'Maskne', Masalah Baru yang Mengintai di Balik Pemakaian Masker

'Maskne', Masalah Baru yang Mengintai di Balik Pemakaian Masker

BBC Indonesia - detikNews
Selasa, 28 Jul 2020 15:12 WIB
Tampilan baru di tahun 2020: Masker pelindung wajah kini wajib dikenakan dalam berbagai situasi. (Getty Images)
Jakarta -

Masker penutup wajah kini banyak dipakai orang-orang dan telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari sejak pandemi virus corona merebak. Namun, terus menerus mengenakan masker wajah ternyata menimbulkan jerawat atau yang diistilahkan sebagai "maskne".

Maskne diambil dari kata "mask-penutup wajah" dan "acne - jerawat." Maskne ini benar-benar ada," kata Dr Mona Gohara, Profesor Dermatologi Klinis Asosiasi di Yale School of Medicine, kepada BBC.

"Saya mengenakan dua lapis masker, terkadang memakai pelindung wajah juga dan saya pernah mengalaminya dan sampai sekarang masih terus mengalami.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini membuat orang-orang frustrasi karena mereka tidak menginginkan jerawat menghiasi wajahnya.

Namun apa sebenarnya yang menyebabkan "maskne"?

Menurut seorang spesialis kulit, Angeline Yong, "gesekan masker secara terus menerus ke wajah kita menimbulkan luka kecil yang membuat bakteri dan kotoran mudah masuk ke dalam pori-pori kita".

ADVERTISEMENT

Foto perempuan berjerawat

Gesekan dari masker wajah menyebabkan "luka kecil" di kulit wajah kita yang memicu masuknya bakteri. (Getty Images)

Lalu ditambah suasana lembab dan basah di bagian dalam masker Anda.

"Bernafas saat mengenakan masker juga menyebabkan hawa panas dan lembab di sekitar wajah kita yang mengarah pada penumpukan keringat, minyak, dan bakteri. Sebagai tambahan, masker-masker pelindung wajah tersebut faktanya dirancang untuk menghambat banyak hal secara alami, dan itu menjadi bencana bagi kulit wajah kita, "ujar Dr Yong, yang membuka praktik di Singapura.

Dr Yong mengatakan dia memberi tahu para kliennya salah satu cara untuk memerangi maskne ini adalah dengan "menghindari krim perawatan kulit yang tebal dan oklusif".

"Saya selalu memberi tahu pasien saya untuk memilih produk-produk berbahan dasar air yang lebih ringan ketika mengenakan masker, produk pelembab dengan formula ringan ini bisa menjadi pelindung dan mencegah peradangan kulit," katanya.

"Idealnya, Anda juga harus menggunakan pembersih wajah dengan formula lembut dan ringan agar pelembab yang Anda gunakan bisa menyerap dengan baik.

Mungkin tidak mengherankan, berbagai perusahaan perawatan kulit dengan cepat bisa mengetahui maraknya kemunculan "maskne" ini.

Merek perawatan kulit populer Korea, Dr Jart kini memasukkan produk khusus"Maskne Essentials" dalam kategori penjualan produknya, seperti "facial barrier mask" atau masker pelapis wajah sebelum memakai masker medis dan produk anti jerawat.

Perusahaan raksasa kecantikan L'Oreal, mengaku pihaknya melihat "lonjakan penjualan produk pembersih wajah" dalam beberapa bulan terakhir.

Jochen Zaumseil, wakil presiden eksekutif L'Oreal di Asia-Pasifik, mengatakan baru-baru ini merek-merek perawatan kulit terkenal seperti La Roche-Posay dan CeraVe mengalami "ledakan besar" - dengan adanya peningkatan permintaan untuk produk seperti pembersih dan masker perawatan wajah.

Di Asia-Pasifik, peningkatan penjualan produk-produk pembersih wajah ini disebabkan oleh berbagai masalah yang berhubungan dengan pemakaian masker wajah, termasuk masalah-masalah seperti kulit berminyak dan jerawat, serta meningkatnya kebiasaan hidup bersih karena Covid-19.

"Perawatan kulit selalu menjadi (pendorong pendapatan) nomor satu kami, (namun) tentu saja bergeser lebih jauh ( ke depan) selama krisis," kata Zaumseil.

Namun meski tren perawatan kulit tengah booming, berbagai industri kecantikan terpukul karena banyak orang bekerja di rumah dan menghindari untuk keluar rumah.

Zaumseil mengatakan permintaan akan peralatan kecantikan atau makeup diperkirakan akan meningkat lagi ketika kehidupan kembali normal, sektor bisnis mulai dibuka kembali, dan lebih banyak orang mulai masuk kantor.

Menurut L'Oreal, inilah yang dialami di China, yang beberapa bulan sudah mulai bangkit dari sebagian besar negara di dunia dalam mengatasi virus.

Selama masa karantina atau lockdown di China, perempuan yang memakai riasan hanya sekitar 34%, - kini angka tersebut telah meningkat menjadi 68% pada akhir Juni hingga awal Juli.

Namun, L'Oreal menyebutkan pihaknya terus menerima permintaan terkait produk-produk kecantikan yang berkaitan dengan riasan di bagian wajah yang tidak tertutup masker.

Melina Basnight

YouTuber Melina Basnight merekomendasikan tampilan riasan mata yang tebal untuk para perempuan yang mengenakan masker wajah. (Melina Basnight)

"Mata adalah bagian paling terlihat dari wajah Anda sekarang ini, (jadi) maskara, eyeliner, ini sangat baik," ujar Zaumseil.

Produk-produk berbahan ringan terbukti populer, seperti produk lipstik yang tahan lama, tidak luntur dan tidak menempel di masker.

'Tonjolkan riasan mata Anda!"

Di YouTube, tren ini bergema di industri kecantikan, dan semakin banyak vlogger membuat video tutorial riasan yang ramah dengan masker. Mereka menonjolkan riasan di bagian mata.

"Anda lebih fokus pada alis, eyeshadowsatau riasan di kelopak mata - karena Anda memang setengah wajah Anda tertutup masker. Saya suka alis yang lebat dan palet mata yang berwarna-warni dan berani, hanya memoles mata agar Anda terlihat menonjol," US YouTuber Melina Basnight mengatakan kepada BBC.

"Saya juga memakai riasan wajah yang tidak terlalu tebal, karena ada kalanya Anda melepaskan masker saat pergi ke luar."

Tiga tips riasan dari Melina:

Melina BasnightCollage/Melina Basnight

  1. Melina bermain dengan banyak warna, riasan mata yang tebal membuat Anda terlihat memukau ketika berada di keramaian.
  2. Alis lebat, yang disebutnya sebagai "alis manusia serigala."
  3. Pastikan "permainan perawatan kulit Anda tepat sasaran" - dia biasanya masih merias bagian bawah wajahnya namun dengan riasan formula ringan.

Basnight, bekerja sebagai asisten yang mendampingi pasien keluar dari ruang perawatan di rumah sakit Texas, diharuskan memakai masker setiap hari di tempat kerja.

"(Awal tahun ini) beberapa orang bertanya kepada saya bagaimana (memakai riasan di saat kita mengenakan masker) dan pada saat itu saya sudah memakai masker selama beberapa minggu," katanya.

"Banyak orang masih ingin memakai riasaan walaupun mengenakan masker. Hanya untuk merasakan suasana normal. Di saat segala sesuatunya tidak berjalan normal, hanya ada hal kecil yang bisa Anda pertahankan."

Jadi dia memutuskan untuk membuat tutorial merias yang ramah-masker lewat kanal pribadinya MakeupMenaree.

YouTuber Filipina Nina Carpio mengatakan dia terinspirasi untuk fokus pada masalah itu pada bulan Mei - setelah dia mengalami berbagai masalah dengan riasan dan kulit wajahnya.

Kombinasi tata rias dan keringat di bawah masker, katanya, menyebabkan iritasi pada kulitnya dan pori-porinya tersumbat. Riasannya juga luntur dan membuat maskernya kotor.

"Saya mencoba memakai riasan wajah lengkap dengan alas bedak dan bedak, namun selalu luntur. (Jadi kini) saya tak lagi memakai bedak. Saya hanya memakai pelembab wajah dan pelembab bibir, "kata YouTuber, yang memberi nama kanalnya Smile Like Nina.

Dan tren ini, katanya, diperkirakan akan terus berlanjut di masa mendatang.

"Selama kita masih hidup dalam pandemi, masker wajah akan menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari - dan oleh karena itu penampilan riasan (kita) pasti seputar itu. "

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads