Pemimpin China, Xi Jinping, mengatakan kebijakan pemerintah di Xinjiang --yang memicu kritik tajam masyarakat internasional-- sudah benar dan harus diterapkan dalam jangka waktu lama.
China diperkirakan menahan satu juta warga Muslim, sebagian besar dari etnik Uighur, di kamp-kamp indoktrinasi.
Beijing juga dituduh menjalankan praktik kerja paksa dan memisahkan anak dari para orang tua mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun saat berbicara di depan para pejabat tinggi, Xi Jinping mengatakan kebijakan China diperlukan untuk mewujudkan kawasan yang damai dan stabil.
- Bagaimana China 'manfaatkan' undangan liputan ke Xinjiang untuk mengontrol narasi tentang Muslim Uighur
- Cina bantah menahan satu juta warga minoritas Muslim Uighur
- PBB klaim satu juta minoritas etnis muslim Uighur ditahan di kamp-kamp politik Cina
- Rencana pembongkaran masjid di Cina oleh aparat 'mengancam perdamaian'
"Secara keseluruhan, telah tercipta stabilitas sosial di Xinjiang. Warga [di sana] hidup dengan nyaman," kata Xi, seperti dikutip kantor berita resmi China, Xinhua.
"Fakta menunjukkan kebijakan pemerintah telah berhasil," kata Xi.
Ia menegaskan bahwa kebijakan yang diterapkan Partai Komunis China di Xinjiang "nyata-nyata benar" dan seharusnya "tetap diterapkan dalam jangka waktu yang panjang".
Kecaman PBB
Pada 2018 PBB menyatakan khawatir atas penahanan massal warga Muslim Uighur di Xinjiang dan sudah mendesak agar mereka dibebaskan.
Beijing menyatakan mereka ditahan dengan "alasan" mengatasi terorisme.
Pernyataan ini dikeluarkan setelah sebuah komisi PBB mendengar beberapa laporan bahwa sampai satu juta Muslim Uighur di daerah Xinjiang barat ditahan di kamp-kamp re-edukasi.
Beijing menyangkal sejumlah tuduhan tersebut tetapi mengakui beberapa ekstremis ditahan untuk dididik kembali.
China memandang milisi dan separatis Islamis bertanggung jawab atas terjadinya kerusuhan di daerah tersebut.
Saat dilakukan pengkajian pada permulaan bulan ini, anggota Komite PBB untuk Penghapusan Diskriminasi Ras menyatakan sejumlah laporan yang dapat dipercaya mengindikasikan bahwa Beijing telah "menjadikan daerah otonomi Uighur menjadi sesuatu yang mirip dengan kamp pengasingan besar-besaran".
China menjawab dengan mengatakan Uighur mendapatkan hak sepenuhnya tetapi Beijing mengakui, dan ini jarang dilakukan, bahwa "pihak-pihak yang dibohongi ekstremisme keagamaan ... akan dibantu lewat permukiman dan pendidikan kembali".
Xinjiang mengalami berbagai peristiwa kekerasan - diikuti dengan penggerebekan - selama bertahun-tahun.
Cina menyebut bahwa yang mereka lakukan di Xinjiang adalah memerangi separatisme dan ekstremisme kaum militan Islamis. (BBC)
Apa yang PBB katakan?
Pada hari Kamis (30/08) badan PBB mengeluarkan kesimpulan pengamatannya yang mengkritik "definisi luas tentang terorisme dan acuan kabur terkait ekstremisme serta definisi tidak jelas terkait separatisme dalam undang-undang China".
Komisi tersebut mendesak Beijing untuk:
- Mengakhiri penahanan tanpa dakwaan hukum, pengadilan dan vonis;
- Pembebasan segera orang-orang yang saat ini ditahan di bawah keadaan ini;
- Memberikan data jumlah orang yang ditahan dan alasan penahanan mereka;
- Melakukan "penyelidikan independen terhadap semua tuduhan tidak layak terkait ras, suku dan keagamaan".
Apa tuduhan terhadap China?
Kelompok hak asasi manusia termasuk Amnesty International dan Human Rights Watch memberikan laporan kepada komite PBB yang mencatat tuduhan penahanan massal pada kamp di mana para tahanan dipaksa melakukan sumpah setia kepada Presiden China, Xi Jinping.
World Uyghur Congress menyatakan dalam laporannya bahwa para tahanan dibui tanpa dakwaan dan dipaksa meneriakkan slogan Partai Komunis.
Mereka juga dilaporkan tidak diberikan makanan yang cukup dan muncul laporan penyiksaan yang meluas.
- Masjid besar di Cina hendak dirubuhkan, jemaah menghadang aparat
- Thailand mulai mengadili dua orang Uighur dari Cina
- Polda Sulteng tewaskan seorang Uighur di Poso
Kebanyakan tahanan tidak pernah didakwa melakukan kejahatan dan tidak pernah menerima bantuan hukum.
Pernyataan terbaru PBB dikeluarkan di tengah terjadinya peningkatan ketegangan menyangkut agama di kawasan lain di China.
Di wilayah Ningxia barat laut, ratusan Muslim yang berusaha mencegah pengrusakan masjid bentrok dengan pemerintah.
Warga Uighur di sebuah pasar hewan, dalam foto tahun 2013. (Getty Images)
Siapakah orang Uighur?
Uighur adalah minoritas Muslim yang sebagian besar berada di daerah Xinjiang, China barat. Sekitar 45% penduduk di tempat itu adalah Uighur.
Xinjiang resminya diperlukan sebagai daerah otonomi di dalam China, sama seperti Tibet di selatan.
Sejumlah laporan yang menyebutkan semakin banyak orang Uighur dan minoritas Muslim lainnya yang ditahan di Xinjiang muncul dalam beberapa bulan terakhir.
China menyatakan pihaknya melakukan penahanan untuk mengatasi kelompok ekstremis.
(ita/ita)