.webp)
Maduro sedang mengunjungi Beijing, dimana dirinya mengadakan perundingan dengan Presiden Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang.
Sebelumnya, Maduro mengatakan kepada rakyat Venezuela bahwa dia "berharap banyak" dari lawatan ini - termasuk terkait dengan kesepakatan bidang energi, perdagangan dan keuangan.
- Dampak hiperinflasi di Venezuela: Kondom dan pil KB langka, perempuan pilih sterilisasi
- Venezuela: Jumlah orang yang hijrah masih tergolong "normal"
- Dampak krisis Venezuela: Keluarga tercerai berai
"Hari ini, 14 September, Venezuela berdiri di atas kakinya sendiri. Terima kasih kepada kuatnya hubungan China-Venezuela, Venezuela dapat mengatasi keadaan," kata Maduro seperti dilaporkan televisi pemerintah Venezuela, VTV.
"Hari ini, 28 kesepakatan ditandatangani yang meratifikasi kesepakatan pembangunan bersama, penanaman modal, ratusan juta investasi untuk merealisasikan pembangunan perusahaan bersama kami," tambahnya.
Seorang penduduk Venezuela berbelanja di sebuah toko serba ada yang nyaris kosong barang di Caracas. (EPA)
- Krisis Venezuela: Hamil delapan bulan, seorang ibu harus berjalan 2000 km
- Mata uang Bolivar baru diluncurkan, Venezuela lumpuh
- Venezuela bakal menghadapi 'krisis pengungsi seperti di kawasan Laut Tengah'
Pemimpin Venezuela ini mengakui negaranya menghadapi masalah besar dalam 36 bulan terakhir, karena harga minyak US$ 20 per barel atau hampir Rp 300.000 kadang-kadang tidak dapat menutupi biaya produksi, sementara pembayaran utang luar negeri sebesar lebih dari US$ 74 miliar atau Rp 1 triliun hanya berbeda sedikit dengan PDB negaranya.
Dalam beberapa minggu terakhir, puluhan ribu warga Venezuela meninggalkan negaranya untuk melarikan diri dari masalah ekonomi dan kemasyarakatan disana.
Pemerintah Maduro menyangkal terjadi "krisis kemanusiaan" di negara itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tonton juga 'Hiperinflasi Melanda Venezuela, Tisu Toilet Dijual 2,6 Juta':
