Jermaine Massey, 34, dituduh 'berkeliaran' di hotel itu oleh seorang penjaga keamanan. Petugas itu lalu mengatakan kepadanya bahwa mereka telah menghubungi polisi untuk 'mengawalnya keluar dari bangunan itu'.
Massey, yang saat itu sedang menelepon ibunya, menjelaskan bahwa dia adalah tamu di hotel itu. Namun petugas itu menjawab, "Tidak lagi."
- Staf usir dua pria kulit hitam yang tak belanja, Starbucks diserukan diboikot
- Untuk pertama kalinya San Fransisco dipimpin walikota perempuan kulit hitam
- 'Kami tidak memberi tip kepada pelayan kulit hitam', kata pengunjung restoran di AS
Petugas keamanan tersebut, yang menurut media Amerika Serikat bernama Earl Meyers, mengatakan kepada Massey bahwa ia mengancam keamanan di sana dan akan diminta pergi jika tidak dapat memperlihatkan nomor kamar.
Pengacara Massey, Greg Kafoury, mengatakan bahwa kliennya lalu menunjukkan kartu akses kamarnya. Dia mengatakan satu-satunya kejahatan Massey adalah 'menelepon ibunya sebagai orang berkulit hitam".
Pengacara itu mengatakan bahwa manajer hotel, yang juga terekam dalam video, menelepon polisi.
Massey lalu digiring ke kamarnya untuk mengemasi barang-barangnya dan dikawal keluar dari tempat itu oleh petugas. Ia diberitahu bahwa nantinya ia bisa mengajukan pengaduan kepada hotel.
Massey lalu memposting rekaman video cuplikan peristiwa itu yang diambil lewat telepon selulernya ke media sosial. "Saya diprofil secara rasial dan didiskriminasi karena bertelepon di lobi," tulisnya di Twitter.
- Sebuah restoran Paris 'tolak melayani perempuan Muslim'
- Ketika perusahaan menjuluki karyawan dengan sebutan 'tamu dalam'
- Tokoh masyarakat Muslim dan Yahudi bersatu melawan kejahatan kebencian
Pada tanggal 29 Desember 2018, jaringan hotel DoubleTree yang dimiliki oleh Hilton, mencuit di akun Twitternya bahwa mereka memiliki 'nol persen toleransi untuk rasisme' dan 'memohon maaf sebesar-besarnya kepada Tuan Massey'.
Doubletree menekankan bahwa cabang hotel mereka di Portland tersebut tengah bekerja sama dengan 'para pakar keberagaman dan inklusivitas".
Banyak pengguna media sosial mengkritik lambatnya respons hotel -yang baru terjadi seminggu setelah kejadian- dan menuduh mereka hanya meminta maaf untuk tujuan kehumasan.
Tim pengacara Massey telah meminta hotel untuk 'menjelaskan secara rinci dalam pengertian apa (Massey) menjadi ancaman terhadap keselamatan atau keamanan' di hotel itu.
Mereka juga mengatakan bahwa mereka sedang "menyelidiki berbagai laporan serupa dari hotel Hilton lainnya".
(nvc/nvc)











































