Cerita Warga AS yang Harus Bekerja di Suhu Minus 54 Derajat Celsius

Cerita Warga AS yang Harus Bekerja di Suhu Minus 54 Derajat Celsius

BBC World - detikNews
Jumat, 01 Feb 2019 14:42 WIB
Washington - Amerika Serikat Udara dingin yang berhembus dari kawasan Artik membuat suhu di Amerika Serikat terjun drastis. (EPA)

Temperatur udara turun drastis di berbagai wilayah Amerika Serikat saat fenomena alam yang disebut "polar vortex" menghembuskan udara Artik ke kawasan selatan.

Sejumlah sekolah dan pertokoan ditutup akibat kondisi itu. Beberapa negara bagian pun menetapkan status darurat. Delapan orang bahkan dilaporkan tewas akibat cuaca ini.

Namun ketika banyak orang berupaya menghangatkan diri di dalam rumah, ada sekelompok pemberani yang menghadapi dan mengadu nasib di luar ruangan.

'Dingin yang tak dapat dimengerti'

Brett Thicke adalah pengawas proyek pengerjaan fasilitas publik di Desa Richfield, Wisconsin. Selama cuaca ekstrem terjadi, Brett berkewajiban memastikan jalanan di pedesaan itu bersih dan aman untuk dilalui.

"Tak ada hal yang dapat saya bandingkan dengan situasi ini," ujar Brett.

"Saya berusaha mengingat suhu cuaca paling dingin yang pernah saya rasakan, lalu melipatgandakannya 10 kali. Yang terjadi saat ini adalah cuaca dingin yang tak dapat dijelaskan."

"Suhu di Richfield hampir -45 derajat celsius. Saat berjalan keluar ruangan, rasanya setiap akar berewok saya berdiri, bahkan ketika seluruh wajah saya tertutup," kata Brett.

"Mata mulai berair akibat angin yang kencang. Seketika pula air itu hampir membeku di ujung kelopak dan bulu mata."

"Bahkan dengan lapisan baju berbahan termal, suhu dingin menembus sepatu bot."

"Hari ini kami hanya dapat mengoperasikan mesin penyapu salju selama tiga jam karena cairan hidrolik tak berfungsi normal akibat temperatur udara."

"Selama bertahun-tahun saya bekerja, saya belum pernah melihat hal seperti ini," tuturnya.

Brett mengaku bangga karena bertugas memastikan masyarakat tetap selamat di jalanan dan memberi nafkah kepada anak-anaknya. Ia menyebut dua hal itu sebagai motivasi untuk tetap bekerja di suhu dingin yang ekstrem.

'Kerja keras agar tetap hangat'

Jim Garde bertugas memperbaiki pipa air yang bocor di Madison, Wisconsin, selama 16 tahun terakhir.

"Semakin dingin suhu udara, semakin sibuk pula kami bekerja. Anda hanya perlu mengatasinya," kata Jim.

"Bukanlah hal yang menyenangkan untuk berada di luar ruangan dalam cuaca seperti ini, terutama jika Anda keluar setelah petang, ketika suhu semakin dingin."

"Kami dapat dipanggil jam berapa pun dan tidaklah menyenangkan bekerja seperti ini pada malam hari."

"Anda harus terus bergerak atau Anda kedinginan. Anda harus bekerja keras untuk tetap hangat," ujar Jim.

Salah satu kekhawatiran Jim adalah kondisi jalan raya yang licin akibat salju.

"Anda berharap orang-orang mempertimbangkan keselamatan Anda ketika mereka berkendara, namun Anda takut mereka kehilangan kontrol."

"Dewan kota memberi kami jaket yang dapat terlihat mencolok pada malam hari," ujar Jim tentang keselamatannya.

Jim berkata, hal yang membuatnya mampu melalui kondisi suhu ekstrem ini adalah para rekan kerjanya.

"Anda harus berusaha menikmati dingin ini. Anda butuh orang-orang untuk membuat Anda tertawa dan pasti selalu ada jalan keluar atas kondisi ini," kata Jim.

'Dihargai'

Meski sejumlah bandara membatalkan penerbangan karena suhu ekstrem, beberapa petugas landasan menghadapi kondisi itu agar masyarakat tetap dapat berpergian lewat jalur udara.

Bandara Internasional Colombus di Ohio mengunggah video ke media sosial yang memperlihatkan pekerja membersihkan lapisan es dari landasan pacu.

Saat pekerjaan itu dilakukan, suhu di Colombus jatuh ke -18 derajat celcius.

https://twitter.com/columbusairport/status/1090696919351988226

Seperti diberitakan USA Today, juru bicara maskapai American Airlines berkata bahwa mereka menyiagakan mobil penghangat untuk pekerja lapangan di Bandara Internasional O'Hare.

Sementara itu, maskapai United Airlines belakangan memutuskan mengurangi jam kerja pegawai mereka karena kondisi cuaca ini.

'Inovatif'

Sarah McMullen bekerja di rumah sakit di Indianapolis, Indiana, kawasan yang saat ini bersuhu -23 derajat celsius.

Sarah berkata kepada BBC, "Tenaga gawat darurat dan pegawai rumah sakit lainnya, seperti saya, wajib bekerja meski ada imbauan agar publik membatasi aktivitas keluar rumah."

Sarah khawatir dan deg-degan kala harus berpergian di suhu dingin.

"Saya membawa selimut di mobil, satu tas berisi kebutuhan selama satu malam, dan beberapa lapis baju untuk aktivitas sekitar 20 menit di luar ruangan," ujarnya.

Sarah bekerja di tim yang menerima pasien via ambulans di pintu kedatangan rumah sakit.

"Terkadang itu bukanlah proses yang singkat, jadi kami harus berinovasi agar pasien dan diri kami tetap hangat."

"Namun kondisi darurat medis terjadi dalam cuaca apapun. Jadi kami harus tetap berada di sini untuk memastikan pasien mendapatkan penanganan kesehatan."

Meski menyebut cuaca dingin sebagai tantangan, Sarah mengaku penasaran merasakan seberapa jauh cuaca akan terus dingin.

'Semakin dingin semakin baik'

Tidak semua orang mengkhawatirkan cuaca dingin ekstrem. Dave Giacomin justru senang temperatur udara jatuh.

Dave adalah pendaki es yang menyediakan jasa pendampingan bagi orang-orang yang hendak menaiki gunung.

"Saya tengah mempersiapkan pendakian besar ke Gunung Katahdin di Taman Nasional Baxter di Maine," ujarnya.

"Cuaca dingin seperti ini bagus untuk saya. Semakin dingin, maka akan semakin baik."

Dave terbiasa menghadapi cuaca dingin dan menyebut kondisi saat ini belum terlalu buruk. "Sangat relatif," kata dia.

Dave paham tidak semua orang mau mengadu nasib di luar ruangan dalam kondisi dingin.

"Masyarakat melihat yang saya lakukan dan mereka menyebut saya gila. Namun saya lihat orang-orang duduk di dalam ruangan dan menilai merekalah yang gila."

"Saya menjalani dan menikmati hidup meski cuaca sangat dingin," ucap Dave.

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads