Pengintaian itu merupakan bagian dari program rahasia bernama "Quiet Skies" (Langit yang tenang) guna mengawasi penumpang yang sebenarnya tidak memiliki catatan kriminal dalam penerbangan domestik.
Para petugas keamanan udara yang ditugaskan dalam program pengawasan tersebut telah menolak program ini, menurut media AS.
- Tak pernah bergulir ke kejaksaan, kasus gurauan bom di pesawat terus berulang
- Kopilot merokok, pesawat Air China anjlok 6.500 meter
- Pengkhotbah AS minta jemaat belikan pesawat pribadi keempat untuknya
TSA menyangkal memakai stereotipe berdasarkan ras guna memilih penumpang untuk diawasi. Badan itu berkilah pengintaian tersebut adalah metode "praktis".
"Adanya peninjauan rutin dan manajemen aktif melalui kantor urusan hukum, privasi serta hak-hak sipil dan kebebasan sipil, program ini merupakan suatu metode praktis untuk menjauhkan terjadinya aksi terorisme di ketinggian 30.000 kaki," kata lembaga tersebut kepada BBC.
Apa itu program "QuietSkies"?Melalui program "Quiet Skies", petugas keamanan udara mengintai para pelancong dalam penerbangan dan melaporkan setiap gerak-gerik mencurigakan kepada TSA, demikian dilaporkan Boston Globe pada Minggu (29/07).
Para pelancong - yang kebanyakan merupakan warga negara Amerika - tidak masuk dalam daftar pengawasan teroris atau terlibat dalam tindakan menyimpang, berdasarkan informasi yang didapat harian tersebut
Para pelancong tidak mendapatkan pemberitahuan bahwa mereka telah dimasukkan ke dalam daftar "Quiet Skies", yang menurut Boston Globe berisi kurang dari 50 orang.
Program itu merupakan operasi TSA yang dirahasiakan, tetapi sudah ada sejak 2010.

Apa yangdicariTSA?
Program tersebut menggunakan sebuah algoritma untuk menganalisis pola perjalanan seorang penumpang dan mempelajari berbagai kemungkinan afiliasi, sebagaimana disebutkan Boston Globe.
Pihak berwenang kemudian melihat data tersebut dan menentukan apakah penumpang tersebut perlu ditindak lanjuti oleh petugas keamanan udara.
"Tujuan dari program ini adalah untuk memastikan para penumpang dan awak kabin berada dalam kondisi aman selama perjalanan udara," ungkap TSA dalam sebuah pernyataan kepada BBC.
"Program ini tidak memperhitungkan ras dan agama, dan program ini pula tidak dimaksudkan untuk mengawasi orang awam Amerika."
Berdasarkan dokumen internal TSA yang dirilis oleh Boston Globe, para petugas keamanan udara melakukan tindakan observasi terhadap penumpang dalam beberapa unsur perilaku, termasuk:
- Kegelisahan berlebih
- Berkeringat berlebih
- Tatapan dingin yang tajam
- Tatapan kosong
- Gerakan menyentuh wajah
- Seberapa lama waktu tidur dalam penerbangan
- Penggunaan ponsel pintar
Seorang juru bicara dari lembaga tersebut mengatakan bahwa apabila seorang penumpang tidak menunjukkan perilaku ganjil dan penerbangan berjalan mulus, maka mereka tidak akan dihampiri atau ditangkap.
TSA berkeras bahwa program ini tidak akan memperhitungkan faktor ras dan agama.
Bagaimanapun, ciri-ciri dalam menentukan penumpang yang masuk ke dalam "Quiet Skies" dalam doumen internal TSA tidak jelas, sebut laporan dari Globe.
Beberapa narasumber menyampaikan kepada harian itu bahwa sebelumnya, petugas keamanan udara telah mengintai seorang pengusaha perempuan, seorang pramugari pesawat Southwest Airlines dan bahkan rekan sesama penegak hukum.
TSA mengibaratkan "Quiet Skies" seperti patroli polisi di sudut jalan, melalui email ke BBC.
"Desain inti dari program ini tidak berbeda dengan menempatkan seorang polisi dalam patroli di mana intelijen dan informasi lainnya dihadirkan untuk keperluan pengawasan dan penggentar."
TSA belum memberikan informasi mengenai tingkat keberhasilan program ini dalam menggagalkan rencana kriminal.
ApaituTSA?TSA dibentuk pada 2001, sesaat setelah serangan teroris 11 September 2001 di New York, Washington dan Pennsylvania yang mengakibatkan 3.000 orang meninggal dunia.
Lembaga ini berada di bawah naungan Departemen Keamanan Nasional, untuk menjaga sistem transportasi AS sebagai upaya untuk "menghindari serangan serupa terjadi di masa mendatang".
Pada 2018, TSA mencapai rekor dengan memindai sekitar 72 juta penumpang dari 15 Maret hingga 15 April. Secara rata-rata setiap harinya, TSA melakukan pemeriksaan terhadap sekitar 2. 1 juta penumpang dan awak.
Petugas keamanan udara yang dipersenjatai juga merupakan bagian dari TSA.
Badan Federal Keamanan Udara bertugas melakukan investigasi dan bekerja untuk "mendeteksi", "menggentarkan" dan "mengalahkan" aksi teror.
TSA telah berulang kali dikecam dan mendapatkan keluhan atas tindakan pemeriksaan yang melampaui batas dan mengganggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(ita/ita)