Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memohon dana sebesar US$10,3 miliar atau setara dengan Rp152 triliun kepada khalayak dunia untuk melawan pandemi Covid-19 dan dampaknya.
Uang itu, yang merupakan penggalangan dana terbesar PBB, akan dipakai untuk membantu masyarakat berpendapatan rendah serta negara-negara rentan.
PBB mengatakan hingga sebanyak 265 juta orang terancam kelaparan pada akhir tahun ini karena dampak pandemi virus corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika gagal bertindak, PBB mewanti-wanti bahwa dampak pandemi bisa merusak pembangunan selama berpuluh tahun.
- Hampir 10 juta anak 'berisiko putus sekolah permanen' akibat pandemi Covid-19
- Mengapa begitu banyak janda kelaparan bahkan meninggal karena kekurangan gizi?
- Dunia terancam dilanda bencana kelaparan akibat pandemi Covid-19, kata PBB
- Lima alasan mengapa Yaman jadi tempat paling parah terdampak Covid-19
PBB awalnya meminta sumbangan sebesar US$2 miliar (Rp30 triliun) saat pandemi mulai merebak pada Maret lalu.
Namun, jumlah itu kemudian direvisi. PBB mengatakan negara-negara kaya telah membuang aturan keuangan untuk melindungi ekonomi mereka sendiri dan kini harus melakukan hal serupa untuk negara-negara miskin.
Pasalnya, sebagaimana dilaporkan wartawan BBC, Imogen Foulkes, dari Jenewa, pandemi berdampak besar bagi kaum miskin dunia.
Apabila negara-negara kaya tidak bergerak, menurut PBB, dunia akan menghadapi serangkaian krisis.
AFPFasilitas kesehatan Yaman yang hancur akibat perang tanpa henti selama lima tahun.
Jutaan pekerja migran di-PHK sehingga tidak bisa mengirim uang ke kampung halaman mereka, program vaksinasi anak tertunda, dan negara-negara yang dilanda konflik selama beberapa tahun terakhir tidak mampu menghadapi pandemi.
Di Yaman, seperempat dari seluruh kasus terkonfirmasi telah meninggal dunia. Persentase ini lima kali lebih tinggi dari rata-rata dunia.
Seruan PBB mengemuka seiring dengan kampanye Komite Darurat Bencana di Inggris untuk membantu masyarakat yang paling terdampak pandemi.
Sebanyak 14 lembaga amal, termasuk Oxfam, Christian Aid, Islamic Relief, dan Palang Merah Inggris akan bergabung dalam upaya meminta publik Inggris untuk menyumbang.
Saat ini ada sebanyak lebih dari 13 juta kasus Covid-1 di seluruh dunia dan hampir 600.000 orang meninggal dunia.
(ita/ita)