
Ayah dari dua tersangka pelaku serangan mobil di Cambrils, Spanyol, menuding seorang ulama yang sedang buron yang membuat kedua putranya menjadi radikal.
Hecham Igasi mengatakan kepada BBC bahwa ulama Abdel Baqui es Satti yang bertanggung jawab atas radikalisme Mohamed dan Omar Hychami.
Keduanya termasuk dalam lima tersangka penyerang mobil yang ditembak mati oleh polisi setelah menabrak kawasan pejalan kaki di Cambrils, wilayah wisata tepi laut sekitar 110 km di barat daya Barcelona.
- Jaringan teror Barcelona 'sudah terbongkar' sepenuhnya? Sejumlah fakta
- Polisi memburu tersangka supir serangan mobil di Barcelona
- Kepolisian Spanyol hentikan 'serangan kedua' usai 13 tewas di Barcelona
Seorang tewas dalam serangan itu sementara enam lainnya cedera, termasuk seorang polisi.
Serangan tersebut terjadi sekitar delapan jam setelah serangan di kawasan wisata terkenal La Rambla di Barcelona, Kamis (17/08) pukul 16.50 waktu setempat.

Seorang sopir mengendarai mobil barang dengan kecepatan tinggi sambil menyetir zig-zag untuk menabrak para pejalan kaki sebanyak mungkin sehingga menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai 100 lebih lainnya.
Polisi masih mencari seorang pria yang diduga merupakan sopir mobil barang di Barcelona. Walau tidak menyebut namanya namun diyakini dipastikan pria itu adalah Younes Abouyaaqoub, yang berusia 21 tahun dan lahir di Maroko.

Delapan dari tersangka yang terkait dengan serangan di Barcelona dan Cambrils berasal dari kota Ripoll, tempat ulama Abdel Baqui es Satti berkotbah.
Ulama itu disebut meninggalkan masjid di Ripoll pada bulan Juni untuk sebuah perjalanan panjang ke Maroko namun seorang teman di tempat tinggalnya mengatakan melihatnya di Ripoll pada Selasa (15/08).
- Insiden Barcelona, terbaru dalam rangkaian serangan mobil di Eropa
- Lima tersangka serangan mobil di Spanyol tewas ditembak polisi
- Dua serangan teror beruntun, mengapa Spanyol menjadi sasaran?
Kepala Kepolisian Catalan, Josep Lluis Trapero, menjelaskan kepada para wartawan bahwa sel para penyerang terdiri dari 12 orang dan sudah merencanakan serangkaian serangan selama enam bulan belakangan.
Serangan di Barcelana dan Cambrils terjadi setelah ledakan yang menghancurkan sebuah rumah di Alcanar, di sebelah selatan Barcelona, dan di rumah tersebut terdapat sejumlah botol gas propana dan butana.
Polisi mengatakan ada hubungan antara ledakan di rumah tersebut dengan serangan di Barceloba dan Cambrils.

"Kami mulai melihat dengan jelas bahwa (rumah di Alcanar) adalah tempat mereka merencanakan bahan peledak untuk satu serangan atau lebih di Barcelona," jelas Trapero.
"Kami tidak dalam posisi untuk mengatakan hal yang menyebabkan radikalisasi dari orang-orang ini."
Dia tidak menutup kemungkinan bahwa tersangka yang masih buron sudah melintasi perbatasan ke Prancis walau 'tidak ada informasi khusus tentang itu'.
(nvc/nvc)