terjadi di seberang sinagoga di ibukota Austria.

Pria yang dituduh melakukan serangan itu disebut sebagai seorang "teroris Islamis" berusia 20 tahun yang dibebaskan dari penjara pada bulan Desember lalu. Ia ditembak mati oleh polisi dalam insiden tersebut.

ADVERTISEMENT

Joda, 23 tahun, bekerja di McDonalds terdekat, dan mengatakan kepada surat kabar lokal Kurier bahwa dia sedang membawa barang-barang ke restoran ketika penyerang mulai menembaki orang yang lewat.

Police officers walk at the site of wreath laying ceremony e in Vienna, Austria November 3, 2020Keamanan di Wina masih diperketat pada hari Selasa (03/11). (Reuters)

Ketika dua petugas polisi datang untuk membantu, penyerang menembaki mereka dan salah satunya terkena peluru.

"Saya menariknya ke belakang bangku beton dan mencoba menghentikan pendarahan," kata Joda. "Ada darah di mana-mana."

Pelaku melarikan diri setelah lebih banyak polisi tiba di lokasi kejadian dan Joda kemudian membantu membawa polisi tersebut ke ambulans terdekat.

Dia dibantu oleh zen dan Gultekin, yang keduanya keturunan Turki.

Sebelumnya Gultekin, 21 tahun, telah membawa seorang perempuan yang terluka ke restoran.

zen, pegiat bela diri dan personal trainer, mengatakan kepada Kurier bahwa ia melihat polisi yang berdarah setelah tembakan meletus.

"Kami langsung tahu apa yang harus dilakukan, tidak ada pilihan selain membantu," kata laki-laki berusia 25 tahun itu.

"Austria adalah rumah kami. Kami akan membantu kapan saja."

Polisi belum mengkonfirmasi rincian insiden tersebut, tetapi Menteri Dalam Negeri Karl Nehammer mengatakan kepada media lokal bahwa petugas tersebut dibawa ke tempat aman oleh warga Austria dengan latar belakang migran.

"Tidak ada serangan teroris yang berhasil menghancurkan atau memecah belah masyarakat kita," tambahnya.

Duta Besar Turki untuk Austria, Ozan Ceyhun, juga menjamu zen dan Gultekin di kedutaan Turki dan memuji perilaku mereka.

Keamanan di Wina diperketat di tengah upaya polisi mengejar orang-orang yang terlibat dalam serangan. Sebanyak 14 orang telah ditangkap setelah serangkaian penggerebekan polisi.

Tapi pihak berwenang yakin pria bersenjata yang dibunuh polisi bertindak sendiri.

Kanselir Austria Sebastian Kurz mengatakan empat orang yang meninggal adalah seorang perempuan tua, seorang pria tua, seorang pria muda yang lewat, dan seorang pelayan toko.

Itu jelas serangan yang didorong oleh "kebencian terhadap cara hidup kami, demokrasi kami", kata kanselir.

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads