Martin Sellner, aktivis organisasi Identitarian Movement Austria (IB), mengatakan dalam sebuah video bahwa dia menerima sumbangan uang yang kemungkinan dari tersangka utama penembakan dua masjid di Kota Christchurch.
Namun demikian Sellner membantah terlibat dalam serangan yang menewaskan 50 orang dan melukai lusinan warga Muslim pada 15 Maret lalu.
- 'Aksi, kepedulian, dan persatuan': Apakah gaya kepemimpinan PM Selandia Baru Jacinda Ardern merupakan penyeimbang baru bagi perpecahan politik?
- Dukungan warga Selandia Baru setelah serangan masjid: 'Kita tak takut lagi'
- Jumatan pertama setelah penembakan Christchurch, Selandia Baru siarkan azan, perempuan kenakan hijab
Sebelumnya warga Australia, Brenton Tarrant, yang menyatakan dirinya penganut ideologi supremasi kulit putih, telah didakwa melakukan pembunuhan dan diperkirakan akan menghadapi tuduhan lainnya.
Dalam video yang diunggah di media sosial pada Senin lalu, Martin Sellner mengaku menerima pesan email perihal bantuan uang dari seseorang bernama "Tarrant".
Dia mengaku membalas email itu dengan ucapan "terima kasih" seperti yang dilakukannya terhadap pemberi sumbangan lainnya.
Namun demikian, "Saya tidak ada hubungannya dengan serangan teror tersebut," kata Sellner, seraya menambahkan bahwa organisasinya adalah kelompok anti-imigran yang menempuh jalan damai.
Dia mengatakan tim penyelidik menggerebek flatnya di Ibu kota Austria, Wina, Senin lalu dan menyita telepon, komputer, dan perangkat lainnya.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Austria, Christoph Plzl mengatakan penggerebekan itu dilakukan oleh pasukan anti-teror atas perintah Kantor Kejaksaan Kota Graz, yang tengah menyelidiki kasus tersebut.
Juru bicara Kejaksaan Austria mengatakan mereka mencermati alamat email yang mencurigakan saat menyelidiki sumbangan sekitar $ 1.700 atau sekitar Rp 240 juta ke rekening organisasi IBO.
Pihak berwenang Austria mengkonfirmasi pekan lalu Brenton Tarrant telah mengunjungi negara itu, kemungkinan pada November lalu, meskipun rincian aktivitasnya selama di negara itu tidak diketahui.
Sellner dikenal sebagai salah-seorang aktivis muda Sayap Kanan Jauh di Eropa.
Pada Maret tahun lalu, Sellner dan pasangannya, Brittany Pettibone - seorang vlogger dan anggota Sayap Kanan Jauh - ditolak masuk ke Inggris.
Pihak berwenang mengatakan kehadiran mereka di Inggris tidak "kondusif bagi kebaikan masyarakat".
(ita/ita)