
(Getty Images)
Anggota parlemen senior dari Partai Demokrat membuka penyelidikan terhadap penggunaan akun e-mail pribadi yang dilakukan oleh menantu Presiden Trump, Jared Kushner untuk urusan terkait pemerintah Amerika Serikat.
Senator Elijah Cummings menulis surat kepada menantu dan penasihat senior Presiden Donald Trump tersebut, meminta agar ia mengamankan semua e-mail pribadinya.
- Bagaimana email iseng menipu para pejabat senior Gedung Putih?
- FBI soroti menantu Trump terkait investigasi Rusia
- Menantu Presiden Trump batalkan perundingan bisnis dengan perusahaan Cina
Cummings mengutip penyelidikan yang dilakukan oleh Partai Republik kepada server e-mail Hillary Clinton sebagai acuan permintaan tersebut.
"Publik memiliki hak untuk mengakses catatan publik," tulis Cummings.
"Publik memiliki hak atas kepastian bahwa tidak ada informasi rahasia atau sensitif yang berisiko membahayakan," tulis Cummings mengutip surat yang ditulis senator Republikan Trey Gowdy kepada tim legal Clinton pada 19 Maret 2015.
Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders mengatakan tidak akan membuka e-mail tersebut pada konferensi pers yang digelar pada Senin, dengan mengatakan: "Saya tidak akan membahas pembicaraan yang belum terjadi."
Dia menambahkan bahwa penggunaan e-mail pribadi untuk menjalankan urusan pemerintah adalah "sepengetahuan saya, sangat terbatas".
Pada hari Minggu lalu, pengacara Kushner mengkonfirmasi bahwa "kurang dari 100 e-mail sejak Januari sampai Agustus" dan 100 e-mail dikirim melalui akun pribadi yang dibuat oleh Kushner dan istrinya, Ivanka Trump.
Ironisnya, selama kampanye kepresidenan Donald Trump berulang kali menyudutkan pesaingnya waktu itu, Hillary Clinton karena menggunakan akun e-mail pribadi ketika menjabat Menteri Luar Negeri, dan berjanji untuk memenjarakannya terkait caranya menangani informasi rahasia.
Penggunaan akun pribadi dapat membuat catatan resmi berada di luar jangkauan wartawan, anggota parlemen dan pihak lain yang mencari informasi yang tersedia untuk umum.