Ada yang Merampok Waktu Kita Terang-terangan, Bagaimana Mencegahnya?

Ada yang Merampok Waktu Kita Terang-terangan, Bagaimana Mencegahnya?

BBC Magazine - detikNews
Jumat, 01 Mar 2019 17:46 WIB
"Inilah yang dimaksud dengan 'Karma Instan', ayah!" (Getty Images)
London - Otak modern kita sepertinya kesulitan untuk memusatkan diri pada satu tugas dan fokus kita selalu beralih dari satu hal ke hal lainnya.

Angka pergantian lagu pada layanan streaming musik Spotify sangat tinggi dan sekarang artikel di majalah-majalah dilengkapi perkiraan lama waktu membaca.

Hampir seperempat orang yang berpartisipasi dalam sebuah survei di Inggris mengatakan mereka mengalami kecelakaan saat berjalan kaki karena kepala mereka menunduk saat melihat ke telepon genggam.

Kita sepertinya menghadapi krisis atas gangguan-gangguan di sekitar kita, tetapi apakah terdapat 'obat' yang bisa menyembuhkan hal itu?

Ahli sejarah Rhys Jones menyelidiki fenomena ini dan berbicara dengan sejumlah orang yang berjuang mengatasi gangguan-gangguan itu.

1. Siapa yang mencuri konsentrasi kita?

apps "Terdapat sebuah industri yang khusus dibuat untuk mencuri perhatian kita dan sebagian besar dari kita tidak menyadari apa yang terjadi," kata Belinda Parmar. (Getty Images)

Media sosial, iklan-iklan di internet, YouTube, dan aplikasi-aplikasi di gawai: perusahaan teknologi besar telah mempelajari cara mendapatkan uang dari orang-orang yang suka menunda dan mencuri perhatian kita secara sistematis dalam skala industri.

"Terdapat sebuah industri yang khusus dibuat untuk mencuri perhatian kita dan sebagian besar dari kita tidak menyadari hal itu," kata Belinda Parmar, yang dulunya sangat mendukung pemakaian teknologi.

Namun, ia menjadi sangat cemas terkait pengaruh teknologi pada kesehatan jiwa sehingga sekarang dia menjadi aktivis untuk masalah kecanduan teknologi.

"Industri teknologi terus menjanjikan akan membuat segalanya semakin dekat, tetapi tujuan utama mereka adalah mencuri waktu kita."

Dia mengatakan sejumlah perusahaan seperti Netflix bahkan tidak berusaha menutupinya.

"Ketika Reed Hastings, pimpinan Netflix mengatakan kepada Anda bahwa kompetitor terbesar adalah mimpi, Anda harus berpikir dua kali tentang arti kalimat itu," kata Parmar. "Jika Anda selalu kekurangan tidur, bagaimana Anda dapat memusatkan perhatian pada kehidupan?"

Parmar, yang sekarang menjadi pimpinan The Empathy Business, menyadari teknologi memiliki banyak sisi positf, tetapi menegaskan "teknologi juga memiliki sisi kelam".

Belinda Parmar
"Teknologi memiliki sisi kelam dan ini mencemaskan," kata Belinda Parmar. (Dan Bridge)

Orang lain yang juga memutuskan untuk berubah sikap adalah James Williams, mantan pegawai Google yang menyadari tujuan perusahaan teknologi besar tidak sejalan dengan nilai-nilainya sendiri.

Hal-hal seperti memaksimalkan jumlah klik atau jumlah pengunjung website membuatnya tidak mampu mengejar tujuan-tujuan hidupnya atau menemukan ruang untuk refleksi, kata James.

"Kita menjadi budak dan perusahaan teknologi besar adalah tuannya."

Dia menyimpulkan bahwa "di zaman modern ini, perbudakan bukanlah tentang kerja fisik, tetapi terkait dengan perhatian kita."

Meskipun banyak produk digital yang dapat dipakai gratis, pada saat yang sama mereka mencuri komoditas dan sumber daya paling berharga di hidup kita: waktu.

2. Mengapa kita ketagihan dengan gangguan?

Remaja dan telepon genggam "Bagaimana jika sesuatu terjadi saat saya tidak melihat layar?" (Getty Images)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim Wu adalah guru besar di Columbia University, AS, dan penulis The Attention Merchants: The Epic Scramble to Get Inside Our Heads.

Dia menjelaskan tentang kebutuhan untuk terus memeriksa telepon genggam - ritual mengeluarkannya saat menunggu bus, di lift, di toilet- yang dinamakan "variable rewards program".

B. F. Skinner, seorang psikolog dan profesor Harvard muncul dengan sebuah kesimpulan setelah melakukan serangkaian percobaan.

Dia memperlihatkan bagaimana burung dara menjadi ketagihan mematuk tombol yang mengeluarkan biji-bijian meskipun mereka tidak mengetahui secara pasti kapan biji akan keluar.

Stimulus hadiah yang tidak konsisten tersebut menjadi sesuatu yang paling mencandu, sama seperti mesin judi, kata Tim.

Jadi, seperti burung dara yang mematuk tombol, kita membuka gawai, meski sering kali kecewa, tetapi kadang-kadang kita menemukan sesuatu yang menarik, seperti sebuah artikel bagus- dan ini membuat kita kembali melakukannya.

