Rincian kasus tersebut dipublikasikan dalam jurnal BMJ Case Reports. Penulis laporan ilmiah itu mendorong gigi palsu diambil sebelum si pasien menjalani anestesi.
Selama ini pasien yang tak disebut identitasnya itu, rutin ke Rumah Sakit Universitas James Paget di Norfolk untuk operasi dan transfusi darah.
Ia menjalani proses medis itu karena mengalami komplikasi setelah menjalani operasi perut.
Enam hari pasca operasi untuk menghilangkan benjolan dari dinding perutnya tahun 2018, pria itu pergi ke rumah sakit. Kepada dokter, ia mengaku dia tidak dapat menelan makanan padat.
- Tubuh didonasikan untuk keperluan sains, tapi malah dijadikan uji coba bom
- Anak perempuan 'usia sembilan tahun inginkan' operasi vagina
- Kisah anak-anak korban Chernobyl yang mendapat perawatan medis di Kuba

Dokter yang ia temui di rumah sakit kawasan Gorleston yakin penyebab keluhan itu adalah infeksi pernapasan.
Selain itu, pemasangan tabung di tenggorokan sang pasien pada operasi sebelumnya juga dinilai memberi efek samping.
Dokter lantas memberi antibiotik dan steroid pada pasien lanjut usia tersebut.
Saat lelaki itu kembali ke rumah sakit dua hari setelahnya, staf medis memeriksa tenggorokan dan kotak suaranya. Yang mengejutkan, mereka menemukan benda setengah lingkaran tergeletak di pita suaranya.
Pria itu lantas berkata kepada dokter bahwa dia kehilangan gigi palsu, yaitu tiga gigi palsu dan plat atap, selama operasi sebelumnya.
Operasi pengangkatan gigi palsu pun digelar. Pria tua itu dipulangkan, tapi empat kali kembali ke rumah sakit karena pendarahan.
Saat ahli bedah membakar luka di tenggorokannya, ia kehilangan begitu banyak darah. Dokter menyatakan, pria itu membutuhkan transfusi darah.

Jurnal BMJ Case Reports mencatat, sebelumnya juga terdapat kasus gigi palsu yang terhirup selama proses anestesi.
Penulis jurnal ilmiah itu menyatakan, keberadaan gigi palsu atau plat gigi harus dicatat sebelum dan sesudah operasi.
Direktur Medis di Rumah Sakit Universitas James Paget, Hazel Stuart, mengklaim penyelidikan penuh telah dilakukan atas kasus ini.
"Sebagai akibat kejadian ini, kami telah meninjau proses operasi dan mengubah seperlunya. Pelajaran yang didapat telah kami bagikan kepada staf," ujarnya.
(ita/ita)