Jadi Petahana Partai Republik, Trump Tuding Biden Akan 'Hancurkan' Mimpi AS

Jadi Petahana Partai Republik, Trump Tuding Biden Akan 'Hancurkan' Mimpi AS

BBC Indonesia - detikNews
Sabtu, 29 Agu 2020 08:55 WIB
Getty Images
Washington DC -

Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan rakyat Amerika jika penantangnya dari Partai Demokrat, Joe Biden, menang pemilu pada November mendatang maka mimpi Amerika (American Dream) akan "hancur". Biden kemudian digambarkan sebagai "penghancur kebesaran Amerika".

Trump mengatakan, Partai Demokrat akan memberikan kebebasan kepada "kaum anarkis yang kejam" jika berkuasa.

Pernyataan Trump tersebut dilontarkan pada malam final Konvensi Partai Republik yang memutuskan untuk menjadikan dirinya sebagai kandidat petahana dalam pilpres.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam survei beberapa waktu lalu, Joe Biden unggul satu digit atas Trump di waktu yang tinggal menyisakan 68 hari lagi sebelum pemilihan.

ADVERTISEMENT

Apa yang dikatakan Presiden Trump?

Pada Kamis (27/08) malam, Trump menerima keputusan pencalonan dirinya dari Partai Republik untuk maju pada pilpres mendatang.

"Pemilu ini akan memutuskan apakah kita akan menyelamatkan impian Amerika," katanya, "Atau kita malah mengizinkan agenda sosialis yang akan menghancurkan takdir yang kita disayangi."

Trump menambahkan: "Suara Anda akan memutuskan apakah kita melindungi orang Amerika yang taat hukum, atau malah memberikan kebebasan memerintah kepada para anarkis, agitator, dan penjahat yang kejam yang mengancam warga negara kami."

Donald Trump and First Lady Melania Trump

Lokasi presiden berpidato memicu kritikan karena Trump secara tidak etis menggunakan Gedung Putih sebagai latar belakang panggung politiknya. (Getty Images)

Dia mengatakan Partai Demokrat, pada konvensi partai mereka minggu lalu, telah menggambarkan Amerika sebagai tempat yang penuh dengan ketidakadilan rasial dan ekonomi.

"Jadi malam ini," katanya, "Saya mengajukan pertanyaan yang sangat sederhana - bagaimana Partai Demokrat bisa memimpin negara ini ketika mereka malah menghabiskan begitu banyak waktu untuk menghancurkan negara kita?"

"Mereka tidak melihat Amerika sebagai negara yang paling bebas, adil, dan luar biasa di dunia. Sebaliknya, mereka melihat sebagai negara jahat yang harus dihukum karena dosa-dosanya."

Trump juga berulang kali mengatakan Biden adalah boneka China.

"China akan menguasai negara kita jika Joe Biden terpilih. Tidak seperti Biden, saya akan meminta mereka bertanggung jawab penuh atas tragedi yang mereka timbulkan."

Trump lantas menyebut Biden tidak punya kemampuan apa-apa selain mengkritik.

"Ketika saya mengambil aksi berani dengan menerapkan larangan perjalanan terhadap China, Joe Biden menyebutnya sebagai langkah yang histeris dan xenofobia. Jika kita mendengarkan Joe, ada tambahan ratusan ribu warga Amerika yang akan meninggal," papar Trump.

Lokasi presiden berpidato memicu kritikan karena Trump secara tidak etis menggunakan Gedung Putih sebagai latar belakang panggung politiknya.

Media-media di Washington juga mengkritik ketidakpatuhan para pengunjung saat pidato itu yang duduk berdekatan dan tidak perlu menggunakan masker.

Bagaimana respons kubu Biden?

pilpres as

Kandidat presiden dan wakil presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden dan Kamala Harris. (Reuters)

Kandidat presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, mengatakan kepada MSNBC: "Masalah yang kita hadapi saat ini adalah kita berada di Amerika-nya Donald Trump."

"Dia memandang ini sebagai keuntungan politik baginya, dia mendukung lebih banyak kekerasan alih-alih berkurangnya [kekerasan]. Dia menyiram bensin ke api."

Berbicara melalui sambungan video pada Kamis (27/08) malam, Biden mengatakan dirinya berencana melakukan kampanye ke berbagai tempat.

Kubu Trump sebelumnya mengejek kubu Biden yang melakukan sebagian besar aksi kampanye selama pandemi dari ruang bawah tanah kediaman Biden di Wilmington, Delaware, sebagai pencegahan penularan virus corona.

Di tempat lain, calon wapres dari Partai Demokrat, Kamala Harris, menyampaikan pidato setengah mil dari Gedung Putih pada Kamis malam seraya mencetuskan: "Donald Trump tidak memahami kepresidenan."

"Domald Trump gagal pada pekerjaan paling dasar dan penting sebagai presiden Amerika Serikat: Dia gagal melindungi rakyat Amerika, blak-blakan dan sederhana."

(nvc/nvc)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads