Mirip Mainan, Bom Curah Tewaskan Banyak Anak-anak di Dunia

Mirip Mainan, Bom Curah Tewaskan Banyak Anak-anak di Dunia

BBC Magazine - detikNews
Jumat, 31 Agu 2018 14:09 WIB
Sebagian besar warga sipil yang tewas karena sisa bom curah di dunia pada tahun 2017 adalah anak-anak. (Legacies of War)
Damaskus - Pada bulan Maret tahun lalu, seorang anak perempuan berumur 10 tahun sedang dalam perjalanan ke sekolah di Laos. Dia mengambil sebuah benda logam bundar mengkilat dari lantai.

Dia membawa-bawa barang itu sampai ke acara keluarga di rumahnya pada sebuah desa kecil di provinsi Xiangkhouang di utara.

Barang yang dia perkirakan adalah mainan tersebut sebenarnya adalah bom yang dijatuhkan ke Laos saat serangan udara Amerika Serikat dari tahun 1964 sampai 1973.

Barang tersebut meledak saat pesta berlangsung, menewaskan anak perempuan itu dan melukai 12 orang kerabatnya - termasuk seorang anak umur dua tahun dan orang dewasa berusia 57 tahun.

A woman holds cluster munitions or Bom curah atau "bombies" mirip bola dan sama ukurannya dengan jeruk. (Legacies of War)

Peristiwa ini mengingatkan kita tentang jumlah warga sipil - kebanyakan anak-anak - yang meninggal setiap tahunnya karena sisa bom curah yang dijatuhkan pada berbagai daerah perang di dunia.

Meskipun dunia sudah berusaha melarangnya, benda ini masih digunakan di konflik seperti di Suriah dan Yaman sehingga menewaskan ratusan warga sipil.

Kesalahan mematikan

Bom curah membawa bom yang lebih kecil yang kemudian dilepaskan di udara dan mencapai daratan, menyebar di wilayah yang lebih luas jika dibandingkan dengan satu bom biasa.

Tetapi karena tidak menyasar pada target tertentu, bom ini menyebabkan 99% korbannya warga sipil. Sebagian besar gagal meledak, sehingga membunuh warga sipil jauh setelah bom aslinya dijatuhkan.

Bomblets dropped on Laos during the 1964-1973 bombing of the country Anak-anak terutama rentan terhadap bom curah karena bentuknya mirip mainan. (Legacies of War)

Sama seperti ranjau darat, bom ini terutama dianggap berbahaya bagi anak-anak, yang pada umumnya ingin tahu dan mengira benda itu adalah mainan.

Tahun lalu, 289 orang tewas karena serangan bom curah dan ledakan yang terjadi sesudahnya, menurut laporan Cluster Munition Monitor.

Sebagian besar korban adalah di Suriah (187 orang) dan Yaman (54 orang) dimana bom curah masih digunakan secara meluas.

Ini jauh lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya, di mana 857 orang tewas hanya di Suriah saja, sehingga membuat jumlah korban keseluruhan berjumlah 971 orang.

Menurut laporan itu, bom kecil 'yang terlupakan' juga membunuh di Kamboja, Irak, Laos, Lebanon, Serbia, Suriah, Vietnam, dan Yaman disamping daerah seperti Nagorno-Karabakh dan Sahara Barat.

Secara rata-rata 36% korban bom curah adalah anak-anak, tetapi 62% korban sisa bom curah adalah anak-anak.

An internally displaced child in Yemen Warga sipil masih terbunuh bom curah, terutama di Suriah dan Yaman. (EPA)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

'Negara paling banyak dibom'

Titus Peachey adalah pihak asing yang berbicara dengan korban selamat ledakan bulan Maret 2017 di Laos.

Dia memimpin kelompok LSM Legacies of War, yang didirikan pada tahun 2004 untuk mencari jalan keluar masalah bom belum meledak yang tersisa setelah pemboman AS terhadap Laos.

Laos merupakan negara yang paling banyak dibom per tahunnya di dunia. Selama Perang Vietnam, Amerika menjatuhkan sekitar 260-270 juta bom disana saat 'perang rahasia' melawan kebangkitan Komunis dilancarkan.

Countryside with bomb craters in Laos, 1983 Laos, 1983: saat terlibat dalam perang Asia tenggara, AS menjatuhkan sekitar 270 juta bom curah. (Titus Peachey/Legacies of War)

Sekitar sepertiganya gagal meledak dan hanya sebagian kecil yang telah diangkat.

Peachey mengatakan masih terdapat sekitar 75-80 juta bom yang belum meledak di sekitar Laos yang perlu diambil.

Dia mengatakan kepada BBC bahwa saat kunjungan sebelumnya di negara itu, dirinya bertemu seorang pria yang kehilangan dua anak laki-lakinya. Mereka sedang keluar untuk membawa kerbau keluarga dan menemukan sebuah bom yang belum meledak.

Meskipun telah dilakukan berbagai usaha untuk mendidik anak-anak di sekolah tentang risiko bom kecil belum meledak - lewat kampanye, buku bergambar sekolah dan bahkan pertunjukan boneka - kematian tetap terjadi.

Pencemaran School in Laos Anak-anak di Laor belajar tentang bom curah di sekolah. (Legacies of War)

Laporan Cluster Munition tahun 2018 menyebutkan 26 negara dan tiga wilayah lainnya masih dicemari sisa bom curah.

Perhatian khusus terutama diberikan kepada warga sipil di Suriah dan Yaman di mana bom ini tercatat masih digunakan.

Dalam lima tahun terakhir, 77% korban ledakan bom curah curah yang tercatat di dunia terjadi di Suriah, di mana pemerintah terus menggunakan bom tersebut dengan dukungan Rusia, kata laporan tersebut.

Tetapi baik Suriah maupun Rusia sama-sama menyangkal memiliki bom curah.

Di Yaman, koalisi pimpinan Saudi menjatuhkan bom yang dipasok AS pada tahun 2017.

Cluster bomblets gathered in the Syrian countryside in May 2016 Bom kecil dijatuhkan di Suriah, dimana lebih 75% korban bom curah dalam lima tahun terakhir tercatat. (Reuters)

Tetapi Cluster Munition Coalition menyatakan serangan lanjutan kemungkinan besar tidak tercatat.

Konvensi PBB

Sepuluh tahun setelah konvensi PBB melarang penggunaan atau bantuan penggunaan bom curah, 120 negara telah menandatanganinya - meskipun tidak semuanya telah meratifikasi.

Negara-negara ini telah menghancurkan 99% simpanan senjata.

Tetapi usaha tersebut menjadi kurang berarti karena AS, Rusia, Israel, Pakistan, India dan Arab Saudi tidak ikut serta dalam kesepakatan itu.

Clearing unexploded bombs in the in the northern province of Xiangkhouang in Laos Usaha untuk mmebersihkan bom yang belum meledak di Laos utara. (Legacies of War)

Pihak militer tidak mau menghentikan penggunaan senjata ini, karena seorang pilot dapat menargetkan sebuah landasan pacu atau instalasi militer hanya dengan satu kali lewat - sehingga mengurangi risiko yang dihadapi pilot.

Tetapi karena catatannya mengisyaratkan senjata ini kurang bisa diandalkan, maka bom ini kemungkinan akan terus berisiko bagi warga sipil beberapa tahun setelah dijatuhkan.

"Bom curah menimbulkan bahaya besar bagi warga sipil saat digunakan, seperti yang terjadi di Suriah dan Yaman, tetapi sisa bom curah juga menimbulkan bahaya bagi warga sipil setelah konflik usai, seperti yang terjadi dengan Laos dan negara-negara lain," kata Jeff Abramson, koordinator laporan bom curah.

"Tindakan sangat perlu diambil di Suriah dan negara-negara lain dimana bom curah digunakan agar dapat segera mengidentifikasi dan membersihkan daerah terkontaminasi yang jika hal ini tidak dilakukan akan mengancam warga sipil yang tidak berdaya, terutama anak-anak, selama bertahun-tahun dan berpuluh tahun ke depan."

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads