Kisah Pria yang Selamat dari Lima Kamp Konsentrasi Nazi

Kisah Pria yang Selamat dari Lima Kamp Konsentrasi Nazi

BBC Magazine - detikNews
Selasa, 27 Agu 2019 09:55 WIB
Praha -

Terdapat sebuah foto hitam putih yang sudah ada di keluarga saya selama bertahun-tahun. Mirip foto sekolah ketika anak-anak berbaris menatap ke kamera.

Tahun 1945, mereka adalah anak-anak Yahudi dan mereka di Praha, Republik Ceko sekarang. Sebagian besar dari mereka baru saja dibebaskan dari kamp konsentrasi Theresienstadt, di dekatnya.

Mereka berdiri berdekatan, sebagian tersenyum, tetapi juga terdapat wajah tanpa ekspresi dan yang lainnya terlihat cemberut.

Mereka baru saja bebas dari horor Holokos. Sebagian besar orang tua mereka tidak selamat, dan mereka sekarang yatim piatu.

Kembali ke Praha

The 2019 photo of the family in Prague Adrian Pope

Praha pada bulan Mei 2019 mudah dikenali. Patung yang sama di latar belakang, jalan berbatu yang sama dan jendela putih rumah sekitar yang elegan.

Dan sebagian dari anak-anak di foto sebelumnya juga hadir. Mereka kembali dengan suami, istri, anak dan cucu untuk merayakan keselamatan mereka.

Mereka kembali untuk mengambil foto baru: foto keluarga yang seharusnya tidak ada.

Saya akan hadir di foto itu, bersama-sama dua belas orang anggota keluarga saya - tetapi saya juga seorang wartawan yang akan menceritakan cerita di baliknya.

Kakek saya, David Herman, adalah salah satu anak yang selamat - dia selamat dari lima kamp konsentrasi: Auschwitz, Auschwitz-Birkenau, Buchenwald, Rhemsdorf dan Theresienstadt.

Horor

Children in a concentration camp Getty Images

Perjalanan saya dimulai di Manchester, dimana dua korban selamat yang mengenal kakek saya sekarang hidup.

Mereka menyambut kami dengan hangat di rumah mereka. Ketika saya mulai menanyakan horor yang mereka alami, ruangan menjadi sunyi.

Ini adalah untuk pertama kalinya saya mendengar pengalaman korban selamat secara langsung.

Padahal saya sudah pernah ke kamp konsentrasi, Auschwitz dan Theresienstadt.

"Kami menyaksikan kematian setiap waktu"

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sam Laskier Sam Laskier ditato angka B-2413 ketika tiba di Auschwitz. (BBC)

Sam Laskier saat ini berumur 91 tahun. Dia memperlihatkan tato di lengannya. Huruf dan angka berwarna hijau pada kulitnya.

"Kami menyaksikan kematian setiap waktu," katanya.

Dia memberitahu berbagai fakta, tetapi emosinya berada di dalam hati. Dia masih bermimpi buruk tentang kamp.

Lapar

"Bagaimana rasanya menjadi remaja di kamp konsentrasi Nazi?" saya bertanya.

Perasaan yang terus-menerus muncul adalah rasa lapar. Hidup tanpa mengetahui kapan Anda akan makan kembali.

"Kami khawatir dari mana kami mendapatkan potongan roti berikutnya karena kami lapar. Kami kelaparan," kata Alterman, 91 tahun.

Kebebasan Tahanan Ike Alterman "Ini adalah saat kami mengetahui para penjaga telah menghilang dan kami bebas."

"Ini adalah saat dimana kami mengetahui bahwa para penjaga telah menghilang dan kami diberitahu telah bebas. Itu adalah saya, yang sedang melambaikan topi," kata Ike, menunjuk ke sebuah gerbong.

"Kami dijadwalkan digas besok paginya karena mereka tidak akan membawa kami ke tempat lain dan kami mengetahui terdapat sebuah krematorium di Theresienstadt."

Theresienstadt Theresienstadt tahun 2019. (BBC)

Kebebasan. Wajah Sam menjadi cerah.

"Praha membawa ingatan manis," katanya, "karena disanalah saya dibebaskan."

Semua orang yang bebas hanya tertarik untuk mengisi perut mereka setelah bertahun-tahun kelaparan.

Kembali ke Theresienstadt

Theresienstadt Arek Hersh melihat tumpukan jenazah saat sampai di Theresienstadt. (BBC)

Kami bersama-sama mengunjungi Theresienstadt, bekas ghetto dan kamp Nazi tempat dimana sebagian besar kelompok ini dibebaskan.

Lokasinya sekitar 60 km dari Praha, sekarang adalah sebuah kota biasa.

Kami menuju ke pemakaman Yahudi dan berbagi kenangan dengan Arek Hersh, yang ditahan selama delapan hari disana sebelum pembebasan.

Dia menceritakan bahwa lahan di sekitar kami, ketika dia baru tiba berisi tumpukan jenasah. Kerangka manusia hidup yang sedang sakit.

Sekarang, pemakaman massal ditandai dengan banyak batu nisan.

Theresienstadt Arek menundukkan kepala di Theresienstadt. (BBC)

Mereka mengatakan burung tidak berkicau di kamp konsentrasi, tetapi itulah satu-satunya suara yang mereka dengar.

Upacara peringatan dilakukan, diikuti dengan mengheningkan cipta bagi korban meninggal.

Memperingati korban selamat

Sam laskier Sam Laskier (kanan) ketika pertama kali sampai di Inggris. (Imperial War Museum)

Tetapi kami di Praha untuk merayakan korban selamat, yang berhasil selamat dari kamp, kakek saya adalah salah satunya.

Dia adalah satu dari 732 anak-anak yang dibawa ke Inggris pada tahun 1945.

Mereka tumbuh bersama-sama, seperti saudara laki-laki dan perempuan, berhasil dalam hidupnya dan mempunyai anak-anak mereka sendiri.

David Herman David Herman, cucu dan istrinya - Hannah di kanan. (Family photo)

Saya dibesarkan dan diberi tahu tentang Holokos, pengalaman kakek saya dan anggota keluarga yang hilang. Tetapi baru pada tahun-tahun terakhir ini kami membicarakan trauma yang dialaminya.

Ibu mengatakan saat masih kecil, dirinya tidak pernah mengeluh tentang pengalaman buruk di sekolah. Apakah ada hal yang lebih buruk dari pada Holokos?

Hannah Gelbart dengan Arek (kiri) dan Sam (kanan). Wartawan BBC Hannah Gelbart dengan Arek (kiri) dan Sam (kanan). (BBC)

Lebih dari 200 orang datang ke Praha untuk menyaksikan orang tua dan kakek nenek mereka berdiri saat dibebaskan.

Kami bernyanyi dan bersorak sementara lonceng jam terkenal tersebut berdentang.

Berdiri di lapangan, kami adalah bukti bahwa rencana Nazi membunuh semua orang Yahudi mengalami kegagalan.

barak Museum peringatan Theresienstadt. (BBC)

Kakek saya mengatakan dirinya tidak membenci orang Jerman. Sama seperti korban selamat lainnya, dia mendorong toleransi dan keterbukaan. Nilai-nilai ini yang kami tetap pelihara.

Dia meninggal sepuluh tahun lalu, tetapi saya berharap dia juga dapat hadir disini.

David Herman di Buchenwald David Herman, 17 tahun, saat tiba di Buchenwald. (Family photo)

Saya mempunyai fotonya saat kakek berumur 17 tahun. Kepalanya dicukur botak, dia mengenakan piyama bergaris-garis dan di bawah wajahnya terlihat nomornya: A26 44 328.

Foto diambil saat dia tiba di kamp konsentrasi Buchenwald. Saya melihat tekadnya untuk tetap hidup.

Sementara ibu saya melihat seorang remaja yang menyaksikan orang tuanya dibawa ke kamar gas.

Saya gemetar memikirkan apa yang telah disaksikan mata remaja itu.

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads