Wabah virus corona menyapu banyak negara dan telah menewaskan puluhan ribu orang. Sejauh ini hanya ada satu benua yang belum terambah oleh wabah: Antartika.
Bisa dipahami, para penghuni di kawasan yang sangat dingin ini mengambil tindakan apa pun untuk memastikan benua mereka tidak terjangkau oleh wabah.
Mereka tinggal di satu pangkalan maritim di Teluk Maxwell, biasa juga disebut Teluk Fildes, di Pulau Rey Jorge atau Pulau Raja George, salah satu pulau di Kepulauan Shetlands Selatan, yang dikenal sebagai sebagai salah satu pintu masuk Antartika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya ada satu rumah sakit di kawasan ini, jadi jika wabah melanda, akibatnya bisa sangat fatal.
Dari sinilah Kapten Alejandro Valenzua Pena -yang bekerja di Angkatan Laut Chile- menuturkan kisahnya.
- Bagaimana wabah virus corona hantam kehidupan perempuan di Asia
- Covid-19: Gejala, cara penanganan serta pengobatan dan penyembuhan
- Medan pertempuran baru China melawan virus corona di kota perbatasan dengan Rusia
Ada sekitar 170 orang di sini dan mereka berasal dari sejumlah negara, termasuk Chile, Uruguay, Rusia dan China.
Suhu udara jarang sekali beranjak melewati angka nol derajat Celsius. Di musim dingin, suhu rata-rata adalah -12 derajat.
Penguin terlihat di mana-mana. Fauna laut yang kaya sudah sejak lama menjadi daya tarik bagi para ilmuwan untuk melakukan penelitian.
Namun sejak beberapa waktu terakhir, para ilmuwan tidak terlihat.
China menutup pangkalan mereka sejak terjadi wabah virus corona Januari lalu, langkah yang kemudian diikuti oleh negara-negara lain.
Terakhir kali penumpang yang dibawa oleh kapal Angkatan Laut Chile tiba pada 3 Maret.
Dan penerbangan terakhir, pada 26 Maret, membawa semua orang yang bekerja di sini, termasuk para ilmuwan.
"Kami hidup dalam isolasi total. Isolasi di kawasan terisolir," ujar Pena melalui sambungan telepon kepada BBC News Mundo.
"Di sini kami mengikuti secara cermat perkembangan wabah [virus corona]. Pangkalan-pangkalan yang ada di sini mengambil lankah serupa yang diambil banyak negara," imbuhnya.
Itu artinya, warga yang tersisa harus menerapkan penjarakan sosial (social distancing), mengenakan masker, dan mencuci tangan secara berkala.
Tidak ada lagi kegiatan olahraga atau kegiatan-kegiatan yang melibatkan kerumunan orang.
- Masih misterius mengapa tiba-tiba kasus virus corona 'tidak bertambah' di Afrika Selatan
- Kisah dramatis paramedis di New York: 'Seperti serangan 11 September 2001, setiap hari'
- Mengapa dampak Covid-19 berbeda bagi perempuan dan pria?
"Tidak ada lagi kontak secara langsung. Tidak ada acara yang dulu banyak digelar oleh berbagai lembaga atau pangkalan-pangkalan asing," kata Pena.
Dengan kata lain, di kawasan ini berlaku juga karantina wilayah. Semuanya dilakukan untuk mencegah masuknya wabah.
"Di sini semuanya serba sulit, jadi bisa dibayangkan kalau ada yang terinfeksi [virus corona]," katanya.
Bagaimana jika ada kasus?
Pangkalan yang dioperasikan China di Teluk Maxwell ditutup pada Januari ketika terjadi wabah virus corona di negara tersebut. (Getty Images)
Di kawasan di Antartika ini, sumber daya kesehatan terbatas.
"Hanya ada satu rumah sakit kecil. Hanya ada satu dokter umum dan beberapa perawat," ungkap Pena.
Tak ada ventilator atau peralatan medis lain yang biasa disiapkan untuk menangani pasien virus corona.
Jadi, bagaimana jika ada yang terinfeksi virus ini?
"Yang harus kami lakukan tentu saja adalah membawa keluar dari sini," kata Pena.
Persoalannya adalah, tindakan tersebut memerlukan transportasi, apakah itu kapal laut atau pesawat terbang.
- Banyak orang yang terkurung akibat virus corona, bumi lebih sedikit bergetar
- Dampak virus corona pada perjalanan dan pariwisata dilihat dari luar angkasa
Persoalan akan makin pelik jika cuaca buruk melanda.
Pena mengatakan keluar masuknya kapal sangat tergantung dengan kondisi air laut di Teluk Maxwell.
Hal lain adalah, mereka tak punya alat untuk mengetes apakah seseorang memang sudah terinfeksi virus corona.
"Jika ada kasus, kami akan memakai alat-alat yang tersedia di sini dan konfirmasinya harus dilakukan di Punta Arenas, kota di Chile selatan," jelas Pena.
Untuk saat ini, pihak berwenang mencoba menerapkan tindakan yang dilakukan untuk meminimalkan kemungkinan masuknya virus.
Ada penerbangan berkala di Kepulauan Shetlands Selatan, baik untuk membawa penumpang maupun pasokan barang. (Getty Images)
Pasok beras, mi, tepung dan bahan-bahan lain yang bertahan lama, terakhir kali tiba pada akhir Maret.
Sejak itu, ada beberapa penerbangan yang membawa bahan makanan segar.
Bahan-bahan ini harus dicek dan disemprot dengan disinfektan.
Pena bertugas di sini sejak 18 November 2019, sementara keluarganya tinggal di Vina del Mar di Chile.
Ia mengatakan mencoba untuk berkomunikasi dengan keluarga sesering mungkin. Ia mengakui sering merindukan keluarga dan panggilan video, meski dengan sinyal yang tak begitu bagus, bisa menjadi obat.
"Sedikit aneh rasanya, mendorong orang untuk saling menguatkan, pesan yang dikirim oleh orang yang tinggal di Antartika ... kami satu-satunya komunitas di kawasan yang belum ada kasus [virus corona]. Saya rasa ini cukup relevan," kata Pena.
Ia mengakui ia dan keluarganya baik-baik saja dan mengaku sedikit lebih beruntung dibandingkan komunitas-komunitas lain di banyak negara.
Ia juga mengklaim secara psikologis orang-orang di sini sudah lebih siap dengan isolasi.
"Kami datang ke sini dengan kondisi mental siap untuk terisolir. Kami siap untuk menjalani masa-masa isolasi," katanya.
BBC
GEJALA dan PENANGANAN: Covid-19: Demam dan batuk kering terus menerus
PETA dan INFOGRAFIS: Gambaran pasien yang terinfeksi, meninggal dan sembuh di Indonesia dan dunia
VAKSIN: Seberapa cepat vaksin Covid-19 tersedia?
IKUTI LAPORAN KHUSUS TERKAIT VIRUS CORONA
(ita/ita)