Delegasi sejumlah pejabat tinggi Uni Emirat Arab (UEA) untuk pertama kalinya mengunjungi Israel hari Selasa (20/10) menyusul kesepakatan kedua negara untuk membangun hubungan diplomatik bulan lalu.
Para pejabat UEA mendarat di bandar udara Ben Gurion dengan menggunakan pesawat Etihad Airways, kata wartawan BBC di Yerusalem, Yolande Knell.
Delegasi ini disambut langsung oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang mengatakan, "Hari ini kita membuat sejarah ... [langkah ini] akan bisa bertahan hingga beberapa generasi mendatang."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua negara sudah menyepakati perjanjian dagang sejak mengumumkan normalisasi hubungan pada Agustus.
- Trump sebut kesepakatan damai Israel-Uni Emirat Arab-Bahrain 'fajar Timur Tengah yang baru'
- Apa keuntungan Uni Emirat Arab membuka hubungan diplomatik dengan Israel?
- Israel dan Uni Emirat Arab buka hubungan diplomatik, kedua negara resmikan sambungan telepon langsung
Kunjungan pertama para pejabat UEA ini hanya berlangsung lima jam dan kedua delegasi hanya berada di kompleks bandara Ben Gurion - yang terletak di tenggara Tel Aviv - karena Israel menerapkan karantina wilayah untuk menekan wabah virus corona.
Bahrain menjadi negara Arab keempat yang secara resmi mengakui Israel. (Reuters)
Dalam lawatan ini, akan ditandatangani sejumlah perjanjian, antara lain tentang promosi bisnis dan penerbangan komersial antara kedua negara.
Akan disepakati pula bahwa warga Israel dan UEA akan bisa saling berkunjung tanpa menggunakan visa.
Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin dan utusan AS untuk kawasan Timur Tengah Ari Berkowitz ikut dalam rombongan para pejabat UAE yang terbang dari Abu Dhabi.
Pada hari Minggu (18/10) Mnuchin dan Berkowitz ikut mendampingi delegasi Israel saat menandatangani perjanjian resmi normalisasi hubungan dengan Bahrain.
Amerika Serikat berperan penting dalam mendorong UEA dan Israel menormalkan hubungan.
Selama beberapa dekade, UAE menolak berhubungan dengan Israel, sebagai bagian dari upaya negara-negara Arab untuk menekan Israel agar mengizinkan pendirian negara Palestina.
(ita/ita)