Kota di Prancis selatan, Nice berduka Jumat (30/10) untuk tiga orang yang ditikam, seorang di antaranya "nyaris terpenggal".
Tempat untuk mengenang korban didirikan di depan basilika Notre-Dame, banyak warga meletakkan bunga dan lilin.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Kamis (29/10) penikaman itu adalah "serangan teroris kelompok Islamis".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, keamanan diperketat di tempat-tempat ibadah dan sekolah di seluruh Prancis menyusul dua serangan serupa dalam dua minggu ini.
Sebelumnya, seorang guru dipenggal di luar Paris setelah menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada sejumlah muridnya.
Langkah Macron mempertahankan hak untuk menerbitkan karikatur Nabi Muhammad memicu kemarahan di sejumlah negara dengan penduduk mayoritas Muslim.
Polisi mengatakan tersangka penyerang adalah pria Tunisia berusia 21 tahun yang baru-baru ini tiba di Eropa.
Ia disebutkan dalam kondisi kritis di rumah sakit setelah ditembak polisi.
- MUI desak hentikan karikatur Nabi Muhammad sebagai 'biang keladi' kekerasan, pengamat sarankan Indonesia gelar dialog
- Prancis tindak keras Islam radikal di tengah cekcok dengan Turki
- Dampak 'serangan' Erdogan terhadap Macron, Prancis sebut Turki 'coba picu kebencian terhadap Prancis'
- Pemenggalan guru Prancis: Tujuh orang didakwa, Samuel Paty mendapat 'penghargaan tertinggi
Tersangka memiliki dokumen Palang Merah Italia yang diterbitkan setelah dia tiba menggunakan sebuah kapal migran di Pulau Lampedusa, Italia, bulan lalu.
Warga berkumpul di luar basilika Notre-Dame, Nice, berdoa untuk korban. (Getty Images)
Salah seorang dari tiga korban - perempuan lanjut usia - yang datang ke basilika untuk beribadah "nyaris terpenggal".
Dewan Muslim Prancis mengecam penikaman di Nice dan menyatakan duka terhadap korban dan keluarganya.
Wali kota Nice, Christian Estrosi mengatakan semua bukti menunjukkan insiden itu adalah "serangan teroris di jantung basilika Notre-Dame.
Jumlah serdadu yang dikerahkan untuk melindungi tempat-tempat umum, seperti gereja dan sekolah, akan ditambah dari 3.000 menjadi 7.000 personel. (EPA)
Estrosi menyebut pelakunya adalah "Fasisme Islamis" dan tersangka berulang kali mengucapkan "Allahu Akbar (Tuhan Maha Besar).
"Pada tersangka kami menemukan sebuah Quran dan dua telepon, belati yang digunakan dalam kejahatan30cm dengan pinggiran untuk memotong 17cm. Kami juga menemukan sebuah tas yang ditinggalkan penyerang. Di sisi tas ini terdapat dua pisau yang tidak digunakan dalam serangan," kata kepala jaksa antiteroris Prancis, Jean-Franois Ricard.
Menurut sumber-sumber kepolisian, penyerang bernama Brahim Aioussaoi.
Para jaksa anti-teror telah menggelar investigasi dan Prancis meningkatkan taraf keamanan nasional ke level tertinggi.
Macron tiba di Nice. (Reuters)
Berbicara setelah berkunjung ke Nice, Macron mengatakan: "Jika kami kembali diserang, itu karena nilai-nilai yang kami miliki: kebebasan, kesempatan di tanah air kami untuk punya keyakinan secara bebas dan tidak menyerah pada teror.
"Saya kembali mengatakan dengan sangat jelas hari ini: kami tidak akan menyerah."
Menurut Macron, jumlah serdadu yang dikerahkan untuk melindungi tempat-tempat umum, seperti gereja dan sekolah, akan ditambah dari 3.000 menjadi 7.000 personel.
Getty ImagesPolisi mengatakan serangan terjadi sekitar pukul 09:00 pagi waktu setempat (15:00 WB)
Polisi belum menyebut motif pembunuhan. Namun serangan ini terjadi menyusul protes di sejumlah negara terkait langkah Presiden Macron yang membela penerbitan karikatur yang menggambarkan Nabi Muhammad.
Dua serangan terpisah terjadi Kamis (29/10), satu di kota lain Prancis dan satu di Arab Saudi.
Seorang pria ditembak mati di Montfavet setelah mengancam polisi dengan pistol tangan.
Dan seorang penjaga diserang di luar konsulat Prancis di Jeddah. Tersangka ditahan dan penjaga gedung dibawa ke rumah sakit.
Apa yang diketahui tentang serangan itu?
Ketiga korban diserang di dalam basilica pada Kamis (29/10) pagi sebelum Misa pertama hari itu.
Dua di antara mereka tewas di di dalam gereja: seorang perempuan berusia 60 tahun "nyaris terpenggal", dan seorang pria berusia 55 tahun yang tenggorokannya dibelah.
Korban pria adalah salah satu anggota pengurus gereja. Dia dilaporkan meninggalkan seorang istri dan dua anak.
Seorang korban lainnya, perempuan berusia 44 tahun, berhasil kabur ke kafe dekat gereja setelah ditikam beberapa kali. Namun, kemudian dia meninggal dunia.
EPATersangka ditahan tak lama setelah serangan di basilika.
Belakangan terungkap bahwa seorang saksi mata membunyikan alarm dengan sistem perlindungan khusus yang dibuat oleh pemerintah kota.
Chloe, seorang saksi mata yang tinggal dekat gereja, berkata kepada BBC: "Kami mendengar banyak orang berteriak di jalan. Kami melihat dari jendela bahwa ada banyak, banyak polisi berdatangan dan ada banyak, banyak tembakan."
Getty ImagesPaling tidak tiga orang mennggal dalam penikaman.
Tom Vannier, seorang mahasiswa jurusan jurnalistik yang tiba di lokasi kejadian setelah serangan berlangsung, menuturkan kepada BBC bahwa orang-orang menangis di jalan.
Empat polisi tiba di tempat kejadian perkara pada pukul 08.57 waktu setempat (14.57 WIB) dan pelaku ditembak dan ditahan, kata jaksa antiteroris Prancis.
Nice pernah menjadi lokasi serangan teroris empat tahun lalu, ketika seorang warga Tunisia mengemudikan truk hingga menabrak kerumunan orang yang merayakan Hari Bastille pada 14 Juli. Sebanyak 86 orang meninggal dunia saat itu.
Reaksi sejauh ini
Menteri Dalam Negeri, Gerald Darmanin menyerukan warga untuk menghindari daerah pusat kota.
Gerald Darmanin mengatakan ia mengadakan pertemuan darurat di Paris.
Mengheningkan cipta selama satu menit dilakukan di Majelis Nasional, di tengah pengumuman Perdana Menteri Jean Castex terkait rincian karantina wilayah yang akan berlaku pada Kamis malam (29/10).
"Tak diragukan lagi, kejadian ini adalah tantangan baru yang sangat serius yang melanda negara kita," katanya sambil menyerukan kesatuan.
Getty ImagesPolisi di dekat basilika Notre-Dame, Nice.
Konteks kejadian
Getty ImagesJaksa antiteror telah memulai penyelidikan pembunuhan.
Nice adalah salah satu kota sasaran serangan mematikan dalam tahun-tahun terakhir ini di Prancis.
Pada 14 Juli 2016, saat perayaan Hari Bastille, seorang warga Tunisia berusia 31 tahun menabrakkan truk yang dikendarainya ke arah massa, menewaskan 86 orang.
BBC
Beberapa hari kemudian, Pendeta Jacques Hamel ditikam lehernya selama kebaktian pagi di gereja kota Rouen.
Pada bulan Oktober ini juga, seorang guru, Samuel Paty dipenggal kepalanya di Conflans-Sainte-Honorine, di luar Paris, beberapa hari setelah menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada sejumlah murdinya.
Pembunuhan itu menyebabkan ketegangan di Prancis dan upaya pemerintah untuk meredam kelompok radikal Islam menimbulkan kemarahan di Turki dan sejumlah negara.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menyerukan boikot barang-barang Prancis.
Situasi semakin memburuk setelah Erdogan ditampilkan dalam karikatur tengah menyingkap baju perempuan berjilbab di majalah satiris Charlie Hebdo.
Setelah mengunjungi Nice pada Kamis (29/10), Presiden Macron mengatakan kepada para wartawan, "Bila kita diserang lagi, serangan ini menentang nilai-nilai yang kita junjung, kebebasan, peluang kita untuk berpikir secara bebas dan tidak menyerah pada tindakan teror apapun."
"Saya katakan lagi dengan jelas hari ini, kami tak akan menyerah," kata Macron.
Macron mengatakan jumlah tentara dikerahkan untuk melindungi tempat umum - seperti gereja dan sekolah-sekolah akan ditingkatkan dari 3.000 menjadi 7.000.
Prancis telah meningkatkan waspada keamanan nasional pada tingkat tertinggi.
Linimasa serangan di Prancis
Oktober 2020: Guru Prancis Samuel Paty dipenggal di luar sekolah di luar kota Paris
September 2020: Dua orang ditikam dan luka parah di Paris di dekat kantor majalah satiris Charlie Hebdo, tempat kelompok radikal melakukans erangan pada 2015.
Oktober 2019: Operator komputer kepolisian yang menjadi radikal Mickal Harpon ditembak mati setelah menusuk mati tiga perwira dan seorang pejabat sipil di markas polisi Paris.
Juli 2016: Dua orang membunuh pendeta Jacques Hamel, dan melukai tawanan lain setelah menyerang gereja di luar kota Rouen di Prancis utara.
Juli 2016: Seorang pria bersenajta mengendarai truk besar dan menabrakannya ke arah massa pada perayaan hari nasional Bastille di Nice, menewaskan 86 orang dalam serangan yang disebut dilakukan oleh kelompok yang menyebut diri negara Islam, atau ISIS.
November 2015: Pria bersenjata dan pembom bunuh diri meluncurkan serangan terkoordinasi di gedung konser Bataclan, restoran dan bar di Paris menyebabkan 130 orang meninggal dan ratusan terluka.
Januari 2015: Dua kelompok militan menyerbu kantor Charlie Hebdo dan menembak mati 12 orang.
(ita/ita)