Seorang pria di kota Guayaquil mengenakan alat pelindung sehingga dia dapat memasuki kamar mayat dan mengidentifikasi kerabatnya yang meninggal karena Covid-19. (AFP)
Kota pelabuhan Guayaquil di Ekuador adalah salah satu tempat terparah di Amerika Latin yang dilanda pandemi virus corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Layanan kesehatan kota tersebut kewalahan dan ratusan mayat dibiarkan tak terkubur, terkadang dibiarkan tergeletak di jalan-jalan.
Secara resmi Covid-19 telah menewaskan 421 orang di Ekuador dan menginfeksi 8.450 jiwa, tetapi angka sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi.
Tingkat pengujian yang relatif rendah dapat diartikani banyak kasus kemungkinan tidak dilaporkan.
Pejabat terkait yang ditugasi mengumpulkan mayat-mayat di Guayaquil, Jorge Wated, mengatakan dalam dua pekan pertama April, hampir 6.000 kasus kematian telah didata.
Sepasang suami istri membuat peti mati yang sangat dibutuhkan warga Guayaquil, pada 16 April 2020. (AFP)
Seorang perempuan dengan bayinya memohon bantuan di tengah kondisi perekonomian Ekuador yang anjlok akibat wabah. (Getty Images)
Seorang pria mengenakan masker bergambar Yesus, dengan harapan dapat melindunginya dari paparan virus corona. (Reuters)
- Virus corona di Ekuador: Negara yang melaporkan 5.000 kematian dalam semalam
- Virus corona: Di kota ini, jenazah-jenazah digeletakkan di tepi jalan karena kesulitan pemulasaraan, 'tak ada yang berani pegang mayat yang cepat membusuk'
- Virus corona: Karena wabah, dunia hadapi resesi yang lebih buruk daripada Depresi Besar tahun 1930-an
Seperti terjadi di banyak negara lain, antrean panjang terlihat di luar apotek di kota Guayaquil. (AFP)
Rumah sakit Los Ceibos diperluas dengan membuat bangsal darurat, khusus untuk pasien-pasien Covid-19. (AFP)
Seorang pekerja membangun area baru untuk memakamkan jenazah di kompleks pekuburan Angel Maria Canales, Kota Guayaquil, 15 April 2020. (EPA)
Di jalanan Kota Guayaquil, seorang pria mengenakan masker sembari menjajakan suplemen vitamin C. (EPA)
Semua foto memiliki hak cipta.
(ita/ita)