Perbedaan antara pemimpin Turki, Recep Tayyip Erdogan, dengan pemerintah Yerusalem dan Teheran menciptakan masalah diplomatik dan ketidakstabilan kawasan.
Kedua negara sama-sama mempunyai hubungan yang buruk dengan Erdogan khususnya dan pemerintah Turki pada umumnya.
- Trump minta anggota NATO penuhi kewajiban
- Turki, Iran dan Rusia tegaskan solusi politik di Suriah lebih penting dibanding aksi militer
- Turki desak Arab Saudi dan Iran redakan ketegangan
Tetapi Erdogan sekarang memiliki kekuasaan baru sebagai presiden eksekutif tanpa perdana menteri, jabatan yang sekarang sudah dihapus.
Jadi mengapa Iran dan Israel sepertinya gembira "Sultan Baru", julukan Erdogan, memenangkan masa jabatan baru selama lima tahun?
Reaksi Yerusalem
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menuduh Presiden Erdogan 'seorang teroris' pada tanggal 1 April 2018. (Getty Images)
Akhir-akhir ini, Erdogan menuduh Israel sebagai sebuah negara teroris perampas tanah.
Dia mengutuk keras Israel terkait dengan perlakuan yang diterima warga Palestina. Erdogan bahkan mengusir duta besar Israel di Ankara setelah unjuk rasa berdarah di Gaza pada bulan Mei.
- Turki: nuklir Iran untuk sipil
- Perang Suriah: Warga bertaruh nyawa menyelamatkan diri dari serangan ganda
- Referendum kemerdekaan Kurdi Irak berlangsung kendati Irak menentang
Tetapi hubungan sepertinya melunak, menurut sejumlah pengamat kawasan.
"Meskipun sikap Erdogan tegas, muncul bukti bahwa dia akan melunak dan secara bertahap mengizinkan perbaikan hubungan dengan Israel," kata Smadar Peri dari koran Yediot Aharonot yang beraliran tengah.
"Turki selalu penting bagi Israel dan sebaliknya..."
Kenyataannya, hubungan kedua negara berjalan biasa, ikatan ekonomi tidak pernah dipengaruhi masalah politik dalam beberapa bulan terakhir.
Tidak pernah ada boikot resmi produk Israel di Turki dan tidak satupun kesepakatan perdagangan dibatalkan.
Erdogan sering kali mengecam keras Israel dan mendukung Presiden Palestina Mahmoud Abbas. (Getty Images)
Langkah radikal ini dibicarakan dalam dunia politik Turki, termasuk oleh pesaing utama Erdogan, Muharren Ince (CHP).
Partai lain, HDP yang mendukung Kurdi, bahkan menuntut penghentian semua hubungan ekonomi dengan Israel - langkah yang juga didukung CHP.
Berbeda dengan saingannya, Erdogan dan partainya AKP, yang sama sekali tidak anti-Israel dalam kaitannya dengan bisnis.
- Presiden Turki sebut PM Israel Benjamin Netanyahu 'teroris'
- Islam semakin laku sebagai komoditas politik di Pemilu Turki?
- Turki-Israel sepakat untuk memulihkan hubungan
Koran Israel, Haaretz, menegaskan sebelum pemilu Turki bahwa "beberapa hari sebelum krisis diplomatik Israel-Turki terjadi, AKP menolak RUU di parlemen yang mengusulkan pembatalan semua kesepakatan yang telah dilakukan sebelumnya dengan negara Yahudi dan memutus hubungan ekonomi.
Erdogan dan AKP mungkin saja menggunakan pernyataan tegas menentang Israel, tetapi Israel mengetahui hal ini tidak akan merusak ikatan ekonomi kedua negara.
Sementara itu di Tepi Barat, Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga mengucapkan selamat kepada Erdogan atas kemenangannya. Dia juga mengharapkan Turki terus mencatat keberhasilan, kemajuan dan stabilitas.
Teheran "senang dan gembira"
Presiden Iran Hassan Rouhani (kiri) menunjukkan kesatuan hubungan dengan Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin. (Getty Images)
Presiden Iran Hassan Rouhani adalah salah satu orang yang pertama kali menyelamati rekannya di Turki.
Pesan resmi Rouhani menyatakan "dengan perasaan senang dan gembira, saya menyatakan pernyataan selamat sejujurnya kepada Yang Mulia karena telah terpilih kembali."
Alasan mengapa ia optimistis? "Ikatan sejarah, budaya dan keagamaan kita yang kuat", demikian pesannya.
Salah satu alasan penerimaan Rouhani adalah kemungkinan dia memandang Erdogan sebagai seseorang yang sangat anti-Israel dan pro-Palestina. Sama seperti dirinya sendiri.
Wartawan BBC Persia, Ebrahim Khalili mengatakan, "Erdogan sebagai seorang Islamis moderat, dia berpegang kepada aturan Islamis yang dipandang penting Iran; dia memiliki latar belakang yang tepat."
Iran memandang Erdogan sebagai pemimpin dunia yang menghormati formalitas Islamis, seperti istrinya yang memakai hijab. (Getty Images)
Pesan Rouhani juga menyebutkan "hubungan bertetangga yang baik, saling menghormati dan perhatian yang sama" dengan pandangan untuk menyelesaikan masalah dan meningkatkan perdamaian kawasan dan stabilitas.
Pengamat BBC mengatakan meskipun pada mulanya terdapat ketegangan antara Turki dengan Iran terkait dengan Suriah, kemudian mereka sepaham, bersama-sama dengan Rusia.
Rusia, Turki dan Iran mengedepankan pandangan tiga negara untuk mendukung pemimpin Suriah, Bashar al-Assad. Sikap ini membuat sejumlah kekuatan kawasan mempertanyakannya.
Presiden Iran juga menyatakan harapan hubungan kedua negara akan meningkat selama masa jabatan baru Erdogan.
Tentara Turki berpatroli di Suriah sebagai bagian dari kesepakatan dengan Amerika Serikat. (Getty Images)
Khalili mengatakan Iran mengingat Turki sebagai rekan kawasan yang baik terkait dalam peningkatan kegiatan ekonomi.
"Turki membantu Iran saat AS menerapkan sanksi," tambah Khalili "membantu sistem perbankan untuk menghindari pembatasan, menyalurkan dolar dan emas ke Iran."
Khalili mengatakan ada satu hal penting yang lebih menjelaskan sejalannya pandangan Erdogan dengan rencana Iran: Perlawanan Turki terhadap pengaruh Arab Saudi di kawasan.
Erdogan secara terbuka menolak kehadiran Arab Saudi di Irak dan Suriah. Sikap ini menunjang pendekatan bermusuhan Iran terhadap negara Arab tersebut.
(nvc/nvc)











































