Bocah 13 Tahun Meninggal karena Virus Corona, Tak Punya Penyakit Bawaan

Bocah 13 Tahun Meninggal karena Virus Corona, Tak Punya Penyakit Bawaan

BBC World - detikNews
Rabu, 01 Apr 2020 12:07 WIB
Getty Images
London -

Seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun meninggal dunia akibat Covid-19, kata sebuah rumah sakit di London.

Ismail Mohamed Abdulwahab, dari Brixton di London selatan, meninggal di King's College Hospital pada Senin (31/03) pagi. Ia diduga merupakan orang termuda di Inggris yang meninggal dunia setelah terinfeksi virus corona.

Seorang juru bicara yayasan rumah sakit mengatakan kematian remaja itu telah dirujuk ke koroner, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga pukul 17.00 BST (23.00 WIB) pada Senin (31/03), jumlah orang yang meninggal dunia dengan virus corona di Inggris mencapai 1.789 orang.

Keluarga Ismail mengatakan mereka "sangat terpukul" oleh kematiannya, dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh seorang kerabat.

ADVERTISEMENT

Mereka mengatakan remaja itu tidak memiliki penyakit bawaan dan dinyatakan positif Covid-19 pada Jumat (27/03), sehari setelah ia dirawat di rumah sakit.

Koresponden kesehatan BBC, Nick Triggle, mengatakan jarang sekali remaja mengalami sakit parah setelah terinfeksi virus corona.

"Hanya 0,3% dari mereka yang menunjukkan gejala memerlukan perawatan di rumah sakit dan 0,006%-nya meninggal dengan kata lain, dua dari setiap 30.000 infeksi di antara kelompok usia ini tidak bertahan hidup," katanya.

"Tapi itu memang terjadi, seperti yang ditunjukkan oleh kasus yang menyedihkan ini."

Anak-anak

Gejala virus corona diketahui lebih ringan pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. (Reuters)

Keluarga Ismail mengatakan remaja itu dirawat di rumah sakit di London selatan setelah ia menunjukkan gejala dan kesulitan bernapas.

"Ia memakai ventilator dan kemudian ditempatkan dalam kondisi koma tapi sayangnya ia meninggal kemarin [Senin] pagi," kata mereka.

"Setahu kami ia tidak memiliki kondisi kesehatan bawaan. Kami sangat terpukul."

Mark Stephenson, kepala sekolah di Madinah College, di London barat daya, tempat kakak perempuan Ismail bekerja sebagai guru, menginisiasi penggalangan dana untuk membantu biaya pemakaman.

Pernyataan di laman penggalangan dana tersebut mengatakan Ismail meninggal "tanpa ada anggota keluarga di dekatnya karena sifat infeksi yang tinggi dari Covid-19".

Analisis: Apa risiko virus corona bagi anak muda?

Oleh Richard Warry, editor asisten bidang kesehatan, BBC News

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja jauh lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal akibat Covid-19 dibandingkan orang dewasa.

Gejala cenderung lebih ringan pada anak-anak, berbeda dengan flu, yang pada kasus itu anak-anak berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi.

Para ilmuwan belum bisa memastikan mengapa ini terjadi. Ada kemungkinan tubuh anak-anak lebih mampu mengatasi virus.

Sistem kekebalan tubuh anak-anak belum matang dan sering bereaksi berlebihan terhadap infeksi. Tapi virus corona tampaknya tidak merangsang sistem kekebalan mereka dengan cara ini.

Salah satu teori ialah anak-anak mungkin lebih aman karena mereka belum pernah terpapar dengan jenis lain virus corona yang lebih ringan.

Orang dewasa pernah, dan telah mengembangkan antibodi sebagai hasilnya, tapi karena antibodi itu tidak sama persis dengan Covid-19, mereka menjadi rentan.

Semua ini tidak berarti bahwa kaum muda - khususnya mereka dengan kondisi kesehatan bawaan - benar-benar aman dari efek Covid-19, seperti yang ditunjukkan oleh kasus tragis ini.

Dr. Nathalie MacDermott, dosen di King's College London, mengatakan kematian Ismail "menyoroti pentingnya kita semua mengambil tindakan pencegahan sebisa mungkin untuk mengurangi penyebaran infeksi di Inggris dan di seluruh dunia".

Ia menambahkan: "Koroner harus menilai apakah diperlukan pemeriksaan post-mortem untuk lebih memahami penyebab pasti kematiannya.

"Sementara kondisi medis bawaan yang kronis diketahui memperparah efek infeksi Covid-19, kami telah mendengar kasus orang-orang yang lebih muda tanpa masalah medis meninggal karena penyakit ini.

"Sangat penting untuk melakukan penelitian demi memastikan penyebab proporsi kematian terjadi di luar kelompok yang rentan meninggal dunia akibat infeksi, karena itu bisa jadi mengindikasikan kerentanan di tingkat genetik yang mendasari interaksi sistem kekebalan dengan virus."

Dr. Vanessa Sancho-Shimizu, seorang peneliti di bidang penyakit menular dan virologi di Imperial College London, mengatakan kasus ini menyoroti bahwa "betapapun jarangnya hal ini terjadi, statistik tidak ada artinya ketika itu memengaruhi orang-orang yang dekat dengan Anda, dan tidak ada ruang untuk kelengahan dalam pandemi ini ".

Seorang anak bermain skuter di kota New York saat karantina wilayah.

Anak-anak jarang sekali meninggal setelah terinfeksi coronavirus tapi itu tetap terjadi. (Getty Images)

Dr. Simon Clarke, profesor di bidang mikrobiologi seluler di University of Reading, mengatakan: "Kematian prematur adalah berita tragis, tetapi kematian setiap anak sangat menyedihkan dan kematian pertama seorang anak di Inggris setelah dites positif Covid-19 sangat penting.

"Pelajaran dari negara-negara seperti China adalah bahwa meskipun orang tua lebih mungkin meninggal akibat infeksi virus corona, anak muda jelas tidak kebal.

"Anak-anak bisa tertular virus, dan meskipun mereka lebih cenderung menunjukkan gejala ringan, mereka masih dapat menularkannya kepada orang lain yang lebih rentan. Dalam kasus yang jarang terjadi, mereka juga bisa sakit parah, atau mati.

"Ini pengingat bahwa kita harus serius menuruti nasihat dari otoritas kesehatan dengan tinggal di rumah, mencuci tangan, dan menjaga jarak dengan orang lain.

"Pesannya sejauh ini adalah bahwa dengan mengikuti petunjuk itu, Anda bisa menyelamatkan nyawa orang tua atau kakek-nenek yang Anda sayangi.

"Kasus ini mengingatkan kita bahwa diam di rumah juga bisa menyelamatkan nyawa anak atau cucu yang kita sayangi."

Sementara itu, menteri Kantor Kabinet Michael Gove menyebut tambahan terbaru jumlah kematian di Inggris "sangat mengejutkan" saat rapat harian pemerintah.

"Sekarang sama sekali bukan waktunya memikirkan relaksasi atau kelonggaran" dalam karantina wilayah, ujarnya.

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads