President Donald Trump (kiri) dan pesaingnya Joe Biden baru berhadapan tatap muka satu kali dalam debat sejauh ini. (Reuters)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan penantangnya dari Partai Demokrat Joe Biden mengelak dari pertanyaan-pertanyaan kunci dalam forum tanya jawab dengan rakyat yang disiarkan secara terpisah di televisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump, dari partai Republik, menolak untuk menyangkal [konspirasi yang aneh], sementara Biden, dari partai Demokrat, tidak mau membocorkan rencananya untuk Mahkamah Agung.
Kedua kandidat kadang-kadang bersikap defensif perihal rekam jejak mereka, Trump dalam berbagai isu dan Biden dalam isu hubungan ras.
Jajak pendapat menunjukkan bahwa Biden unggul cukup kuat dari Trump.
- Trump atau Biden, siapa yang unggul di daerah-daerah kunci pemilu Amerika? Tentukan sendiri dalam permainan ini
- Sengkarut debat Trump-Biden dan rencana kampanye terbuka Trump, setelah ia dinyatakan selesai jalani perawatan Covid-19
- Mengapa meninggalnya hakim agung ini dapat berdampak pada pemilu AS?
Namun, selisih hasil jajak pendapat untuk kedua kandidat masih sangat tipis di sejumlah negara bagian kunci yang dapat menentukan hasil pemilihan.
Lebih dari 18 juta orang telah memberikan suara secara langsung atau melalui pos untuk pemungutan suara yang dijadwalkan pada 3 November.
Pada Kamis (15/10) malam waktu setempat, acara tanya jawab dengan pemilih - dikenal dengan format town hall di AS - menggantikan debat presiden kedua yang dibatalkan.
Trump menolak untuk ikut serta dalam debat yang rencananya dilangsungkan secara virtual itu, setelah ia didiagnosis dengan Covid-19 baru-baru ini namun sekarang tampaknya ia sudah pulih sepenuhnya.
Apa saja momen penting bagi Trump?
Selama acara primetime yang dipandu oleh jaringan TV NBC di Miami, Florida, sang presiden ditanyai tentang teori konspirasi QAnon, yang penganutnya percaya bahwa Trump sedang memerangi jaringan elite rahasia, yang seringkali melibatkan plot Satanik dan perdagangan anak.
Ketika moderator Savannah Guthrie bertanya kepada Trump apakah ia akan menolaknya, Trump menjawab: "Saya tidak tahu apa-apa tentang QAnon."
Presiden Trump menghabiskan banyak waktunya berdebat dengan moderator. (Reuters)
Guthrie berkata ia baru saja memberitahunya tentang kelompok itu, yang telah dicap sebagai ancaman teroris oleh FBI.
Sang presiden berkata: "Saya tidak tahu apa-apa tentang itu, saya tahu mereka sangat menentang pedofilia, mereka melawannya dengan sangat keras."
Trump malah menyerang ke Antifa, sebuah gerakan yang sebagian besar beranggotakan aktivis sayap kiri yang oleh Departemen Kehakiman AS disalahkan atas kekacauan sipil di kota-kota Amerika selama protes menuntut keadilan rasial dalam beberapa bulan terakhir.
Untuk pertama kalinya, Presiden Trump berkata ia akan menerima peralihan kekuasaan secara damai jika kalah dalam pemilihan bulan depan, bahkan seraya menyatakan kekhawatirannya akan integritas pemilihan. Komisi pemilihan federal mengatakan tidak ada bukti akan penipuan surat suara yang meluas.
"Dan kemudian mereka berbicara, 'maukah Anda menerima transfer damai'," kata Trump. "Dan jawabannya adalah, 'Ya, saya mau.' Tapi saya ingin ini menjadi pemilihan yang jujur, dan begitu pula semua orang. "
Trump menangkis pertanyaan lain tentang perawatan kesehatan dan pengembalian pajak dan apakah ia mengikuti tes virus corona pada hari debat terakhirnya dengan Biden, dengan mengatakan: "Mungkin saya melakukannya, mungkin tidak."
Presiden menghabiskan banyak waktu dalam acara tanya jawab untuk berdebat dengan moderator, yang membantah banyak pernyataannya.
Namun ia tampak berseri-seri ketika seorang penonton perempuan memulai pertanyaannya dengan mengatakan: "Anda sangat tampan ketika Anda tersenyum!"
Apa momen penting bagi Biden?
Sang capres partai Demokrat menolak menjawab ketika ditanya di acara tanya jawab yang disiarkan di televisi ABC, Philadelphia, tentang apakah ia mendukung pemadatan pengadilan (court packing), yaitu langkah menambah kursi di Mahkamah Agung AS dan menunjuk hakim untuk mempengaruhi keseimbangan ideologis putusannya.
Biden tidak berjanji akan mewajibkan vaksin Covid-19. (Reuters)
Biden baru-baru ini mengelak pertanyaan tentang perkara ini, yang membuat kelompok konservatif berpendapat bahwa ia berencana merusak peradilan, yang merupakan cabang ketiga dalam pemerintahan AS.
Mantan wakil presiden Barack Obama itu memberikan jawaban yang bertentangan lagi pada Kamis malam, dan pada awalnya mengatakan: "Saya tidak suka pemadatan pengadilan. Saya tidak suka."
Akan tetapi kemudian moderator George Stephanopoulos bertanya kepada Biden apakah ia akan membuka kemungkinan untuk menambah jumlah hakim jika Partai Republik mengukuhkan calon Trump saat ini untuk kekosongan di Mahkamah Agung yang terdiri dari sembilan kursi.
"Saya terbuka untuk mempertimbangkan apa yang akan terjadi sejak saat itu," ujarnya, meskipun dia menolak mengungkapkan pendiriannya tentang masalah tersebut.
"Tergantung pada bagaimana mereka menangani ini," imbuhnya, agaknya mengacu pada pengukuhan Hakim Amy Coney Barrett yang diperkirakan bakal dilakukan Partai Republik.
Ada kontroversi tentang keputusan NBC melangsungkan acara tanya-jawab dengan Trump di waktu yang sama dengan acara Biden. (Reuters)
Biden mengelak lagi ketika ditanya apakah perannya dalam membantu perancangan undang-undang kejahatan tahun 1994, yang disalahkan oleh gerakan Black Lives Matter atas penahanan massal orang Afrika-Amerika, adalah sebuah kesalahan.
"Ya," katanya. "Tapi di sinilah letak kesalahan itu: kesalahan itu ada pada hal yang dilakukan negara bagian secara lokal."
"[RUU] itu mengandung banyak hal lain di dalamnya yang ternyata buruk dan baik," tambahnya.
Biden enggan memberikan jawaban pasti apakah ia akan mewajibkan vaksin virus corona di masa depan.
"Tergantung dari sifat vaksin itu, kapan keluarnya, bagaimana pendistribusiannya," ujarnya.
Debat presiden lainnya pada 22 Oktober masih dijadwalkan berlangsung, meski tidak jelas dalam format apa. Debat pertama pada bulan lalu berubah menjadi ajang saling hina antara kedua kandidat.
Simak juga video 'Biden: Trump Lebih Peduli Pasar Saham Dibanding Tangani Corona':