Serangan gas sarin pada tahun 1995 lalu itu menewaskan 13 orang dan melukai ribuan lainnya.
Dua belas anggota lainnya masih menunggu eksekusi, yang selama ini ditunda sampai semua terpidana menuntaskan pengajuan banding terakhir.
- Perempuan Jepang diusir dari arena sumo karena kotori kesucian
- Diduga mengurung putranya selama 20 tahun, seorang ayah di Jepang ditahan
- Mengapa Jepang ingin turunkan usia dewasa dari 20 menjadi 18 tahun?
Bulan Januari lalu, proses banding sudah selesai.
Bagaimanapun belum ada pengukuhan dari Kementerian Kehakiman Jepang tentang eksekusi atas Shoko Asahara, pemimpin sekte tersebut.
Beberapa korban tercekikPada tanggal 20 Maret 1995, anggota sekte Aum Shinrikyo, melepas gas sarin di kereta bawah tanah di ibu kota Jepang. Mereka mencoblos tas-tas yang berisi gas saraf tersebut di kereta bawah tanah yang sedang melintasi kawasan politik di Tokyo.
Saksi mata menyadari tas-tas yang bocor tersebut setelah asap yang terasa tajam langsung menghantam mata mereka.
Dalam beberapa detik, korban-korban berjatuhan karena tercekik maupun muntah-muntah sementara sebagian lain menjadi buta dan lumpuh. Serangan itu menewaskan 13 jiwa dan ribuan lainnya cedera.
Dalam beberapa bulan mendatang, anggota sekte kembali mencoba melakukan serangan dengan menggunakan gas hidrogen sianida di beberapa stasiun kereta bawah tanah namun gagal.
Serangan itu mengejutkan warga Jepang, yang membanggakan tingkat kriminalitas yang rendah dan juga perpaduan sosialnya yang baik.
Sejumlah anggota Aum Shinrikyo diadili atas serangan tersebut dan 13 dihukum mati, termasuk Asahara, sedangkan enam lainnya diganjar hukuman seumur hidup.
SekilasAumShinrikyoSekte Aum Shinrikyo, yang artinya Kebenaran Agung, berawal pada tahun 1980-an, sebagai kelompok spiritual dengan perpaduan ajaran Hindu, Budha, dan belakangan menambahkan elemen hari penghakiman Kristen.
Pendirinya, Shoko Asahara -yang juga dikenal dengan Chizuo Matsumoto- menyatakan diri sebagai Kristus dan sekaligus 'pencerahan' sejak Buddha.

Sekte ini mendapat status sebagai organisasi keagamaan di Jepang pada tahun 1989 dan menarik pengikut yang cukup besar di beberapa tempat di dunia. Pada masa puncaknya, Asahara memiliki ribuan pengikut global.
Perlahan-lahan kelompok ini menjadi ketakutan sendiri dengan hari kiamat dan yakin dunia akan berakhir dalam perang global namun hanya mereka yang akan selamat.
Sejak serangan gas di kereta bawah tanah tahun 1995, mereka beroperasi secara diam-diam walau tidak bubar sama sekali dengan mengganti nama menjadi Aleph atau Hikari no Wa.
Pemerintah Amerika Serikat dan beberapa negara lain menempatkan Aum Shinrikyo sebagai kelompok teroris tapi Aleph dan Hikaro no Wa merupakan kelompok resmi di Jepang dengan predikat 'agama berbahaya' yang harus diawasi.
Sekte ini masih tetap memiliki pengikut di Jepang dan beberapa belahan dunia lain.
Tahun 2016 lalu, kepolisian Rusia menggelar sejumlah penggerebekan atas tersangka anggota sekte ini di ibu kota Moskow, dan St Petersburgh.
Menunggu banding tuntasDi Jepang, eksekusi hukuman mati tidak dilaksanakan sampai vonis akhir atas semua tersangka dan komplotannya, sehingga tidak ada lagi proses banding yang ditunggu untuk semua yang diadili.
Pengadilan atas anggota sekte berakhir pada Januari tahun ini setelah Mahkamah Agung memperkuat vonis hukuman seumur hidup atas salah seorang anggotanya.
Sejak moratorium hukuman mati diakhiri tahun 2010 lalu, Jepang sudah mengeksekusi paling banyak delapan terpidana dalam waktu setahun.
Ancaman hukuman mati hanya diajukan kepada kasus-kasus pembunuhan yang serius dan dalam bentuk hukuman gantung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ingin Hidupkan Ibu yang Telah Tiada, Sang Anak Gelar Ritual Sesat! Simak Videonya: