Secara mengejutkan Trump menerima tawaran Korea Utara untuk melakukan pertemuan langsung. Pejabat Korea Selatan mengatakan Kim siap untuk melepaskan senjata nuklirnya.
Namun rincian mengenai rencana pembicaraan masih belum jelas, tanpa ada kepastian tentang lokasi atau agenda.
- Direktur CIA : Amerika 'mengetahui' risiko pertemuan Donald Trump-Kim Jong-un
- Trump: "Kesepakatan dengan Korea Utara tengah dibuat".
- Korea Utara-AS: Setelah saling ancam, mengapa Donald Trump dan Kim Jong-un mau bertemu?
Analis merasa skeptis tentang apa yang dapat dicapai dalam pembicaraan tersebut mengingat isu yang sangat kompleks.
"Kami tidak melihat ataupun menerima respons resmi dari rezim Korea Utara mengenai pertemuan Korea Utara-AS," jelas seorang juru bicara dari Kementerian Unifikasi Korea Selatan pada Senin (12/3).
"Saya merasa mereka melakukan pendekatan yang hati-hati terhadap masalah ini dan mereka butuh waktu untuk mengatur sikap mereka."
Pejabat Korea Selatan berkunjung ke China untuk membicarakan pertemuan dengan mitranya di Beijing, yang dianggap sebagai pendukung terakhir dari rezim Korea Utara.
Kemudian mereka akan ke Jepang, yang seperti AS telah berulangkali terancam oleh Pyongyang.

Amerika Serikat berulang kali menyatakan Korea Utara untuk hentikan program senjata nuklirnya. (AFP)
Tawaran pertemuan puncak yang mengejutkan itu terjadi setelah lebih dari setahun kedua pemimpin Korea Utara dan AS mengeluarkan retorika yang saling menghina, yang menimbulkan kekhawatiran global akan meningkatkan ketegangan menjadi konfrontasi militer.
Korea Utara telah melancarkan sejumlah uji coba nuklir selama setahun terakhir dan mengembangkan rudal jarak jauh, yang disebutnya dapat membawa bom nuklir sampai ke wilayah daratan AS.
Pertemuan presiden AS dan pemimpin Korea Utara belum pernah terjadi sebelumnya.
Tetap saja, rincian pertemuan masih belum jelas.
"Pyongyang mungkin ingin melihat dan menunggu bagaimana tawaran tersebut diterima Washington," kata Andray Abrahamian, Peneliti di Pacific Forum CSIS, kepada BBC.
"Ada sedikit kebingungan dalam membaca pesan dari Gedung Putih jadi mungkin masuk akal untuk membuat sejumlah peraturan mendasar sebelum menyampaikannya kepada publik," jelas Abrahamian.
- Korea Utara-AS: Apa yang ganjil dari rencana KTT Kim-Trump?
- 'Senjata rahasia' Korea Utara itu bernama Kim Yo-jong, adik Kim Jong-un
- Korea Utara memiliki 'bom nuklir siap rudal'
Jika pertemuan terjadi, Trump diperkirakan akan bertemu dengan pemimpin Korea Utara pada akhir Mei, sementara dua Korea akan melakukan pembicaraan terpisah sebelumnya.
Para pengamat memiliki pendapat yang berbeda mengenai apakah pembicaraan akan memuluskan jalan bagi Pyongyang melepaskan ambisi nuklirnya atau apakah Korea Utara berupaya meraih kemenangan propaganda dan memperoleh kelonggaran dari sanksi internasional yang telah berlangsung selama beberapa tahun.
"Tujuan jangka pendek mereka akan mendapatkan kelonggaran dari sanksi," jelas Abrahamin.
"Banyak pakar tampak kesal bahwa Kim Jong-un akan menggunakan sebuah pertemuan puncak untuk propaganda. Ini seharusnya tidak menjadi perhatian besar.. (Itu) tidak berarti bahwa Amerika Serikat memberikan persetujuan terhadap sistem politiknya, catatan HAK atau program senjata," tambah dia.
(nvc/nvc)