Sarankan Hillary Clinton untuk Merajut, Vanity Fair Minta Maaf

Sarankan Hillary Clinton untuk Merajut, Vanity Fair Minta Maaf

BBC World - detikNews
Jumat, 29 Des 2017 13:19 WIB
Washington DC -

Juru bicara majalah Vanity Fair meminta maaf setelah mempublikasikan sebuah video 'humor' yang menyarankan Hillary Clinton untuk "merajut" daripada mencalonkan diri kembali menjadi presiden.

Video itu telah memicu tudingan seksisme di media sosial.

Dalam video, majalah itu menyarankan enam resolusi tahun baru untuk Hillary Clinton.

Publikasi ini merupakan sebuah rangkaian video yang ditujukan untuk sejumlah figur dan dibuat oleh editor dan penulis Vanity Fair.

Tayangan video itu menyampaikan sejumlah saran untuk Hillary Clinton, yang kalah dari Donald Trump dalam pemilihan presiden tahun 2016, untuk keluar dari panggung poltik.

Saran itu termasuk:

"Ini saatnya untuk mengerjakan buku serial Anda, What Happened: What the Hell Happened."

"Minta seseorang dalam staf teknologi Anda untuk menonaktifkan pengisian otomatis di iPhone Anda jadi saat mengetik F tidak menjadi 'Formulir Komite Penyelidikan untuk 2020'," (sebuah referensi tanggal pemilihan presiden berikutnya)

"Anda mengetahui bagaimana Anderson Cooper yang Anda ceritakan mengenai alternatif pernapasan melalui hidung? Anda tampak menguasainya. Anda harus mencoba untuk mengajar di kelas."

Namun saran itu telah memicu kritikan di media sosial adalah bahwa Hillary Clinton "melakukan hobi baru di tahun baru: kerja relawan, merajut, meningkatkan kemampuan komedi - apapun yang membut Anda tidak mencalonkan lagi".

Sejak pemilu, sejumlah komentar mengeluhkan bahwa Hillary Clinton tidak dapat memikul tanggung jawab atas perannya dalam kekalahan yang mengejutkan dan memecah belah partai tersebut.

Analis menyebutkan banyak yang meminta agar Clinton dan pendukungnya untuk melupakan kekalahan dengan menarik diri dan mengizinkan partai untuk bangkit kembali, kata analis.

Meski begitu, jika ini hanya untuk gurauan semata, banyak pengguna Twitter yang tidak terkesan.







SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Dalam responnya penulis Vanity Fair yang berada dibalik saran 'merajut', Maya Kosoff, dilaporkan menulis cuitan bahwa dia tidak "merasa dihargai karena dibawa keluar dari konteks sehingga membuatnya tampak sangat seksis".

Pengguna Twitter lain, termasuk Fox News, menyebut cuitan-cuitan itu sebagai "kemarahan liberal".

Namun, dalam pernyataannya juru bicara Vanity Fair, Beth Kseniak mengatakan :"Itu merupakan sebuah upaya menyampaikan humor dan kami menyesal telah kehilangan sasaran."

Permintaan maaf itu dikritik oleh Donald Trump.




Bagaimanapun, dia juga dikomentari karena dalam cuitannya menunjuk Anna Wintour yang merupakan editor Vogue, bukan Vanity Fair. Dia juga merupakan direktur artistik untuk Conde Nast, yang menerbitkan kedua judul itu.

"Cuitan Trump membela video kontroversial Vanity Fair mengenai Hillary Clinton, entah bagaimana membawa Anna Wintour ke dalamnya," jelas majalah berita The Week.

(nvc/nvc)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads