Tentara membantu menyelamatkan korban ledakan bom bunuh diri di Jolo, Filipina selatan, hari Senin (24/08). (Reuters)
Seorang perempuan berkewarganegaraan Indonesia disebut sebagai salah seorang pelaku bom bunuh diri di kota Jolo, Filipina selatan, hari Senin (24/08), yang menewaskan setidaknya 14 orang.
Perkembangan ini disampaikan perwira tinggi di angkatan bersenjata Filipina, Letnan Jenderal Cirilito Sobejana, kepada kanal berita ABS-CBN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sobejana mengatakan "salah satu pelakunya kemungkinan adalah istri dari pengebom bunuh diri pertama Filipina, yang meledakkan diri di luar kam militer di kota Indanan, Sulu, pada 2019".
Media di Filipina menyebut nama laki-laki yang menjadi pengebom bunuh diri pertama di negara tersebut sebagai Norman Lasuca.
- 'Pasangan suami istri Indonesia' disebut sebagai pelaku bom bunuh diri serangan gereja di Jolo, Filipina
- Diyakini pelaku serangan bom di gereja Katolik di Filipina 'tiru' aksi di Surabaya
- Gereja Katolik di Filipina selatan dibom, pelaku disebut sebagai 'penjahat tak bertuhan'
Sobejana mengatakan penyelidik sudah mengumpulkan jasad pelaku untuk dilakukan tes forensik dan pemeriksaan lebih lanjut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah, mengatakan "belum ada konfirmasi resmi" terkait perempuan Indonesia yang disebutkan sebagai pelaku ini.
Dua ledakan hebat di Jolo pada Senin (24/08), selain menewaskan setidaknya 14 orang, juga melukai sekitar 75 orang lainnya.
Tentara yang terluka akibat pengeboman di Jolo. (EPA)
Juru bicara satuan tugas antiterorisme Filipina, Rex Payot, kepada para wartawan mengatakan bahwa ledakan terjadi di dekat pusat kota.
Laporan militer dan polisi menyebutkan tentara dan warga sipil menjadi korban dalam ledakan pertama, yang terjadi ketika personel militer membantu otoritas sipil melakukan bantuan penanganan pandemi Covid-19.
Serangan bom bunuh diri di Jolo, Filipina selatan, pada Senin (24/08) menewaskan sekurangnya 14 orang, 75 lainnya luka-luka. (EPA)
Tak lama kemudian terjadi ledakan kedua di dekat Katedral Our Lady of Mount Carmel.
Tahun lalu, terjadi serangan bom bunuh diri di katedral ini ketika jemaat tengah melakukan misa. Setidaknya 23 orang meninggal dunia.
Militer: Hanya satu kelompok yang bisa lakukan serangan
Kelompok Abbu Sayyaf disebutkan berada di balik serangan ini. (Reuters)
Dalam tiga tahun terakhir, terjadi sekurangnya enam serangan bom bunuh diri, jenis serangan yang sebelumnya sangat jarang terjadi di Filipina.
Hingga Selasa (25/08) malam waktu setempat belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab melakukan serangan bom bunuh diri di kota Jolo.
Namun, perwira tinggi militer Filipina untuk kawasan Sulu, Brigadir Jenderal William Gonzales, dalam wawancara kepada media mengatakan bahwa "hanya kelompok Abu Sayyaf yang bisa melakukan serangan seperti ini".
- Pemimpin ISIS disebut tewas: 'Pemerintah Indonesia waspadai bangkitnya sel teroris dan keterlibatan perempuan dalam jaringan terorisme'
- Ditemukan, jasad sandera Jerman yang dipenggal militan Filipina pro ISIS
- Samsul Saguni, nelayan Indonesia sandera Abu Sayyaf dibebaskan dalam proses 'semi inteljen'
"Satu-satunya kelompok yang punya kapasitas melakukan serangan ini ... adalah kelompok teroris yang aktif di kawasan ini," kata Gonzales, mengacu ke kelompok Abu Sayyaf.
Para pejabat menduga serangan di Jolo dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf. (EPA)
Sulu adalah basis kekuatan Abu Sayyaf, yang oleh pemerintah Filipina digolongkan sebagai kelompok teroris.
Pemerintah Filipina mengatakan kelompok Abu Sayyaf terlibat dalam pengeboman dan penculikan di kawasan Filipina selatan sejak 1989.
Kelompok ini ingin mendirikan negara sendiri di Mindanao di selatan, terlepas dari Manila.
Para pejabat militer mengatakan bom direkatkan di sepeda motor. (Reuters)
Mereka juga sudah menyatakan diri berafiliasi dengan kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS).
Pada 2016, pejabat di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengatakan penggerebekan oleh aparat keamanan Indonesia terhadap para simpatisan ISIS mendorong para simpatisan ini pindah ke Filipina selatan.
BNPT mengatakan bahwa setidaknya puluhan simpatisan tersebut menjalani pelatihan di kawasan tersebut.
Tonton video 'KBRI Manila Respons Tudingan WNI Terlibat Bom Bunuh Diri Filipina':