Kardinal George Pell dibebaskan dari vonis pelecehan seksual terhadap anak. (Getty Images)
Kardinal George Pell telah dibebaskan dari penjara setelah pengadilan tertinggi Australia membatalkan vonis bersalah yang diterimanya dalam kasus pelecehan seksual terhadap anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan bendahara Vatikan berusia 78 tahun itu merupakan tokoh Katolik paling senior yang pernah dipenjara karena kejahatan tersebut.
Pada 2018, juri menuduhnya menganiaya dua anak laki-laki di Melbourne pada era '90-an.
Namun Pengadilan Tinggi Australia membatalkan vonis itu pada Selasa (07/04), yang segera mengakhiri hukuman penjara enam tahun sang Kardinal.
- Pelanggaran seksual mantan bendahara Vatikan: Kardinal George Pell divonis penjara enam tahun
- Paus Fransiskus akui kasus biarawati dijadikan budak seks oleh pastor
- 'Vatikan organisasi gay': Buku baru ungkap 'korupsi dan kemunafikan' Vatikan
- Paus tolak angkat laki-laki yang sudah menikah di Amazon untuk menjadi pastor
Kardinal Pell bersikeras bahwa ia tak bersalah sejak didakwa oleh polisi pada Juni 2017.
Kasusnya mengguncang Gereja Katolik, tempat ia bekerja sebagai salah satu penasihat paling senior Paus.
Majelis yang beranggotakan tujuh hakim secara aklamasi menjatuhkan keputusan yang berpihak pada Kardinal Pell, setelah mendapati bahwa juri tidak sepenuhnya mempertimbangkan semua bukti yang ditunjukkan pada persidangan.
Kardinal Pell meninggalkan penjara beberapa jam setelah putusan dijatuhkan. (Getty Images)
Ini merupakan upaya hukum terakhir sang kardinal, setelah vonisnya dipertahankan oleh pengadilan yang lebih rendah tahun lalu.
"Saya telah secara konsisten mempertahankan bahwa saya tidak bersalah sambil menderita karena ketidakadilan yang amat sangat," kata Kardinal Pell dalam sebuah pernyataan setelah keputusan itu. Ia telah menjalani lebih dari 400 hari hukumannya.
Ia dilepaskan dari Penjara Victoria's Barwon tak lama setelah tengah hari waktu setempat (10.00 WIB) dan dibawa ke Biara Carmelite di Melbourne, lansir media lokal.
- Paus Fransiskus cabut 'asas kerahasiaan' kasus pelecehan seksual anak oleh pastor dan pejabat gereja
- 'Pastor memaksa kami berenang telanjang dan dia menyentuh kami'
- Paus Fransiskus: Pastor pelaku pelecehan seksual adalah 'alat setan'
- 'Dokumen tentang pelecehan seksual anak di Gereja Katolik sengaja dihancurkan'
Mengapa Pell dipenjara?
Pada Desember 2018, dewan juri menyatakan ia bersalah atas pelecehan seksual terhadap dua anak laki-laki anggota paduan suara di ruangan pribadi di Katedral St. Patrick pada pertengahan '90-an - ketika pastornya adalah Uskup Agung Melbourne.
Vonis itu termasuk satu tuduhan penetrasi seksual dan empat tuduhan perbuatan tidak senonoh.
Pengadilan mendengarkan kesaksian dari seorang laki-laki yang diduga merupakan satu-satunya korban yang masih hidup. Puluhan saksi mata lainnya memberikan alibi dan bukti-bukti lain.
Kardinal Pell mengajukan banding terhadap vonis yang diterimanya di Pengadilan Banding Victoria tahun lalu, namun dua dari tiga hakim mempertahankan putusan tersebut.
Mengapa upaya bandingnya sukses kali ini?
Sang kardinal berargumen bahwa juri terlalu mengandalkan bukti dari satu orang. Para hakim setuju, mengatakan juri tidak menilai informasi lainnya dengan baik.
"Juri, bertindak rasional atas keseluruhan bukti, harus menerima keraguan terkait bersalahnya terdakwa," kata pengadilan dalam putusannya.
Paus Yohanes Paulus II mengangkat Pell sebagai kardinal pada 2003. (Getty Images)
Apa reaksinya?
Kardinal Pell mengatakan suatu ketidakadilan telah "diperbaiki", dan menambahkan bahwa ia "tidak menyimpan dendam pada yang menuduh saya".
"Saya tidak ingin pembebasan saya menambah rasa sakit dan kepahitan yang dirasakan banyak orang; pasti sudah ada cukup rasa sakit dan kepahitan," ujarnya dalam sebuah pernyataan.
"Namun persidangan saya bukanlah referendum atas Gereja Katolik; atau referendum atas bagaimana otoritas Gereja di Australia menangani kejahatan paedofilia di Gereja."
Ayah dari anak laki-laki yang meninggal dunia terkejut dengan keputusan ini, kata pengacaranya.
"Ia berkata ia tak lagi percaya pada sistem pengadilan kriminal di negara kami," kata Lisa Flynn.
Kepolisian Victoria mengatakan mereka menghormati keputusan pengadilan, seraya menambahkan: "Kepolisian Victoria tetap berkomitmen untuk menyelidiki kasus penganiayaan seksual dan memberikan keadilan kepada korban, tak peduli berapa tahun pun telah berlalu."
Apa selanjutnya bagi Pell dan Gereja Katolik?
John McManus, BBC News
Banyak orang di Vatikan akan merasa lega dengan pembatalan vonis Kardinal Pell.
Pada 2014, Paus Fransiskus menunjuk Kardinal Pell sebagai Prefek Sekretariat Ekonomi - pengelola keuangan Vatikan.
Sebelum ia dibawa ke persidangan, Pell telah memulai reformasi institusi di dalam keuangan Vatikan, membukanya pada tingkat pengawasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Namun ia menghadapi penolakan dari kepentingan-kepentingan di dalam Vatikan. Para pengkritik mengatakan sejak ia pergi dari Roma, reformasi telah mandek. Tahun lalu kejaksaan menggerebek kantor Sekretariat Negara, sebagai bagian dari penyelidikan terhadap investasi mencurigakan.
Pertanyaannya - akankah Kardinal Pell kembali ke Vatikan untuk menyelesaikan pekerjaannya - dan adakah orang di sana yang bakal khawatir?
Apapun jawaban pertanyaan itu, tidak diragukan lagi bahwa perubahan mendadak dalam nasib Kardinal Pell telah membenarkan keputusan Paus untuk tidak mencabut gelar pastornya atau mengeluarkannya dari imamat, hingga SEMUA jalur hukum telah ditempuh.
(ita/ita)