"Karena hal ini, kita kehabisan banyak waktu dalam sehari, seminggu, atau sebulan untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu Anda pedulikan," katanya.

3. Bagaimana menghentikan pencuri waktu

pikiran Jangan biarkan perhatian Anda terganggu. Gangguan terus menerus dari gawai membuat Anda sulit kembali melakukan apa yang sedang dikerjakan. (Getty Images)

Nir Eyal adalah seorang penulis terkenal yang mengkaji bagaimana kebiasaan terbentuk dan ahli dalam perilaku konsumen.

Dia mengetahui semua cara yang dipakai perusahaan teknologi untuk mendapatkan perhatian karena dia lah yang sebelumnya mengajarkan mereka tentang hal itu.

Tetapi, meskipun diperlukan usaha individu yang sungguh-sungguh, Anda bisa mengalahkan sistem dan memelihara konsentrasi.

"Kita harus belajar menjaga diri sendiri, kata Nir. "Pemerintah tidak akan menyelamatkan kita, apalagi perusahaan teknologi."

Sebenarnya sangat mudah untuk menghentikan gangguan perhatian jika Anda mengetahui caranya. Inilah langkah-langkah yang bisa ditempuh:

Langkah 1 - Kelola hal-hal internal

Ketika konsentrasi terganggu, kita biasanya berusaha keluar dari sesuatu yang tidak nyaman.

Usahakan untuk menemukan dan mengatasi hal itu.

Langkah 2 - Sisihkan waktu untuk gangguan-gangguan

Sisihkan waktu setiap hari untuk bersantai dan bermain media sosial.

Langkah 3 - Hilangkan pemicu eksternal

Matikan notifikasi dan ring, ping dan ding pada gawai Anda.

Langkah 4 - Kuncinya kesadaran diri

Unduh aplikasi yang dapat membantu Anda membatasi lama waktu pemakaian gawai.

Faktor kuncinya adalah kesadaran diri: begitu Anda sadar konsentrasi telah terganggu karena gawai, segera berhenti menggunakannya.

4. Sama sekali matikan gawai

Ibu dan anak Apa arti 'waktu untuk keluarga'? (Getty Images)

Kita semua - anak-anak maupun dewasa - "semakin tergantung pada - dan semakin intim dengan - layar dan hal itu membuat kita mengesampingkan interaksi dengan orang lain," kata Susan Maushart, wartawan Australia dan seorang ibu yang mengaku menderita karena keluarganya terobsesi teknologi.

"Teknologi mempengaruhi cara keluarga saya memberi perhatian," katanya. Maka itulah, Susan mengatakan jalan keluarnya adalah mematikan semua gawai dan hidup dapat kegelapan selama enam bulan.

"Saya mematikan semua sumber gangguan. Saya mengumpulkan semua gawai, televisi, dan laptop serta menaruhnya di gudang."

"Saya ingin kami saling menatap dan mengobrol. Saya ingin mereka duduk di meja makan dan bukannya cepat-cepat menelan makanan agar dapat segera menggunakan gawai atau menonton YouTube. Saya ingin keluarga saya kembali ada," kata Susan.

Apakah upaya itu berhasil?

Memang mereka menghabiskan banyak waktu untuk mengobrol, kata Susan, tetapi juga muncul kebosanan.

Susan mengakui hari dimana keluarganya kembali menggunakan gawai, setelah puasa selama enam bulan, serasa sangat menyenangkan seperti Hari Natal.

Jadi jika mematikan layar tidak berhasil, apa lagi yang bisa kita lakukan?

5. Mengubah perusahaan teknologi

James Williams percaya kunci mengatasi masalah ini adalah menciptakan sistem etika baru utuk perusahaan teknologi.

"Kita seharusnya menginginkan dunia di mana setiap upaya untuk mencuri perhatian seseorang dipandang sebagai sesuatu yang tidak terhormat dan sesuatu yang mirip kejahatan," kata James.

"Jika etika dan nilai-nilai kita tidak menentukan rancangan teknologi, maka hal lain lah yang akan melakukan itu," katanya.

Dengan memperhatikan hal itu, dia memulai kelompok Time Well Spent yang berkampanye agar perusahaan teknologi mengubah cara mereka merancang produk.

"Perusahaan-perusahaan ini mengatakan mereka ingin memperbaiki kehidupan kita, tetapi apa yang mereka ambil dari kita adalah perhatian, yang jauh lebih berharga dari apa pun di dunia."

Tetapi bagaimana jika ada yang berpendapat konsentrasi bukanlah sebuah komoditas yang dapat dibeli dan dijual, tetapi sesuatu yang kita kendalikan? Mungkin bukan industri teknologi yang harus berubah, tetapi kita?

"Anda tidak akan pernah berhasil," kata Belinda Parmar, yang mengalami langsung pengaruh kecanduan teknologi pada kesehatan jiwa, terutama pada anak-anak dan remaja.

"Mungkin anda adalah orang yang berusaha meyakinkan diri bahwa apa yang Anda pilih sudah berdasarkan informasi yang benar ... tetapi Anda tidak menyadari bahwa di balik setiap aplikasi terdapat tim pengembang, psikolog dan ahli permainan yang tujuan utamanya adalah mencuri perhatian Anda," kata Parmar.

"Anda tidak bisa berperang sendirian, terutama jika Anda masih anak-anak. Bagaimana Anda bisa mengalahkan gangster digital ini?"

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads