Antara China, Vatikan dan Kesepakatan Kontroversial

Antara China, Vatikan dan Kesepakatan Kontroversial

BBC World - detikNews
Senin, 05 Feb 2018 09:44 WIB
Antara China, Vatikan dan Kesepakatan Kontroversial
Paus Fransiskus mengatakan dia ingin mengunjungi Cina. (Getty Images)
Jakarta - China dan Vatikan hampir mencapai sebuah kesepakatan bersejarah terkait penunjukan uskup, menurut keterangan media.

Sebuah kesepakatan mungkin dapat ditandatangani dalam beberapa bulan, seperti disampaikan seorang sumber pejabat senior Vatikan. Jika tercapai, kesepakatan itu merupakan terobosan dalam hubungan kedua pihak.

Hubungan antara China dan Vatikan sejak lama mengalami ketegangan karena perselisihan mengenai siapa yang dapat menunjuk uskup di negara tersebut.

China yang pertama kali memutuskan hubungan diplomatik dengan Tahta Suci pada 1951, dan banyak umat Katolik dipaksa untuk sembunyi-sembunyi selama masa pemerintahan komunis Mao Zedong, sampai 1980an di mana praktik religius ditoleransi kembali.

Saat ini, umat Katolik di China menghadapi pilihan antara menghadiri gereja-gereja yang diizinkan negara atau beribadah di gereja bawah tanah.

Gereja- gereja bawah tanah hanya mengakui otoritas Vatikan, di mana gereja-gereja pemerintah China menolak untuk menerima otoritas Paus.

Saat ini ada sekitar 100 uskup Katolik di China, sejumlah orang di antaranya disetujui oleh Beijing, dan lainnya oleh Vatikan, dan secara informal banyak juga yang disetujui oleh keduanya.

Gereja di CinaOrang-orang berdoa di gereja 'bawah tanah'. (BBC)

Hubungan China dan Vatikan tampak lebih mencair.

Tahun lalu, Paus Fransiskus menyampaikan bahwa dia ingin mengunjungi China "segera setelah mereka menyampaikan undangan kepada saya". Pemimpin umat Katolik itu juga mengatakan bahwa ada "kemungkinan untuk memiliki hubungan yang baik dengan China".

Pejabat China dan Vatikan setidaknya telah bertemu selama empat kali sejak 2016 lalu yang membahas penunjukan uskup, seperti disampaikan media pemerintah.

Apa isi kesepakatan?

Dalam kesepakatan, Vatikan akan memberikan keputusan dalam penunjukkan uskup di China yang akan datang, seperti disampaikan oleh seorang sumber Vatikan kepada kantor berita Reuters.

Bagi Beijing, sebuah kesepakatan dengan Vatikan akan mengizinkan negara memiliki wewenang untuk mengontrol gereja-gereja bawah tanah.

Secara global, kesepakatan itu akan meningkatkan gengsi China - yang memiliki hubungan dengan salah satu agama terbesar di dunia.

Secara simbolis, kesepakatan itu juga akan menjadi sinyal pertama pendekatan antara China dan gereja Katolik selama lebih dari setengah abad.

Vatikan merupakan satu-satunya negara di Eropa yang memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan. Sampai saat ini tak jelas apakah kesepakatan antara China dan Vatikan akan mempengaruhi hubungan Tahta Suci dengan Taiwan.

Gereja di Cina(AFP/Getty Images)

Apa arti kesepakatan ini bagi umat Katolik di China?

Penganut Katolik Roma di Cina berjumlah 10 juta orang. Belum pasti sejauh mana kesepakatan tersebut akan berdampak pada komunitas tersebut, meskipun muncul sejumlah keraguan.

Kardinal Joseph Zen di Hong Kong pada Rabu lalu mengkritik Vatikan atas upayanya untuk berdiplomasi dengan Cina, dengan menuduh Gereja memaksa uskup untuk pensiun dan menggantikannya dengan pilihan Beijing.

"Apakah saya berpikir bahwa Vatikan menjual Gereja Katolik di China?" tulis dia di Facebook. "Ya, tentu saja."

Bagaimanapun, sejumlah pihak lainya merasa hubungan China dan Vatikan menimbulkan harapan baru.

Pastor Jeroom Heyndrickx, seorang pemuka agama Belgia yang selama 60 tahun membantu umat Katolik China, mengatakan yakin China "siap untuk berdialog."

"Selama 2.000 tahun di Cina, kaisar merupakan kaisar dan paus pada saat yang sama," kata dia kepada BBC. "Namun China telah berubah dan Gereja telah berubah dan ini merupakan kesempatan yang baru untuk keberhasilan dialog."

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads