Menurut Radio Poland, lembaga lingkungan EcoLogic memasang sebuah alat pelacak pada punggung seekor bangau putih tahun lalu untuk melacak perilaku migrasi burung-burung.
Burung dengan pelacak tersebut setidaknya telah terbang sekitar 6.000 km, dan terlacak berada di Lembah Nil Biru di timur Sudan sebelum akhirnya lembaga tersebut kehilangan kontaknya.
- Sepotong kue puding diluncurkan ke angkasa luar tetapi hilang lenyap
- Burung-burung yang hidup dari memakan sampah
- Foto 'orangutan Kalimantan' raih penghargaan Wildlife Photographer 2016
Ecologic menyampaikan kepada Super Express bahwa ada orang yang telah menemukan alat pelacak itu di Sudan, yang lalu mengeluarkan kartu SIM-nya dan kemudian memasangnya di ponsel mereka.
Mereka kemudian menggunakannya untuk melakukan panggilan telepon lebih dari 20 jam.
Radio Polandia mengungkapkan bahwa lembaga tersebut kemudian menerima tagihan ponsel lebih dari 10.000 zloty atau sekitar 38 juta rupiah, yang harus dibayar.
Pemasangan pelacak pada burung bangau memainkan peran penting dalam riset lingkungan dan konservasi tentang migrasi para burung, dan data dari pelacak mikro-GPS dapat membantu para ilmuwan dalam mengamati kebiasaan burung-burung itu, perilaku sosial mereka dan juga berbagai jenis ancaman yang mereka hadapi.
- Ada 'keluarga' burung walet bersarang di atap, rumah tua gagal dibongkar
- Hewan-hewan yang bermigrasi paling jauh
- Investigasi BBC: 'Habitat 1.000 orang utan' di Kalimantan Barat terancam perusahaan kayu
Meskipun jenis burung bangau putih saat ini belum dalam kondisi terancam, namun industrialisasi dan pengeringan lahan basah membuat spesies ini mendekati status kepunahan di Eropa sekitar lima puluh tahun yang lalu. (ita/ita)